Ada satu dari seribu peristiwa yang tidak bisa dikatakan lisan, namun bisa tersimpan dalam lembar tulisan
***
Benda kotak pipih itu bergetar beberapa kali,menusuk indera peraba dan menjalar menuju hati. 21 kali bergetar dan 16 kali berdering. Tulisan Elang tercetak menghiasi layar ponsel.Bau hangat siomay memekakan penciuman Anggi namun tetap saja tidak menarik perhatiannya.
"Nggi.. Lo kenapa sih?"
"Anggi!"
Anggita POV
Panggilan Angga membuat lamunanku buyar, aku menegakkan cara duduk ku yang mulanya bersender.
"Kenapa Ngga?"
Angga menggeleng, lalu menyodorkan satu mangkuk berisi siomay hangat dengan kemelus asap masih di atasnya.
"Itu ponsel lo dari tadi getar, jawab gih"
Aku hanya melirik ponsel tanpa napsu, yang ku kira alam menghianati nyatanya tidak. Anak itu masih gencar menelponku dan mengirimku pesan.
Dengan segera aku membalikan ponsel dan menyantap siomay di depanku.
"Siapa sih? Lo lagi ngambek sama orang?"
"Diem, gue mau makan"
Setelahnya hening...
Aku tahu, Angga pasti ingin mencecar ku dengan pertanyaanya tapi dia temanku yang baik. Dia tahu kapan mood ku baik dan buruk.
Baru saja satu siomay tertusuk dan terkunyah lembut oleh gigiku, ponselku bergetar lagi.
"Apaan sih, Nggi. "
Angga mencomot ponselku, dengan cepat ku tepis tangannya bak kilat pertanda kala hujan.
"Gausah kepo deh"
Angga memanyunkan bibirnya, seperti anak kecil ngambek tidak di belikan permen. Untung ganteng, kalo enggak 👊
"Lo sekarang gitu? Main rahasian sama gue?"
Cukup!! Ponselku dan juga Angga benar benar membuat ku muak. Aku bangkit dari kursi dan berjalan tanpa arah. Mungkin tujuan terakhirnya kelas.
Tanpa rasa kasihan, aku mematikan ponselku dengan kasar dan mengantonginya.
"Anggi"
Di perbatasan kantin dengan toilet, seseorang memanggilku, aku menoleh dan menemukan Aini, pacarnya Alan berjalan mendekatiku.
"Iya, kenapa Ay?"
"Ini buku catetan kimia lo dari Bu Diana, tadi mau gue kasih kelas tapi kelas lo sepi, dan gue nggak tau tempat duduk lo, jadi gue cari lo aja. Takut hilang"
Wow, baik sekali Aini. Pantas Alan menyukainya.
"Makasih, sorry ngerepotin"
Aini mengangguk, dengan canggung dia bertanya padaku.
"Nggi, lo liat Angga?"
Aku menunjuk kantin dengan mengulum senyum ter-the best dariku.
"Gue cuma mau tanya soal laporan keuangan osis kok gak lebih"
Hah? Dia kira aku ini pacarnya Angga apa? Mau ketemu aja pake izin. Tanpa banyak babibu aku mengiyakan saja. Prinsip seorang Anggita adalah 'nggak mau lama lama mikir jawaban.
"Oke, yaudah gue duluan ya"
Aku berjalan tergesa menuju kelas, sialnya jalan terpendek menuju kelasku tertutupi kakak kelas 12 IPS yang terkenal berandalannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/117624466-288-k44431.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Elang [PROSES PENERBITAN]
Genç KurguCerita ini sudah tamat diharapkan vote dan komen, jangan lupa follow author, thank u 🌻 [International High School Sky Blue Series] Mencintai Elang Samudera itu seperti kupasan kulit jeruk, asam dan pahit tertuang ke dalam mangkuk. Sekalinya kau jat...