Jarum jam dinding menunjukkan pukul 3 dini hari. Setelah kekacauan yang Guanlin buat, suasana rumah menjadi hening. Woojin dan Samuel kembali larut dalam duka, keduanya menunggu Jinyoung di kamar, sementara Seonho berdiam diri di kursi tamu, bermain handphone sembari menunggu balasan Euiwoong.
Woojin menatap tubuh Jinyoung yang tertutup selimut hingga dada. Kulit wajahnya yang sudah pucat menjadi lebih pucat. Pipinya menjadi lebih tirus hingga tulang rahangnya sedikit menonjol. Melihat tubuh ringkih itu terbaring seperti orang mati membuat jantungnya berdenyut nyeri. Nyerinya semakin menjadi-jadi ketika kata-kata Samuel terngiang lagi di kepalanya, Haknyeon sudah pergi.
Keadaan Samuel pun tak berbeda, perasaanya campur aduk, bahkan isi pikirannya jauh lebih rumit. Matanya tak lepas menatap wajah di atas kasur. Hatinya tak bisa berbohong bahwa kini ada sepercik api kebencian di sana. Samuel sadar dirinya, Haknyeon, dan Guanlin berusaha keras demi kesembuhannya dan sekarang usaha mereka berhasil. Tapi kalau harganya dengan kehilangan Haknyeon.....
Samuel membuang muka, memilih menatap lantai di bawah kakinya guna menepis pikiran-pikiran anehnya. Seharusnya ia tak berpikir egois begini. Seharusnya...Seharusnya.......
Samuel tak tahan lagi, ia mengangkat tubuhnya cepat dari kursi hingga menimbulkan tatapan tanya dari Woojin. Tapi ia memilih mengabaikannya dan keluar tanpa mengucapkan apapun. Kakinya berjalan cepat melewati ruang tengah menuju teras samping. Pintu kaca lebar yang menghubungkan teras ia buka kasar, udara dingin langsung menerpa permukaan kulit.
Samuel benar-benar butuh udara segar. Ia tak ingin membiarkan pikiran buruknya mengambil kendali. Ia harap hawa dingin dan semilir angin malam dapat memberinya ketenangan. Namun, kenapa sekarang pikiran-pikiran liar itu tambah berkembang di kepalanya.
Kenapa harus Haknyeon hyung ? untuk menyelamatkan saudara orang lain kenapa saudaranya yang harus dikorbankan. Jika saja Jinyoung tak sebodoh itu untuk terjerat jebakan Youngmin, jika saja Guanlin hyung tak terluka lebih dulu, jika saja ia tak ngotot minta menyusul Guanlin.
Pandangan Samuel mengabur seiring dengan genangan yang semakin menumpuk di pelupuk mata, Bibirnya bergetar hingga gigi-giginya bergemelatuk,"JIKA SAJA IA TAK NGOTOT MINTA MENYUSUL GUANLIN"
"AKGHHHHH... !" tak kuat dengan suara-suara sumbang di kepalanya Samuel berteriak frustasi. Pot di dekat kakinya berakhir hancur menjadi pelampiasan emosi.
Ingatannya mendadak memutar memori masa-masa awal pelarian mereka berlima. Usai pemberontakan, mereka berlima harus berusaha bertahan hidup ditengah-tengah pelarian, menjadi orang biasa yang tak punya apa-apa, menghadapi kehidupan asing yang membingungkan sebagai peminum darah, kebingungan atas kekuatan baru yang sulit dikendalikan, dan berperang batin dengan kesedihan & trauma. Samuel rasanya hampir gila menghadapi tekanan sebanyak itu.
Bukan hanya dia, Jinyoung dan Guanlin pun pernah mengalami masa-masa depresi berat. Dirinya, Haknyeon, Guanlin, juga Jinyoung sama-sama melihat eksekusi orang tua sendiri di depan mata. Tangan mereka sama-sama berlumuran darah orang-orang paling dicintai. Senyum orang tua mereka yang biasanya menghangatkan perasaan, berubah menjadi hal paling menyakitkan untuk diingat, karena secara otomatis pikiran mereka akan memutar rekaman senyuman sebelum sebuah pedang menebas kepala orang tuanya. Siapa yang tahan dengan siksaan semacam itu ? Hidup tapi seperti tak hidup. Ingin mati tapi sebanyak apapun melukai diri, luka itu tetap akan sembuh kembali. Berusaha menusuk jantung sendiri tapi selalu ada yang menghalangi.
Melihat Jinyoung mengurung diri dan melakukan selfharm itu biasa, begitu juga melihat Guanlin yang gemetaran di pojok ruangan setiap tengah malam sembari meracau tak jelas. Ia sendiri bahkan pernah hampir terjun ke jurang jika saja Haknyeon tak lebih dulu menariknya dan meninju pipinya. Awal-awal pelarian adalah masa-masa terberat dan terkelam. Tapi Haknyeon yang terkenal emosian, justru orang yang paling jarang mengeluh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Play
Mystery / ThrillerTentang keluarga vampire yang diam-diam buat ulah hanya untuk bermain-main dengan sekumpulan anggota klub pecinta hal-hal berbau detective. Guanlin Seonho Jinyoung Jihoon Daehwi Samuel Haknyeon Euiwoong Woojin Hyungseob #guanlin #seonhoo #...