Klub Holmes?

2.1K 299 29
                                        

Guanlin menatap lama bulan purnama yang bersinar terang dari jendela yang terbuka. Sesuatu di dalam dirinya menjalar ke jutaan sel saraf, menciptakan perasaan luar biasa. Iris matanya yang hitam kelam, berubah merah sesaat. Wajahnya yang sudah pucat menjadi semakin pucat.

"Hyung,"

Guanlin membalikkan badan. Seseorang dengan tatapan dalam berdiri di dekat pintu. Sorot lampu dari balik punggung JInyoung menembus masuk ke ruangan yang gelap. Wajahnya lebih bersinar dan rambut yang biasanya hitam legam berubah warna biru es.

"Ada sesuatu?"

Jinyoung menggeleng. "Sepertinya mereka berencana menganggu klub itu lagi."

Paham siapa yang dimaksud, alis Guanlin sedikit mengerut,"Kali ini apa lagi?"

Jinyoung hanya mengedikkan bahu.

"Mereka dimana?"

"Ruang tengah."

Guanlin berjalan santai melewati Jinyoung, ia penasaran ide apalagi yang mereka pikirkan.

Rupanya Jinyoung ikut mengekor di belakangnya. Siapapun yang melihat mereka berjalan beriringan seperti ini langsung bisa menduga mereka kakak adik sedarah. Bukan hanya karena kemiripan wajah, namun gestur dan langkah kaki mereka bahkan seirama.

Begitu keduanya sampai di ruang tengah, semua orang langsung menghentikan aktivitas. Kali ini pemandangan yang Guanlin lihat sedikit berbeda dengan hari-hari biasa.

Perbedaan paling mencolok terletak pada rambut. Woojin duduk dengan tangan bersidekap di sofa tunggal. Rambutnya berwarna merah seperti cherry, dari ekspresinya jelas dia sedang tak senang dengan sesuatu.

Di sofa panjang Haknyeon duduk dengan kaki terlipat sambil memangku laptop seharga sepeda motor. Rambutnya yang biasanya hitam legam berubah ungu tua.

Di sebelahnya, Samuel memandangi Guanlin dengan ponsel digenggaman. Hanya rambutnya yang tak banyak berubah. Yang biasanya coklat tua, kini sedikit lebih terang.

"Hyungg..." Panggilnya.

"Kalian membuat rencana lain lagi?" tanya Guanlin santai sambil berjalan menuju sofa tunggal yang persis menghadap sofa Woojin lalu duduk dengan punggung menyandar.

Woojin menghela nafas, "Tidak, jika ketahuan lagi habislah kau."

"Rencana kalian sebelumnya sudah bagus, eksekusinya saja yang diluar dugaan,"ucap Guanlin.

"Ckckc..... Menyerang lagi hmm? tidak sabaran," tiba-tiba Haknyeon bergumam sendiri sambil terkekeh. Kedua tangannya semakin cepat menari-nari di atas keyboard.

"Perang game online dengan Euiwoong,"Woojin berinisiatif menjelaskan karena ekspresi Guanlin sedikit bingung.

"Sejak kapan?"

"Sudah sebulan ini, kalau tebakanku benar, ini kali ketiga."

"Pantas Euiwoong kelihatan paling dendam dengan Haknyeon hyung,"celetuk Samuel.

Haknyeon menutup laptopnya dengan senyuman lebar, melepas kaca matanya lalu menaruh semuanya di meja.

Tak ada yang berminat bertanya lebih jauh, apapun yang dilakukan/dipertaruhkan sudah pasti dia menang lagi.

"Oh ya hyung, setelah ujian semester, bukannya sekolah mengadakan study tour?"

"Kemana?" Jinyoung yang sejak tadi duduk diam di sebelah Haknyeon langsung tertarik dengan obrolan.

Samuel mengedikkan kedua bahu,"Entah..., belum diumumkan."

Haknyeon menyandarkan kepalanya di sofa sambil kedua tangannya di belakang kepala, "Another jalan jalan time berkedok study tour."

Let's PlayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang