00:13

287K 15.9K 574
                                    

            
Ada luka yang tidak bisa diceritakan pada siapa-siapa.

•••

Hiruk pikuk ditempat ini terasa sumpek, musik berdentum dengan keras, banyak orang yang bergerak-gerak mencoba mengikuti irama musik. Sebagian dari mereka yang ada disana sudah teler.

Fatih sedang berada disana. Iya, ia tengah berada disalah satu tempat clubbing dijakarta. Setelah pertemuan tadi dirumahnya ia berusaha untuk melupakan sejenak masalahnya, dan terkutuklah ia karna untuk kesekian kalinya ia kembali ketempat ini. Ia tahu, setelah ini pasti della akan marah besar padanya, apalagi orangtuanya. Tapi fatih memang butuh pengalihan untuk saat ini.

Kepala fatih terasa berat, pandangannya pun sedikit kabur, tubuhnya juga terasa oleng saat berjalan. Ia mencoba berjalan dengan perlahan, ia sudah cukup menghabiskan banyak alkohol jadi tubuhnya menjadi sulit dikendalikan.

Tiba dimobil, ia menjatuhkan tubuhnya dan mulai melajukan mobilnya dengan perlahan. Walaupun kesadarannya hampir hilang tapi ia berusaha mati-matian agar tetap sadar sepenuhnya. Ia mengarahkan mobilnya ke apartemen della. Biarlah della akan memarahinya habis-habisan, tapi ia butuh della kali ini.

Di lobby apartemen fatih berjalan dengan perlahan, ia masih berusaha menahan kesadarannya sekarang, dan tepat dipintu apartemen della ia mengetuk pintu tanpa peduli bahwa ternyata ada bel yang tersedia.

Della yang sudah terlelap dalam tidurnya merutuk dalam hati. Matanya ia arahkan ke jam dinding yang menunjukkan pukul satu lewat tiga puluh lima. 'Demi tuhan, siapa yang berani bertamu malam-malam gini sih?' -batin della.

Della pun bangkit, sebenarnya ia sedikit was-was, tapi daripada ia penasaran, langsung saja ia lihat. Ketika membuka pintu, seorang lelaki menarik tubuhnya untuk di peluk, della tahu siapa lelaki ini, iya, dia adalah kekasihnya, fatih. Tapi della mencium bau yang tidak wajar berada di tubuh fatih, bau itu adalah bau.. Alkohol!

"Astaga lo mabuk tih?" pekik della, fatih tidak menjawab karna seketika pandangannya semakin mengabur dan hitam.

"Eh astagfirullah, fatih!"

°°°

Sinar Mentari berhasil menerobos jendela dan membuat seseorang terusik dari tidurnya. Matanya mengerjap perlahan, dan tidak lama ia tersadar sepenuhnya. Kepalanya terasa pening, seketika ingatannya terlontar pada kejadian semalam dan yang paling membuatnya shock adalah, ia mabuk dan berada dirumah della.

Fatih dengan cepat beranjak dari kasur, tapi ketika ia mencoba berjalan rasa pusing kembali menyergapnya hingga keluarlah erangan dari mulutnya.

Tidak lama, della masuk dengan semangkuk nampan dan susu beruang. Mukanya tampak kesal, ia mendengus seraya menatap tajam fatih.

"Ish lo tuh kenapa si? Kenapa mesti mabuk coba? Gatau apa gue tuh cape kudu buat bubur mulu! Kemarin buat kak Kevin, sekarang elo, ish ngeselin banget!" cerocos della panjang lebar dihadapan fatih. Fatih hanya menghembuskan nafasnya, ia tahu kekasihnya pasti akan marah.

"Iya maaf" untuk kondisi seperti ini fatih memang harus mengalah karna ia sadar bahwa ia yang salah disini.

"Maaf, maaf, tuh makan buburnya, abisin. Gamau tau! Jangan lupa susu beruangnya juga biar netral tu otak, gue tunggu diruang tengah kalo udah selesai" ya seperti itulah della jika terlampau kesalnya, jurus cerewet nya akan keluar dan membuat siapa saja ngeri mendengarnya. Lagi-lagi fatih hanya mengangguk dibawah perintah della, baiklah hari ini ia memang harus patuh kepada ibu negaranya.

aloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang