Votenya jangan lupa ya :)
--------------------------------
"Al, beli es krim dulu ya?" rajuk Kanya sembari bergelayut manja di lengan kiri Fath.
Fath tersenyum lalu perlahan menurunkan tangan Kanya yang tengah memeluk lengannya. "Iya. Biasanya juga gitu kalau ke mall."
Hidung Kanya mendapat sebuah cubitan kecil hingga ia meringis.
"Al, ihh, jangan cubit hidungku gitu dong. Sakit tau!" protes Kanya dengan bibir yang dicebikkan.
"Hahaha, biar tambah mancung, Ka."
Kanya merengut tak suka, "Udah mancung kali ini. Mau tambah mancung biar kayak pinokio gitu?" tanya Kanya dengan nada menyindir.
"Boleh juga, pasti lucu ya," jawab Fath membuat Kanya semakin kesal.
"Ihh sukanya gitu. Biar aku tambah jelek?"
"Apaan sih Ka, malah jadi debat gini. Udah ah, kamu nggak seru, diajak bercanda juga."
"Bercandaanmu receh Al."
Kanya melenggang setelah mengucapkan kalimat tersebut. Pandangannya tertuju pada sebuah kedai es krim yang berada di Mall ini. Seperti biasanya, ia selalu mampir ke sana jika sedang berada di pusat perbelanjaan ini.
Siang ini, mereka berdua menghabiskan waktu untuk berbelanja perlengkapan sekolah mereka, terutama Fath yang akan mulai bersekolah minggu depan.
Kanya memesan es krim kesukaannya kemudian berjalan mendekati Fath yang berdiri di depan kedai.
"Yuk, Al," ajak Kanya seraya menggandeng tangan Fath.
Tangan kanannya ia gunakan untuk memegangi es krim miliknya. Ketika ia ingin memakan es krim tersebut, tiba-tiba Fath mengambil es krimnya secara paksa.
Ia menatap Fath dengan tatapan tanya bercampur kesal.
"Kok diambil sih Al?"
Fath melihat Kanya yang terlihat kesal dengan perlakuannya, ia tersenyum simpul lantas berkata, "Nggak boleh makan ataupun minum sambil berdiri."
"Dari Anas radhiyallahu 'anhu, beliau mengatakan bahwa Rasulullah SAW melarang minum sambil berdiri" (HR. Muslim Nomor 2024)
"Ya iya, aku tau. Tapi kan biar cepet Al, biar kita bisa langsung belanja peralatan sekolah kita," elak Kanya.
Namun, Fath tetap menggeleng tegas. "No no. Harusnya hukum agama yang mengatur setiap kegiatan kita, bukan kegiatan dunia yang mengatur hukum agama."
"Terus?" tanya Kanya.
"Kamu makan es krim nya dulu tapi sambil duduk, nah baru setelah itu kita muter cari perlengkapan sekolah."
"Ya udah, kalau gitu kita duduk di sana aja," usul Kanya. Ia menunjuk sebuah bangku panjang kosong yang berada di dekat eskalator.
Kaki Fath melangkah mengikuti Kanya. Di dalam hatinya ia bersyukur memiliki istri seperti Kanya, meski terkadang bersikap kekanakan, tapi ia sangat mudah menerima setiap nasehat yang ia berikan.
***
Mereka berdua memasuki sebuah toko yang menjual sepatu. Kanya membuntuti suaminya dari belakang. Menemani lelaki ini untuk mencari sepasang sepatu yang kelak menemani hari-harinya.
"Mau pilih yang apa Al?" tanya Kanya menganggu konsentrasi Fath dalam memilih sepatu.
"Hhhmm, belum tau Ka. Nyari yang berhasil narik perhatianku," jawab Fath seadanya tanpa repot-repot menoleh.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIMI
Spiritual#SEQUEL ALKA# (Private) Layaknya sebuah hijrah yang harus diuji agar dapat dikatakan beriman dan bertawa. Cinta juga begitu, ada ribuan barisan ujian di balik pintu rumah tangga setelah terucap kata cinta. Laki-laki, masih dengan harta, tahta, wanit...