Tepat setelah mereka kembali dari rumah kosong, jam menunjukkan pukul 06.10. Meski langit masih belum terlalu terang, mereka memutuskan untuk menunda acara jalan-jalan menikmati udara pagi. Ketika, hendak masuk ke penginapan seorang laki-laki paruh baya sedang asik menanam sesuatu di halaman belakang penginapan.
Kening Seonho mengernyit halus. Jika yang dilihatnya adalah para petani yang bekerja di ladang atau nelayan yang baru pulang dari laut, Seonho tak akan heran, tapi ini berkebun, di lahan sempit belakang rumah, sepagi ini? Seonho tak tahu kebiasaan orang di pedesaan, tapi bagi dia yang menghabiskan waktu 16 tahun hidup di kota, itu agak aneh.
Ketika orang itu menatap mereka berlima sekilas, Seonho sadar laki-laki itu adalah salah satu pelayan di penginapan yang ikut menyambutnya saat pertama kali datang. Hanya ada dua pelayan di penginapan ini, dia dan seorang wanita juru masak.
Wajah laki-laki itu sama sekali tidak ramah, tubuhnya kurus, lekukan di sekitar matanya agak dalam sehingga bola matanya kelihatan menonjol, berkumis tipis, tingginya kurang lebih sama dengan Seonho. Kemarin tatapannya sangat sayu, seperti orang tak punya semangat hidup, tapi pagi ini sinar matanya lebih cerah meski raut wajahnya tetap datar. Mungkin kemarin dia kelelahan. Mengurus kenyamanan seluruh penghuni penginapan bukan pekerjaan ringan kan?
Laki-laki itu tampak semangat sekali mencangkul lalu menanam biji-biji ke tanah.
"Ahjusshi nanam apa jam segini?"tanya Daehwi penasaran.
"Sayur dan tanaman dapur,"jawabnya semangat, wajahnya ceria sekali.
"Oh....,"Daehwi manggut-manggut.
"Nggak nunggu agak siang? Jam segini kan masih dingin," kata Hyungseob.
"Kalau buat gerak gak akan kerasa dingin," jawabnya tanpa menatap Hyungseob.
"Mau dibantu?" tawar Euiwoong.
Laki-laki itu mendelik tajam, "DUH...ANAK-ANAK CEREWET, MASUK SANA, GANGGU SAJA," bentaknya.
Wajah Euiwoong langsung tertekuk dibentak seperti itu. Kenapa pas dia yang tanya malah dibentak? Padahal dia kan justru menawarkan bantuan. Kekehan kecil Daehwi menyapa indra pendengarannya, membuat moodnya semakin jelek.
"Ya udahlah ayo masuk," ajak Hyungseob.
Mereka berlima lalu masuk kembali ke kamar masing-masing membiarkan paman itu asik sendiri dengan pekerjaanya.
$%^&*()
.
.
.
Acara pagi ini adalah hiking ke sebuah bukit di dekat penginapan, kata si pemilik penginapan, tuan Kim Taedong, tadi pagi saat sarapan dari atas bukit pemandangannya sangat bagus, dijamin tidak akan menyesal. Selesai sarapan Seonho, Euiwoong, Daehwi, Hyungseob, dan Jihoon memilih pergi duluan. Alasannya karena mereka ingin menikmati hawa pagi lebih lama di atas bukit. Tapi siapa sangka ternyata geng Guanlin juga menginginkan hal yang sama?
Pada akhirnya mereka berangkat bersama setelah perdebatan sengit antara Euiwoong, Daehwi dan Samuel Haknyeon tadi di penginapan. Tentu saja Euiwoong marah-marah, dipikirannya sudah tertempel stigma negatif berlebihan tentang geng Haknyeon. Sementara Daehwi , ia hanya ikut tersulut emosi karena celetukan Samuel soal celana pink nya yang mirip sosis mentah dan rambutnya yang belum sempat tersisir seperti jerami pora poranda kena bom.
Geng Seonho dengan tambahan Sewoon dan Jaehwan berjalan di depan sementara geng Gualin agak jauh di belakang.
"Kira-kira kita mau apakan mereka?" tanya Haknyeon pada Woojin yang ada di sebelahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Play
Mystery / ThrillerTentang keluarga vampire yang diam-diam buat ulah hanya untuk bermain-main dengan sekumpulan anggota klub pecinta hal-hal berbau detective. Guanlin Seonho Jinyoung Jihoon Daehwi Samuel Haknyeon Euiwoong Woojin Hyungseob #guanlin #seonhoo #...