Pt.2| Mini Chapter 10 : A Letter

1.2K 166 162
                                    

Author :

Biar feel-nya dapet, play video-nya terus selama baca...

Kalau kalian baca di laptop, copy link video-nya dan loop video-nya di:

'https://listenonrepeat.com/'

Kasih tahu author kalo kamu suka cover ini... n_n

*dengerinnya pake headset, ya...

- Song : When The Wind Blows [Chinese Ver.] by Yoona

Cover by : Raizel William Aditama

----------------------------------------------

Aku masih ingat bagaimana aku menghabiskan hari Sabtu kemarin. Pagi yang lalu itu, Daryl tertawa terbahak-bahak waktu Minjung mencoba BB Cream milikku. Wajah Minjung yang berubah jadi keabuan membuat kami tertawa tak henti-henti. Lalu aku terpaksa mengadakan kelas makeup  dadakan untuk memperbaiki bencana yang dibuat Minjung di wajahnya sendiri.Vanessa mengobrol dengan mama, dan mereka jadi dekat hanya dalam seperempat hari. Boy bermain dengan Martin hingga tertidur pulas siang harinya. Kemarin itu sempurna sekali.

Siangnya kami pergi karaoke, Daryl membuatku ilfil dengan lagu dangdut. Minjung dan aku meracuni yang lainnya dengan lagu-lagu K-Pop. Vanessa bernyanyi lagu sedih yang membuat kami lesu mendengarnya. Martin, dia menyanyikan lagu anak-anak untuk Boy yang terpaksa ikut karena mama harus pergi arisan. Setelahnya, kami berjalan-jalan ke balai kota melihat 'ubur-ubur' alias grup-grup cover dance berlatih menari. Disana, Daryl usil mengabadikan grup-grup yang isinya laki-laki melambai di ponselnya. Membaginya ke grup pertemanan kami di Line, menertawakannya sesuka hati.

Iya, kami membuat grup pertemanan... Aku, Daryl, Fabian, Vanessa dan Minjung... Nama grupnya, Forever 5. Cheesy, tapi aku menyukainya... Berkat Vanessa...

Hari ini Minggu... 26 Maret 2017.

Sinar mentari pagi kekuningan yang indah merambat ke dalam ruangan dengan penuh suka cita. Dedaunan dari pohon besar dekat jendela kamar ini bergoyang tertiup angin sepoi. Cantiknya pemandangan pagi ini membuat tanganku gemas membuka jendela, membiarkan hembusannya masuk meniup rambutku. Aku sengaja melongok keluar, membiarkan kedua sikutku bersandar di kusen jendela. Mengambil jeda, mengosongkan pikiranku...

"Cerah ya..." seseorang memelukku dari belakang. Wangi napasnya tercium olehku. Aroma karat besi hangat yang bersih. Daryl... "Muach" ia mencium pipiku...

"Kau ini... mengganggu saja... Aku sedang tenang-tenangnya padahal..." gerutuku.

"Memangnya tidak boleh ya memeluk pacar sendiri. Mumpung aku belum merokok. Kau benci kan kalau aku merokok..." ia mencium keningku. Memelukku lebih erat.

"Kau kerasukan sesuatu? Tidak biasanya seperti ini..." heranku, melempar senyum pada Daryl yang balik tersenyum padaku.

"Muach..." Daryl menarik daguku ke arahnya, mengecup bibirku. Lagi-lagi... Ia lalu memutar tubuhku menghadapnya, mendorongku ke dinding. Menciumku lebih dalam. "Kau milikku..." bisiknya.

-|❉|-

Sekarang kami di dapur miliknya. Rumah yang hanya dihuni olehnya ini membuatnya bebas berlalu-lalang tanpa pakaian. Sejak bangun, ia hanya mengenakan celana pendek tipis tanpa dalaman. Aku tak bisa berhenti menatap tubuhnya yang bolak-balik memasak di depanku.

"Hei..." aku menyodorinya celemek yang tergantung di dinding. "Setidaknya pakai ini, biar tidak terciprat.

"Pakaikan..." manjanya dengan bibir membulat, bertingkah seperti anak kecil.

Twisted (BL Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang