Note :
*Mengandung sedikit adegan drama, mohon dimaklumi :')"Kau...kau...." laki-laki jelek itu mengayun ayunkan botolnya di udara sambil berjalan cepat ke arah Seonho. Seonho sudah ingin berteriak tapi adegan selanjutnya membuatnya justru hampir terpingkal-pingkal. Laki-laki itu tersandung sepatunya sendiri, dan wajahnya yang sudah kumal bertambah kumal karena mencium tanah. Botol di peganganya masih kokoh seolah botol itu lebih penting dari apapun.
"Pffttt...," Seonho menahan tawanya mati-matian, takut laki-laki itu tersinggung.
Dengan gerakan tak karuan laki-laki itu mencoba bangkit, botol sojunya bahkan ia gunakan sebagai penyangga saat mencoba berdiri.
"Hey kau...," kata laki-laki itu sambil menyodorkan soju tepat ke wajah Seonho.
Tawa Seonho langsung menghilang, sebaliknya matanya menatap penuh tanya.
"Minum ini." Kedua mata laki-laki itu sudah setengah merem, hidungnya memerah, dan nafasnya sangat bau.
Kedua alis Seonho bergerak turun, apa orang aneh ini menyuruhnya minum soju?"Cobalah..," perintah laki-laki itu sambil menggoyang-goyangkan botol.
Seonho menggeleng, "Maaf paman, aku belum berani."Laki-laki itu berdecih pelan, "Anak muda jaman sekarang nyalinya ciut sekali," omelnya lalu berbalik dengan sempoyongan. Beberapa kali ia hampir jatuh lagi karena menginjak tali sepatunya sendiri.
Ia duduk jongkok di depan gerbang rumah itu, tangannya melambai ke arah Seonho. "Hey nak, duduklah sini," teriaknya.
Seonho duduk persis di sebelahnya, otaknya sama sekali tak berpikiran macam-macam tentang orang asing ini.
"Kau pasti turis kan, orang-orang semakin banyak saja yang datang ke sini," kata laki-laki itu.
Bukannya menjawab Seonho malah melemparkan pertanyaan yang sejak tadi mengusiknya, "Ngomong-ngomong kenapa paman mondar-mandir di sini?"
Laki-laki itu tertawa keras lalu menepuk-nepuk bahu Seonho lemah, "Apa terlihat aneh? Memangnya aku tak boleh di sini."
"Paman tahu apa yang pernah terjadi di rumah ini?" tanya Seonho tanpa basa-basi.
Laki-laki itu menghentikan tawanya lalu mengetuk-ngetuk kepalanya dengan botol soju seperti orang bingung. "Rumah ini ya... apa ya...," gumamnya lirih. "Sepertinya aku mulai pikun, padahal usiaku belum setengah abad, sebentar biar kuingat," lanjutnya sambil menggaruk-nggaruk topi lusuh nya.
Seonho tak pernah bertemu orang seaneh ini. Penampilan menyeramkan dengan luka di sekitar mata, nafas yang bau, dan sikap yang seperti orang tak waras pasti sudah membuat banyak orang lari ketakutan hanya dengan melihatnya.
"AH...," laki-laki itu menjentikkan jarinya keras lalu dengan seringai kecil dia berkata, "Aku ingat cerita rumah ini dulu pernah menghebohkan semua orang. Kau tahu nak, putra kedua pemiliknya sudah menghabisi seluruh penghuni di malam badai itu."
Seonho tak terkejut, tapi cerita itu membuatnya sangat tertarik. "Bisa paman ceritakan lebih detail."
Laki-laki itu menyeringai kecil lalu menceritakan kisah suram yang terkenal seantero Ullengdo. Ia berbicara dengan tersendat-sendat, alkohol itu sangat mempengaruhi cara bicara dan ingatannya."Jadi putra tuan Kim menghilang ?" tanya Seonho.
"Tidak ada yang tahu kemana anak itu hilang, kenapa polisi-polisi itu tak bisa menemukan satu orang di pulau kecil ini, bodoh sekali," kata laki-laki itu sambil menyandarkan kepalanya di gerbang. Kedua tangannya lunglai di tanah masih sambil menggengam botol soju. Pipinya menggembung, bibirnya mengerucut sambil mengeluarkan bunyi "prutt," berkali-kali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Play
Gizem / GerilimTentang keluarga vampire yang diam-diam buat ulah hanya untuk bermain-main dengan sekumpulan anggota klub pecinta hal-hal berbau detective. Guanlin Seonho Jinyoung Jihoon Daehwi Samuel Haknyeon Euiwoong Woojin Hyungseob #guanlin #seonhoo #...