CHAPTER 15

6.3K 518 95
                                    

Double update again.

Setelah mendapat persetujuan dari Fath. Hari ini, tepatnya pagi ini dua sejoli yang tengah berdiri di ambang pintu apartemen, dengan wajah ceria mulai menanggalkan apartemen mereka.

Ya, benar sekali, hari ini adalah hari di mana mereka akan bertemu dengan teman teman rohis mereka. Sebab mereka telah menjadi mantan anggota, berhubungan dan tetap menjalin tali silaturahim tak salah kan? Bahkan sekarang banyak mantan pacar atau mantan suami istri yang masih berkomunikasi dengan baik. Tak ada lagi saling menjelekkan setelah berpisah, mungkin mereka mulai sadar bahwa setidaknya mantan itu pernah menjadi seseorang yang berharga di hidupnya.

Setibanya di area sekolah, keduanya memandang haru ke arah bangunan yang menjulang menyentuh cakrawala. Di sekolah ini, masa indah SMA mereka rasakan, baik suka maupun duka.

Meninggalkan kerinduan yang sibuk berbicara, Kanya dan Fath melangkah memasuki gerbang depan SMA Bintang Bangsa.

"Assalamualaikum," salam Kanya ketika inderanya menangkap bayangan kerumpulan gadis berpakaian syar'i.

"Waalaikumussalam." Kerumpulan gadis tersebut serempak menengok, ada guratan dahi di sebagian gadis, mungkin mereka adalah anggota baru.

"Kanya!!"

Kanya menutup telinganya ketika tiba-tiba suara toa memekikkan telinganya lantas disusul tubuhnya yang terhuyung ke belakang.

"Astaghfirullah Vir, nggak selow banget lu!" pekik Kanya masih dalam posisi dipeluk oleh Viranda.

"Ya Allah, kangen banget gue sama lu Nya."

Viranda mengurai pelukan mereka, masih dengan senyum pepsodent nya.

"Vir, malu tau dilihatin sama anak anak," sela Kanya sebelum bibir mungil itu kembali mendominasi.

"Oh iya gue lupa. Yuk gue kenalin sama mereka." Keduanya berjalan menuju anak rohis akhwat lainnya.

"Ukhtunna, kenalin ini Ukhti Kanya, dulu dia sekolah di sini, anggota rohis juga."

Selesai diperkenalkan, Kanya berjalan memutar untuk menyalami satu-satu anggota baru. "Panggil aja Kanya ya sahabatku," tutup Kanya sembari tersenyum.

Ditengah kesibukan mereka saling bertukar cerita, tiba-tiba suara lelaki terdengar dari balik punggung mereka.

"Maaf ganggu, mau bicara sama Kanya sebentar."

Mereka semua terdiam, hanya Kanya yang berani menatap lelaki ini.

"Fath," batin Kanya sambil melayangkan tatapan horor kepada suaminya.

"Ya Allah, suamiku ini, bisa-bisanya dia ke kerumpulan rohis akhwat, kan temen-temen jadi canggung," batin Kanya lagi.

Segera ia berdiri sebelumnya pamit terlebih dahulu. Beralan mendekati Fath lalu ia menarik pergelangannya. Sementara, para anggota rohis akhwat menatap sangsi ke arah mereka. Pasti mereka berpikiran yang macam-macam.

"Eh temen-temen, jangan salah sangka dulu ya sama Kanya. Dia dan cowok tadi udah nikah kok, mereka nikah muda, jadi mereka udah mahram ya," jelas Aisyah selaku ketua rohis akhwat saat ia menyadari perubahan air wajah mereka.

"Oalah Alhamdulillah, saya kira mereka-," ucapannya menggantung dan segera disaut oleh Viranda. "Khalwat?" salah satu anggota rohis tersebut mengangguk lesu.

"Iya. Maaf, saya nggak tau." suaranya terdengar lebih lirih.

Di satu tempat namun dengan suasana berbeda, Kanya berdiri di samping Fath. "Al, kamu tadi ngapain sih nyamperin aku?"

BIMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang