"Orang besar dalam sejarah, sekali dua kali di masa lalunya pasti pernah menjadi orang yang terhina (Ahmad Rifa'i Rif'an)"Satu minggu berlalu, dan selama satu minggu ini pun Fath selalu mendapat sebuah surat misterius lengkap dengan kata-kata puitisnya. Tapi kejujuran belum juga terucap dari bibirnya.
Fath sadar bahwa tak mungkin ia akan mengulang masalah yang sama dengan masalah rumah tangganya dulu, yaitu tentang kejujuran. Tapi Fath, masih bungkam mengenai hal ini. Entah apa maksudnya menyembunyikan kebenaran ini. Biarlah ia dan Allah yang tahu.
Pagi ini, ketika mentari masih malu menunjukkan wajahnya, Fath dan Kanya telah terjaga. Keduanya menikmati udara segar khas waktu subuh. Berteman secangkir teh dengan uap mengepul, keduanya saling menyetor hapalan satu dengan yang lainnya.
Mereka berdua bukan manusia sempurna, bukan seorang hafidz dan hafizah, belum hafal 30 juz Al-Quran, tapi setidaknya mereka mencoba untuk menghapal kan? Dan setidaknya hapalan mereka berprogres.
Apa yang lebih so sweet dari sepasang suami istri yang dapat saling menyetor hafalan? Sepertinya tak ada. Mungkin memang ada pasangan goals yang dipuja, namun kebahagian mereka tak menjamin keselamatan mereka di akhirat bukan?
Bukan hanya tentang pendamping, namun juga tentang pasangan yang bisa membimbing.
Kali ini, Kanya menyetor hafalan Surah Al-Waqiah. Dengan suaranya yang merdu, Kanya melantunkan setiap ayat dalam Surah Al-Waqiah. Sebuah surah ke-56 dengan 96 ayat. Merupakan salah satu surah Makiyyah dengan arti hari kiamat.
Dalam surah ini, menjelaskan tentang tiga golongan yaitu golongan kanan, golongan kiri, dan orang-orang yang paling dahulu beriman. Golongan kanan yaitu golongan yang mulia, golongan yang diridhoi Allah, dan merupakan golongan yang menerima buku catatan amal dengan tangan kanan.
Golongan kiri yaitu golongan yang sengsara, golongan yang dimurkai Allah, dan merupakan golongan yang menerima catatan amal dengan tangan kiri. Sedangkan orang-orang yang dahulu beriman yaitu seluruh umat nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad yang beriman.
"Shodaqallahul'adzim," tutup Kanya.
"Alhamdulilillah," ucap Fath dan Kanya berbarengan.
"Ada yang salah nggak Al?" tanya Kanya setelah mencium mushaf Al-Quran.
"Alhamdulillah enggak Ka. MasyaAllah, hafalan kamu mutqin," puji Fath. Kanya tersenyum malu mendapat pujian dari suami sekkaligus gurunya dalam menghafal Al-Quran.
"Aku bangga sama kamu. Walau aku tau kamu nggak sempurna, tapi kamu adalah istri penurut dan mudah dinasehati."
Fath mengelus sayang kepala Kanya yang tertutup hijab. Tangan Kanya menyentuh punggung tangan Fath yang berada di kepalanya. Ia mencium tangan itu lama, setelahnya Kanya tersenyum sembari berkata, "Terimakasih ya Al, sudah mau menjadi imam terbaik untukku. Ana uhibbuka fillah, aku mencintaimu karena Allah."
Hati Fath terenyuh, ucapan terimakasih dari Kanya membuat sesuatu yang beku di dalam hatinya mencair. Tak dapat menahan rasa haru yang menyeruak memenuhi relung jiwanya, Fath membawa tubuh Kanya ke dalam rengkuhannya.
"Ahabbakalladzi anbabtani lahu, semoga Allah mencintaimu yang telah mencintaiku karena-Nya."
Ketika dua orang manusia yang mengejar Allah, dan akhirnya mereka berdua dipertemukan oleh Allah. Mungkin begitulah hubungan Fath dan Kanya.
Jodoh itu lucu, kadang yang dikejar tak kunjung ke pelaminan, justru yang tak pernah dinanti, datang tiba-tiba memikat hati. Jodoh itu misterius, sama seperti kematian. Maka, kita tak pernah tahu, apakah jodoh atau kematian yang datang terlebih dahulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIMI
Spiritual#SEQUEL ALKA# (Private) Layaknya sebuah hijrah yang harus diuji agar dapat dikatakan beriman dan bertawa. Cinta juga begitu, ada ribuan barisan ujian di balik pintu rumah tangga setelah terucap kata cinta. Laki-laki, masih dengan harta, tahta, wanit...