Kisah Dongeng yang Gagal

8.3K 180 0
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*SHK's POV*

Kata-kata tidak dapat menggambarkan betapa frustasinya aku. Aku tahu bukan keputusan yang tepat untuk pergi menghadiri pesta, disaat aku sedang menyembuhkan luka hatiku. Aku tidak berminat untuk bersosialisasi, dan aku juga tidak senang harus tersenyum di depan semua orang saat aku masih merasa sedih karena putus hubungan. Tunggu, apakah harus disebut putus? Bahkan kami bukan sepasang kekasih, tapi... Baiklah, mungkin bisa dikatakan aku dicampakkan oleh nyaris pacar. Dia mencampakkanku!!! Tidak dapat dipercaya. Awalnya aku benar-benar berpikir ada sesuatu antara kami, semacam percikan. Ternyata hanya bayanganku saja.

Aku muram seharian. Dia benar-benar telah membuatku berpikir bahwa aku spesial, ternyata aku salah. Bagaimana bisa? Kemudian dia menghilang seperti hantu. Dulu dia selalu menelponku setiap hari hampir 24 jam, 7 hari dalam seminggu, mengecek bagaimana keadaanku, apa yang aku lakukan, mengajak aku keluar, dan selanjutnya, blas! Dia menghilang. Dia tidak pernah menjawab teleponku, bahkan tidak pernah merespon SMS ku.

Sebelumnya aku tidak percaya pada dongeng, tidak sampai aku bertemu Hae Jin oppa. Dia teman dekatku, sepupu Hyo Joo. Aku bertemu dengannya ketika liburan di rumah Hyo Joo saat umurku 15 tahun. Kebetulan dia juga sedang liburan dan menginap disana. Dia sangat imut dan tipe laki-laki yang gampang disukai wanita. Aku dan teman- teman langsung naksir padanya.

Pernah suatu hari, kami melihat dia sedang berenang, teman-teman memutuskan untuk membuat pesta kolam, Aku ikut bergabung meski tidak tahu bagaimana caranya berenang. Kami menyetel musik yang menghentak, dan menari seperti tidak akan ada hari esok. Kukenakan jubah mandi warna pink , berharap dia akan memperhatikanku. Aku mondar mandir di tepi kolam sambil terus menari. Ketika aku sedang asyik menari diiringi lagu ever afternya Bonnie Bailey, secara tidak sengaja kakiku tergelincir digenangan air dan jatuh ke kolam. Napasku terengah-engan begitu terjun ke dalam air. Aku pikir aku akan mati saat itu juga, ketika dengan cepat Hae Jin berenang ke arahku dan menyelamatkanku. Sejak saat itu aku percaya bahwa dia adalah penyelamatku, pangeranku.

Aku tergila-gila padanya selama bertahun-tahun. Meskipun sejak dia belajar di luar negeri, aku hanya melihatnya satu atau dua kali dalam setahun, perasaanku padanya tidak pernah berubah. Ketika secara tidak sengaja bertemu lagi dengannya di sebuah cafe setahun yang lalu, Aku pikir ini sudah menjadi takdir kami. Dia bilang sedang mendapat tugas di daerah itu dan mungkin akan tinggal untuk waktu yang agak lama. Aku sangat senang! Kami saling membutuhkan satu sama lain.

Kami mulai sering pergi keluar, ke tempat yang dia suka. Dia menyebutnya kencan persahabatan. Tapi kami tidak pernah nonton bersama, karena menurutnya sangat kekanak-kanakan, sebagai gantinya kami sering makan di restauran mahal. Karena baginya sangat klasik dan elegan (Yang terbaik untuk gadis secantik aku, katanya). Dia akan menelponku dari waktu ke waktu (dia tidak suka mengirim sms), bercerita tentang harinya, pernah dia bertanya apa rencana ku saat aku mengambil alih perusahaan ayah. Aku bilang padanya bahwa aku tidak tertarik menjalankan perusahaan, lalu dia akan memarahiku, dan mengatakan bahwa aku sudah gila jika melepaskan kesempatan itu. Aku sangat bersyukur memiliki seseorang yang mengingatkanku apa yang salah dan apa yang benar. Apa yang harus dan tidak boleh aku lakukan.

Aku berusaha keras menjadi orang yang dia inginkan. Seseorang yang bertanggung jawab, dewasa dan tepat untuknya. Berusaha keras membuatnya bangga. Ah.., Aku bahkan pergi ke konser musik klasik yang dia suka, meskipun menurutku benar-benar membosankan. Sungguh melelahkan, tapi jadi bernilai ketika dia tersenyum sebagai tanda persetujuan.

Selama ini ku pikir begitu, bahwa kami dapat mengembangkan hubungan menjadi sesuatu yang spesial. Akhirnya aku menyatakan perasaanku padanya, dan benar-benar kaget melihat reaksinya. Dia bilang selama ini hanya menganggap aku sebagai adik, tidak lebih. Ternyata aku salah menafsirkan cinta persaudaraannya padaku sebagai sesuatu yang romantis. Saat aku protes dan merengek, dia bilang aku sangat kekanakan dan menyuruhku dewasa. Kekanakan? Siapa yang kekanakan? Aku akan mendapatkannya, kita lihat saja nanti.


Takdir  (Fated)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang