You ?

916 171 21
                                    

Pintu rumah yang ia datangi nampak terkunci, tapi Guanlin tak peduli dan bersikeras mendobraknya. Sejak awal ia sudah curiga, tapi menurut Samuel, Flokey, burung hantu peliharaanya tak mengatakan ada hal mencurigakan apapun.

Ia menoleh sebentar ke Donghyun setelah berhasil mendobrak paksa pintu. Ia sempat berpikir laki-laki ini yang sudah menyembunyikan adiknya. Kenapa? seperti yang dulu ia katakan, "hanya spesies itu sendiri yang paling tahu kekuatan maupun kelemahan spesies itu."

Diantara semuanya, tentu Donghyun yang paling memahami atas apa yang terjadi pada mereka berenam. Kekuatan dan kelemahan mereka, dia yang paling memahaminya.

Ilmuwan gila itu juga tidak mungkin berdiam diri tanpa melakukan riset lagi selama 300 tahun ini. Ucapannya sendiri tentang, "Tuan muda kita pasti punya alasan mau tinggal di tempat seperti ini di saat dia sendiri bisa hidup terhormat seperti kita dengan kekayaanya," membuatnya menyadari sesuatu. Kenapa? melihat pribadinya, setidaknya Donghyun akan membuat sarang yang nyaman. Lebih mudah pula baginya untuk mempelajari teknologi manusia dengan hidup berbaur dan bertingkah layaknya manusia modern. Jadi kenapa ia bertahan seperti makhluk nomaden yang tidak jelas?

Dan meski melihat ketulusannya dalam meminta maaf saat Donghyun bertamu ke rumahnya tempo hari, Guanlin tetap berpikir, ia kembali pasti untuk sesuatu. Terlebih menghilangnya Jinyoung membuatnya lebih was-was. Jangan-jangan Donghyun memanfaatkan kesempatan dan menggunakan Jinyoung sebagai bahan penelitian barunya.

Ia menunggu selama sebulan ini, berusaha menyelidiki Donghyun maupun Youngmin lewat Flokey, dan hari ini dia mendapatkan jawaban.

Mereka berdua masuk ke dalam rumah, merengsek masuk memeriksa seluruh ruangan, bahkan kamar-kamar tidur. Tapi ada siapapun.

"Dimana mereka?"geram Donghyun panik.

Guanlin berusaha keras berpikir. Tentu akan lebih mudah menyembunyikan seseorang disuatu tempat rahasia.

"Mungkin ada ruang bawah tanah di bawah dapur."

Mendengar suara yang familiar, Guanlin menoleh. Ia agak terkejut mendapati Seonho sudah berdiri tak jauh dibelakangnya dengan wajah datar. Anak itu ? bagaimana bisa sampai di sini?

"Hanya dapur yang lantainya dari kayu, kemungkinan ada ruangan di bawahnya,"lanjut Seonho.

Guanlin mengangguk dan bergegas mencari petunjuk di dapur. Jika ada ruangan rahasia, berarti ada pintu dan tuas rahasia. Tapi dimana?

Mereka bertiga mencari dengan teliti, memeriksa setiap hal secara detail. Tak butuh waktu lama, mata tajam Guanlin dan Seonho menemukan sesuatu yang aneh pada lukisan bunga matahari dalam vas di dekat pintu masuk dapur.

Keduanya berpandangan sebentar lalu Seonho perlahan memutar lukisan itu menjadi terbalik. Seketika lukisan itu menunjukkan gambar yang berbeda dan lantai di dekat Seonho bergeser. Akhirnya mereka menemukannya

#$%^&*()

.

.

.

"HENTIKAN !"

Suara mengejutkan itu membekukan tubuh Youngmin dalam sekejap. Perlahan kepalanya menoleh dan kelopak matanya seketika melebar. Suara yang terdengar familiar itu benar-benar milik seseorang yang ia kenal.

"Hentikan ini...," ujar orang itu lebih pelan.

Ini nyata? Orang di depannya ini nyata? Atau hanya imajinasi gilanya ? Matanya memanas dan tanpa ia sadari sebulir bening meluncur cepat melewati pipinya. I...i..ini sungguhan?

Guanlin melihat Jinyoung terikat di kursi dalam kondisi lemah. Kondisinya tampak menyedihkan dengan rambut berantakan dan pakaian tetap yang ia gunakan saat terakhir kali meninggalkan rumah. Adiknya....., ah....perasaan Guanlin campur aduk melihatnya.

Let's PlayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang