Kebenaran

1.3K 257 20
                                    


Sungguh Woojin tak mengerti dengan sikap Seonho. Kenapa menampar Guanlin? Apa yang harus dijelaskan?

Guanlin tersenyum kecil, “Kau yang lebih berhak menjelaskan semuanya Seonho, kau yang muncul dengan pakaian ini, kau yang sudah menamparku, kau yang bisa menjelaskan semua kekacauan ini lebih gamblang."

Seonho menatap Guanlin dingin, tapi Guanlin tampak tak terganggu sama sekali. Sikapnya tetap tenang.

“Bisa kalian cepat, aku sudah penasaran setengah mati,” ujar Haknyeon kesal.

“Si peneror itu, Jinyoung kan?” ujar Seonho sambil menatap Jinyoung dari bahu Guanlin.

Seketika semua orang menatap Jinyoung tak percaya, terlebih Woojin. Jinyoung? Bagaimana bisa? Tapi Jinyoung sama sekali tak membantah atau gugup. Wajahnya tetap datar tanpa ekspresi.

“Apa kau bertanya padaku?” tanya Guanlin masih dengan wajah tenang.

“Oh, maafkan karena aku menggunakan nada bertanya, harusnya aku bilang, si peneror itu adalah adikmu Guan hyung.”

“Begitu? Alasan? Bukti? Kau memilikinya?”

“Pakaian ini....., diambil dari lemari kamarmu, di laci milikmu. Paman aneh, kita benar-benar  bertemu lagi ya. Menghawatirkanku setelah malam kemarin?” Seonho menyeringai kecil.
Guanlin menatap Seonho datar dan itu membuat Seonho semakin percaya diri.

“Malam saat aku menghilang.......”

$%^&*()
.
.
.

Seonho menyingkapkan lengan baju milik laki-laki aneh itu, tubuhnya bergetar kecil dan wajahnya memucat, “Tanda ini...”Seonho menunjuk lengan bersih laki-laki itu, “Di lengan kirinya, aku melihatnya paman, tanda titik kecil itu ada di sana,” ujar Seonho.

Laki-laki aneh itu mengerutkan kening, nampak tak mengerti dengan maksud ucapan Seonho.

“Aku tadi menyelidikinya, mereka pelakunya.... pembunuh keluarga tuan Kim Seunjong, kedua pembantu rumah tangga itu....” Seonho bicara dengan nafas terengah sehingga ucapannya tak teratur, dia hanya mengucapkan apa yang ada di kepalanya. Cengkramannya pada lengan laki-laki itu semakin kuat.

“Mereka mengejarku....mereka melihatku,” nada Seonho terdengar makin cemas. Tiba-tiba matanya membulat dan secepat kilat Seonho langsung berlari pergi.

“Tung..tunggu, kau mau kemana ?” Laki-laki itu tak mengerti dengan apa yang terjadi dan mencoba mengejar Seonho. Tapi Seonho berlari kencang hingga dalam beberapa saat ia sudah kehilangan jejaknya.

Laki-laki itu berhenti sebentar, menengok ke sana kemari tapi dia benar-benar tak mendapat petunjuk kemana Seonho menghilang. Bermacam-macam pertanyaan serabutan di otaknya, membekaskan sebuah tanda tanya besar. ADA APA DENGAN SEONHO?

Tanpa ia sadari dari jarak yang cukup jauh, di balik gelap bayangan rimbunan pepohonan, Seonho menatap laki-laki itu tajam, memperhatikan setiap gerak-geriknya. Ia bahkan hampir lupa berkedip karena terlalu serius. Sebuah pertanyaan besar meraung-raung di kepalanya, menuntut penjelasan. Sebelum otaknya mendapat asupan jawaban yang memuaskan, Seonho tak akan bisa tenang. “UNTUK APA GUANLIN MENYAMAR?"

$%^&*()
.
.
.

“Sejujurnya aku belum tahu pasti kenapa kau melakukan penyamaran ini. Berpura-pura sebagai laki-laki pemabuk lalu memberiku semua informasi yang berkaitan dengan tragedi keluarga Kim. Kau melakukannya secara implisit, memancing rasa ingin tahuku untuk menyelidiki kasus itu lebih dalam,” ujar Seonho datar.

Let's PlayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang