Laki-laki yang aneh

1.3K 236 10
                                    

Pukul 03.00 dini hari tapi Seonho tak bisa tidur. Bagus sekali, lalu bagaimana dia bisa istirahat? Suntuk terus berada dalam kamar, Seonho akhirnya memutuskan pergi ke luar untuk mencari udara segar. Ia mengambil jaketnya, memakainya rapat-rapat lalu melangkah ke luar hampir tanpa suara.

Di luar susana sangat sepi, sayup-sayup terdengar suara gemerisik dedaunan tertiup angin. Agak menyeramkan ketika ia menoleh dan melihat rumah kosong misterius itu. Mungkinkah putra kedua tuan Kim benar-benar kembali ? Tapi setelah bertahun-tahun kenapa baru kembali sekarang? Kemana saja dia selama ini? Lalu teror yang gengnya alami, kenapa MEREKA yang menjadi sasaran?

"Ssst...sssttttttttt.......," Suara bisik-bisik membuyarkan lamunan Seonho.

"Hey nak........," laki-laki mabuk yang kemarin malam tiba-tiba memanggilnya sambil melambai-lambai dari pagar.

Seonho buru-buru mendekat. Gaya laki-laki itu masih tetap teler seperti kemarin malam, pakaiannya, baunya juga masih sama, begitu juga topi lusuh yang ia kenakan.

"Apa yang paman lakukan di sini?"

Laki-laki itu mengerutkan kening lalu berdecak-decak sambil geleng-geleng kepala, "Kau yang sedang apa nak."

"Aku tak bisa tidur."

Laki-laki itu terkekeh kecil, "Dasar anak muda, apa yang kalian pikirkan sampai-sampai tak bisa tidur ha?"

Seonho terdiam sebentar, agak ragu untuk mengatakan yang sebenarnya, tapi sejujurnya dia juga penasaran dengan laki-laki aneh ini. Mungkinkah dia tahu sesuatu tentang rumah misterius itu?

Laki-laki itu duduk, menselonjorkan kakinya dan menyandarkan punggung di pagar, ia menepuk tanah di sebelahnya sebagai tanda agar Seonho ikut duduk. Senho menurut dan duduk bersila agak jauh karena bau tidak sedap laki-laki itu, sebenarnya kapan terakhir kali orang ini mandi?

"Kau tahu, tadi pagi ada keributan di dermaga, dua nelayan bertengkar karena masalah kapal. Beritanya memenuhi koran lokal. Aku heran, di pulau ini bahkan hal semacam itu bisa masuk surat kabar. Memangnya berita semacam itu terdengar penting?" laki-laki itu mendengus tak puas.

"Bisa jadi penting kalau kapalnya bermasalah serius," jawab Seonho.

"Wartawan-wartawan itu bahkan juga menulis tentang orang kaya baru yang baru kembali dari gangwoon-do, memangnya itu penting? Kecuali kalau mereka kecelakaan di kapal menuju ke pulau ini," laki-laki itu makin bicara dengan nada mencibir yang menggebu-nggebu.

"Tapi kenapa pria yang tak pernah mandi tak masuk surat kabar lokal?"

Laki-laki itu terkekeh kecil mendengar sindiran Seonho, "Hey nak, orang-orang itu suka dengan berita-berita yang mengundang simpati dan penuh sensasi."

"Siapapun yang membaca keadaan laki-laki dengan pakaian jelek dan tak pernah mandi pasti akan tertarik, mereka akan dapat bahan gunjingan baru, penuh sensasi kan?"

Kekehan laki-laki itu semakin keras, ia menekuk kaki kanannya dan menaruh tangan kanannya di lutut, "Kau memang orang muda yang menyenangkan."

"Apa paman selalu berkeliaran di sekitar sini? Dimana rumah paman?"

"Kalau kau melihatku sekarang ada di depanmu, hari ini dan kemarin, berarti jawabannya apa?"

"Mungkin saja paman sedang melakukan sesuatu dua hari ini."

"Kau mau tahu apa yang kulakukan?" laki-laki itu mendekatkan dirinya ke Seonho lalu dengan berbisik dia berucap, "Aku menghabiskan beberapa botol soju seorang diri, itu sangat menyenangkan nak, rasanya seperti melayang setelahnya."

Seonho membuang nafas keras, dari awal dia juga tak mengharapkan jawaban serius sih dari orang ini. Seonho membiarkan laki-laki itu terus terkekeh kecil, menertawakan ekspresi Seonho yang sedatar tembok.

Let's PlayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang