Terbang bukan Jatuh

1.7K 57 2
                                    

*SHK's POV*

Dua hari setelah akhir pekan santai di resort, Aku kembali terbenam dalam kertas kerja dan berpindah dari satu meeting ke meeting lainnya.

"Uh. Baru hari Selasa tetapi aku sudah merasa sangat lelah. Hari Jumat akan datang dengan cepat, tolong..!" aku membatin pada diriku sendiri saat keluar dari ruang konferensi. Ponselku berbunyi, tanda ada sms. Aku membukanya, ada pesan dari Big Boss. Kemudian aku tersenyum. Sejak "kejutan bukan hari ulang tahun," darinya, aku sudah menganggapnya sebagai teman, bukan karena dia telah memberiku kejutan, tapi karena aku merasa bisa menjadi diriku sendiri kapan pun aku bersamanya dan dia tidak akan menghakimiku.

Big Boss: Kamu sedang apa?

Beauty: Baru keluar dari ruang meeting. Kamu?

Big Boss: Bagaimana aku bisa yakin bahwa kamu sedang bekerja bukan keluar dengan pria lain? Kamu tahu, mata-mata mungkin melihatmu dan berpikir kamu sedang selingkuh dariku.

Aku kerlingkan mataku dan membuka kamera depan untuk memotret foto selfie lalu mengirimkan kepadanya.

Beauty: Itu. Lihat kan?

Big Boss: Wow, kau terlihat cantik.

Beauty: Pastinya.

Aku membalas lalu memasukkan kembali ponselku ke dalam kantong dan melanjutkan berjalan.

"Nona, ada paket menunggu di ruanganmu," kata sekretarisku saat dia melihatku. Ada apa dengannya? Kenapa dia tersenyum seperti itu?

"Dari siapa?" tanyaku penasaran sambil membuka pintu kantorku. Saat aku masuk, mataku segera melebar saat melihat buket bunga besar yang ditaruh di atas mejaku dengan sebuah kantung kertas kecil di sampingnya. Diam-diam ku hampiri meja dan mengambil catatan yang melekat pada bunga dan membacanya.

Apa kamu benar-benar berpikir aku akan melewati bukan hari ulang tahunmu tanpa memberimu hadiah? -JK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa kamu benar-benar berpikir aku akan melewati bukan hari ulang tahunmu tanpa memberimu hadiah? -JK

Aku tersenyum saat melipat catatannya lalu menaruhnya di laci. Aigoo, Pria ini terus saja mengejutkanku. Jika dia tidak berhenti, mungkin akan menjadi kebiasaan. Aku buka kantung kertas, ku lihat ada kotak kecil di dasarnya. Ku keluarkan, bertanya-tanya apa isinya. Ku buka kotak itu untuk mengantisipasi, ternyata kotaknya kosong.

Kenapa kosong? Dimana isi kotak ini? Aku memeriksa di dalam kantung kertas tapi tidak menemukan apa-apa. Ku periksa meja kerja ku dan di lantai, tidak ada juga. Apa hilang dalam perjalanan? Panik, ku telepon Joong Ki. Dia mengangkatnya pada deringan pertama. Apa? Apa dia memang mengharapkan aku menelponnya?

"Yeoboseyo?" jawabnya.

"Joong Ki-ssi" kataku.

"Wah, apa kamu sudah merindukanku sampai harus menelpon, padahal kita baru smsan beberapa menit yang lalu?" dia menggodaku dan aku cemberut melihat ke ponselku.

Takdir  (Fated)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang