Fakta Terpendam

547 70 15
                                        

Woojin menyandarkan kepalanya di sofa. Dadanya terasa berat sekali untuk menghirup udara. Ia mencoba memejamkan mata sejenak karena benaknya rasanya lelah sekali. Tapi baru sekejap ia terpejam, kilasan-kilasan mimpi buruk itu kembali datang. Ah, Haknyeon...... Reflek tubuhnya bangkit terduduk. Kedua tangannya mengusap wajah kasar.

"Kau baik-baik saja ?"

Woojin mendongak menatap wajah khawatir Hyungseob. Ia belum memberitahu geng Holmes apa yang sebenarnya terjadi pada Haknyeon. Mulutnya tak bisa mengucapkan sepatah katapun saat ini. Ia justru memilih kembali membenamkan wajahnya ke seluruh telapak tangan.

Hyungseob menghela nafas lelah. Woojin masih belum bisa mengatakan apapun. Sebenarnya apa yang terjadi hingga Woojin terlihat begitu terpukul. Matanya bergerak menatap pintu bercat coklat tak jauh darinya. Di balik pintu itu, Jinyoung sedang berjuang diantara hidup dan mati. Hidup dan mati ?

Hyungseob jadi teringat dengan percakapannya dengan Donghyun saat laki-laki itu sibuk meramu obat. Kebetulan ia lewat dan Donghyun menyuruhnya mengambil air di dapur sebentar.

!@#$%^&*()

.

.

.

Flashback

Hyungseob memperhatikan tangan Donghyun yang begitu cekatan menumbuk dedaunan hingga halus. Air yang tadi Hyungseob bawakan dari dapur dituang sedikit demi sedikit ke tumbukan daun lalu ditumbuk lagi, begitu terus beberapa kali.

Hyungseob jadi penasaran, sebenarnya makhluk apa keluarga Guanlin itu...

"Bolehkah aku bertanya ?" Tanya Hyungseob ragu. Ia tak yakin Donghyun mau menjawabnya karena laki-laki itu terlihat begitu serius dengan pekerjaanya.

"Katakan saja," jawabnya tanpa mengalihkan pandangan.

Hyungseob semakin yakin Donghyun tak akan memberinya penjelasan, tapi rasa penasarannya tak bisa ditahan."Sebenarnya kau dan keluarga Woojin itu mahkluk apa ?"

Gerakan tangan Donghyun terhenti, kepalanya menoleh menatap Hyungseob. "Kau penasaran ?"

Hyungseob mengangguk. "Tapi jika itu menganggumu sebaiknya tidak usah."

Hyungseob sudah ketar-ketir takut Donghyun mengusirnya karena dianggap menganggu tapi justru senyuman lembut yang ia dapatkan.

"Boleh aku bergabung ?"

Keduanya menoleh ke ambang pintu, di sana Seonho berdiri sembari membawa beberapa pot tanaman, "Ini tanaman bibi yang kau minta."

Seonho melangkah ke dalam dan meletakkan pot-pot itu di meja kerja Donghyun.

"Terima kasih."

"Jadi, boleh aku bergabung ?"

"Tentu." Donghyun kembali melanjutkan kegiatan menumbuknya.

"Jadi, kalian ini sebenarnya apa ?" ulang Hyungseob hati-hati.

"Menurutmu kami ini apa ?" Pertanyaan yang seharusnya dijawab Donghyun justru dikembalikan pada Hyungseob.

"Makhluk peminum darah ? vampire ?"

Donghyun terkekeh kecil seolah kata vampire adalah lelucon.

"Dasar manusia."

"Memangnya kau bukan manusia?"

Pertanyaan Seonho kembali menghentikan kekehan Donghyun serta gerakannya menumbuk. Laki-laki itu menoleh menatap Seonho dengan senyum tipis, "Menurutmu manusia itu apa?"

Let's PlayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang