Perasaan itu muncul kala ketidaksengajaan itu terjadi berulangkali.
***
Pagi pagi sekali aku sudah mendengar klakson mobil Angga di halaman rumah, aku sempat melirik dari jendela kamar.
Angga pasti marah padaku. Bagaimana tidak? Aku dan Angga sudah merencanakan akan bermain ke puncak selama jauh jauh hari. Dan sekarang janji itu batal.
Aku duduk di tepi kasur, lalu melirik jam dinding di atas meja rias.
6.00 AM
Masih pagi, dan aku sama sekali tidak tau harus apa.
Terlintas di benakku untuk jogging sendirian. Palingan juga kalo ditanyain sama Mama jogging sama siapa jawabnya juga sendirian, iya karena dari dulu selalunya sendirian.
Aku segera bergegas berganti baju dan mengucir rambut. Lalu turun ke bawah, disana Mama sedang merapikan meja makan.
Dosanya aku tidak membantu Mama sama sekali.
"Ma, Anggi mau jogging dulu ya. Ngga apa apa kan? Hehe" jawabku sambil cengar cengir.
"Boleh, mau jogging sama siapa? Angga? Tapi kayaknya Angga udah berangkat duluan deh sama Kak Adel. Kamu mau nyusul ya?"
Aku menggelangkan kepalaku cepat. "Enggaklah, takutnya ganggu Ma"
Mama menghentikan aktivitasnya. "Maksud kamu?"
Aku memperhatikan Mama, sebelum aku menjawab, Mama sudah tau jawabannya duluan.
"Jadi Kak Adel suka sama Angga?"
Aku mengangguk, sembari tersenyum.
"Oh gitu, yaudah kamu cari tempat lain aja, biar nggak ganggu mereka" ucap Mama sambil terkekeh.
Aku mengangguk lalu dari rumah. Tempat pertama yang aku tuju adalah, taman di pusat kota.
Taman Perwita.
Jarak rumah dari Taman Perwita sekitar kurang lebih 2 KM, jadi sampai di sana kakiku sudah letoy se letoy letoynya.
Aku duduk di bangku taman yang masih kosong, sambil sesekali menetralkan nafas yang masih ngos ngosan.
Beberapa menit aku duduk dan jenuh melihat orang berlalu lalang. Aku berdiri dari bangku dan berniat untuk lari keliling taman, tapi notif ponsel menghentikanku.
Kubuka ponselku, dan melihat sebuah post dari Aini.
Caption: sahabat rasa pacar😍.
Lalu tertera screenshot chat.
Aku kembali duduk, dan merasakan hatiku memanas.
Memang gambar screenshot itu nama terang dari si pengechat tertutup rapi oleh goresan warna putih. Tapi entah mengapa aku begitu yakin jika nama yang di tutupi itu adalah Alan.
Aku harus kuat...
Fiuuhhhh.. aku menghela nafas.
Sesuatu yang dingin tiba tiba saja menempel di pipiku dan secara gerakan refleks aku menoleh.
Irama jantungku kembali berdetak tak karuan lagi melihat anak bau kencur itu ada disini. Dan sekarang sedang duduk di sampingku.
"Liatin apa kak? Story nya Kak Aini ya? Pacarnya Kak Alan?"
Bibirku mengering dan sesuatu di dalam sana mencelos dengan sendirinya.
"Kakak lo udah jadian sama Aini?" aku bertanya dengan hati hati. Siapa tau aku bisa menggali informasi tentang Alan lewat adiknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/117624466-288-k44431.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Elang [PROSES PENERBITAN]
Fiksi RemajaCerita ini sudah tamat diharapkan vote dan komen, jangan lupa follow author, thank u 🌻 [International High School Sky Blue Series] Mencintai Elang Samudera itu seperti kupasan kulit jeruk, asam dan pahit tertuang ke dalam mangkuk. Sekalinya kau jat...