Let's Play

Hipotesa

Benar, selama ini Guanlin hampir saja melupakan pertanyaan itu. Apa? Apa yang merubah mereka? Ratusan tahun ia mempertanyakan hal itu, mencoba mencari tahu namun tak pernah mendapat jawaban. Apa???

Donghyun terus berlari cepat, tak memberi kesempatan Guanlin mempersempit jarak. Kali ini Guanlin tak bisa membiarkannya kabur. Kenyataan bahwa ia terus megawasi Guanlin menunjukkan ada sesuatu yang disembunyikan laki-laki itu, dan mungkin saja ini menyangkut Jinyoung.

Menyadari sasarannya kabur, Seonho segera naik ke sadel motor. "Kau harus mengejar" itu yang otaknya perintahkan. Ia menutup kaca helm, lalu memutar stank motor dan menginjak pedal gas. Matanya terus waspada kemana larinya kedua orang itu, sementara pikirannya berputar-putar di lingkaran pertanyaanya sendiri. Apa? Apa yang merubah mereka?

Di sisi lain, ingin sekali Guanlin menghentikan Donghyun, tapi bulan purnama masih satu jam lagi. Satu rahasia besarnya adalah ia hanya bisa mengendalikan darah sesama vampire saat malam bulan purnama. Ia belum menemukan cara bagaimana membuat kekuatannya lebih fleksibel.

Donghyun berbelok ke gang sempit. Bagai spiderman, ia melompat dari dinding ke dinding untuk mencapai atap. Guanlin juga melakukan hal yang sama. Sialan...Seonho benci mahkluk seperti mereka. Kalau begini ia bisa kehilangan jejak. Cih...ia memacu kencang motornya lagi, berharap bisa mencegat mereka di depan sana.

Ditengah kepanikannya, satu nama muncul di kepalanya. Lee Daehwi. Ya, anak itu dan novel-novelnya mungkin tahu sesuatu. Seketika Seonho menginjak pedal rem, menimbulkan bunyi berdecit keras akibat gesekan ban dan aspal. Motornya berhenti persis di tengah jalan. Ia rogoh handphone di sakunya, menekan tombol hijau sambil menunggu dengan gelisah.

"Hallo Seonho."

Tak mau membuang waktu, Seonho menyelipkan handphonenya di antara telinga dan helm sementara ia kembali menekan pedal gas.

"Dalam dongeng apa yang bisa membuat seseorang berubah menjadi vampire?"

"Eh, kenapa tanya hal itu?"

"Cepat jawab saja."

"Sebentar, aku agak lupa."

Seonho berdecak kesal. Di detik yang sama, ia melihat laki-laki yang dulu pernah hampir menggigitnya, melompat tepat di atas kepalanya. Dari atap toko bangunan yang tutup di sebelahnya, ke trotoar seberang jalan. Ia sempat terguling setelah mendarat, namun segera berdiri tegak dan berlari lagi. Seonho sempat terperangah sesaat. Itu lompatan yang cukup panjang.

Belum sempat ia menutup mulutnya, Guanlin melompat dari atap dan mendarat mulus tepat di depan motornya. Ia menoleh sebentar ke arah Seonho lalu berlari lagi ke gang sempit yang dilalui laki-laki tadi.

Sialan, kalau begini ia harus ikut berlari. Seonho menepikan motornya lalu melepas helm tanpa melepaskan telepon dari genggaman. ia meninggalkan motornya begitu saja setelah mencabut kuncinya.

Mereka berlari menyusuri gang sempit diantara bangunan pertokoan. Laki-laki yang dikejar Guanlin tak tinggal diam, sengaja menjatuhkan tong-tong sampah hingga isinya berhamburan. Kaget, Guanlin langsung melompat, begitu juga Seonho dibelakangnya. Dasar mahkluk tak tahu diri ! Dikira tukang kebersihan tak capek membersihkan sampah-sampah itu.

Diujung sana adalah wilayah pertokoan yang ramai. Laki-laki itu berbelok ke kiri, menembus lalu lalang orang di trotoar. Sementara itu Daehwi masih belum menjawab, membuat Seonho bertambah gusar. Sedari tadi handphone tak lepas dari telinganya. Karena itu hampir saja ia menubruk perempuan muda karena kurang fokus.

"KAU ITU SEDANG APA? CEPATLAH ! INI DARURAT !"teriak Seonho kesal sambil terus berlari.

"SEBENTAR ! AKU JUGA SEDANG MENCARINYA !" terdengar bunyi kursi berderit dan gedebuk beberapa kali, seperti suara buku yang dilempar asal ke lantai, "SIAL...DIMANA BUKU ITU.....AWWW...,"kali ini terdengar suara gedebuk beruntun, seperti suara tumpukan buku yang jatuh bersamaan. Jelas anak itu juga sama paniknya.