00:20

291K 14.9K 524
                                    

Nyatanya aku memang lelah. Lelah akan semua sandiwara yang terjadi dalam hidupku.

-della

°°°

Hari kedua della dirawat. Banyak hal yang berubah dengan cepat setelah kevin meminta maaf pada della. Kevin benar-benar menepati kata-katanya untuk memulai semuanya dari awal. Perubahan sikap kevin yang drastis membuat della cukup senang. Setidaknya untuk saat ini tameng dan alasan hidupnya telah bertambah.

"Kak itu coklat aku ih" seruan della yang meminta coklatnya dikembalikan mengisi keheningan ruang rawatnya.

"Apaan sih, jangan banyak-banyak makan coklat. Nanti sakit gigi"

"Dih emang gue bocah"

"Iya lo emang bocah" seru kevin semangat sambil mengacak lembut rambut della.

"Kak ya allah jangan diacak mulu atuh, ini rambut gue udah berantakan banget karna ngga keramas-keramas. Makin buluk dah" della cemberut. Demi komuk della yang ucul, kevin langsung menjawil hidung della dengan gemas.

"Nanti gue ajak ke salon. Terus kita shopping-shopping deh kalo lo udah sembuh, gimana? Deal?"

"DEAL" kevin semakin tersenyum ditempat. Ah sudah lama rasanya tidak bercanda seperti ini dengan della. Ia merasa sesuatu yang kosong telah kembali terisi saat ini. Rasanya menenangkan.

"Eh rame banget sih?" kevin dan della yang hanya berdua pun menengok ke arah sumber suara berasal. Della dengan cepat tersenyum sumringah dan mengangguk.

"Iya bunda. Ini kak kevin mau ngajak aku nge date kalo udah sehat. Hehe"

'Bunda?' Kevin sempat mengernyit kecil, ia bingung dengan panggilan della kepada seorang dokter cantik tersebut. Lain hal nya dengan mila yang sudah mengetahui perihal kevin adalah kakaknya della. Ia ikut merasakan kebahagiaan yang della alami sekarang.

"Yaudah, bunda periksa dulu ya sayang" setelah della mengangguk, mila dengan cekatan mendekat dan memeriksakan keadaan della. Tidak butuh waktu lama, mila akhirnya selesai memeriksa della. Ia mengatakan kondisi della cukup baik saat ini. Setelah itu ia berpamitan pada della karna harus memeriksa pasien lainnya.

Saat mila sudah keluar, gantian kevin yang mendekat.
"Siapa del? Kok manggilnya bunda?"

"Eh iya kak, itu bundanya fatih. Ya udah aku anggap bunda aku sendiri sih. Dia baik kak, lembut juga kayak sikap mamah sama ke ke kakak dan dilla."
Kevin tersentuh ditempatnya, ia baru menyadari bahwa bidadari kecilnya benar-benar tersiksa tanpa kehadiran mereka selama ini. Dilihatnya raut sendu della walaupun senyum masih tercetak jelas dibibir pucatnya. Kilasan-kilasan kejadian saat ia mencaci maki dan bahkan... Menampar della, menjadi pukulan telak bagi seorang kevin.

Dielusnya pelan pipi della yang pernah terkena tamparan oleh lengan sialannya ini. Air matanya menetes begitu saja. Penyesalan itu begitu menyiksanya dengan nyata. Della yang mengerti kakaknya sedang merasa menyesal pun semakin tersenyum dan digenggam lengan kakaknya yang berada dipipinya. Ia memejamkan tangannya, menikmati genggaman hangat yang selalu ia rindukan.

"Maafin kakak ya del, maaf banget. Gue gatau lagi gimana caranya supaya lo maafin gue. Pukul gue del, tampar gue aja sekalian. Kasih tau gue caranya nebus kesalahan gue ke lo."

"Eh kakak gaboleh ngomong gitu. Della udah maafin kok. Tapi gini deh, daripada della pukul atau tampar. Mending kakak nepatin syarat aku? Mau ngga?" kevin dengan cepat mengangguk dan menerima usul della.

"Kakak jadi kakak yang baik untuk aku, sering jalan dan anter jemput aku setiap hari. Gimana?"

"Beres" dengan sekali hentakan della sudah berada dalam rengkuhan hangat kevin. Bekali-kali della merasa bersyukur karna setidaknya tuhan masih berbaik hati padanya untuk mengembalikan sikap kakaknya. Kevin pun menciumi bau yang sudah lama ia rindukan. Bau coklat. Bau menenangkan yang akan selalu menjadi favorit nya. Bau della yang khas dari kecil.

aloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang