00:25

273K 14.8K 709
                                    

<Baca note dibawah ya:)>

I was quiet, but
I was not blind

-della

°°°

Della masih terdiam ditempatnya. Pandangan nya tidak lepas kepada dua orang yang sedang bertukar cincin. Disaksikan dengan raut bahagia dari keluarga keduanya. Della membekap mulutnya.

'Haruskah seperti ini?'

Della memilih pergi dan berjalan keluar dari restoran. Tangannya tidak henti menghapus air mata yang jatuh dengan tidak tahu dirinya dipipi della. Della berjalan sambil menunduk agar tak mendapat tatapan heran dari para pengunjung mall.

Di luar mall, della berlari dan menghentikan sebuah taksi yang melaju. Della memasuki taksi dan memberi alamat rumahnya. Iya. Bagaimana pun rumahnya adalah tempat pulangnya untuk saat ini.

Di taksi della sekuat tenaga menahan laju air matanya. Ia meraih tas nya. Ia lupa mengabari sindi. Berani bertaruh bahwa sindi akan mencak-mencak karna pergi tanpa pamit.

From : Sindi☀
Del.
P.
P.
Dimana? Kok ngilang?
P.
Del on data.
Del buka line astaga.

Della tidak merespon. Ia menghidupkan sambungan data dan membuka aplikasi chat line.

SindiSinday : della lo dimana?

SindiSinday : della jangan bikin panik gue 😭

SindiSinday : del anjir. Abis nih gue ama fatih. Delllll 😭

Read.

SindiSinday : del lo udah read. Bales.

NaDella : heyy, i'm fine. And sorry-sorry ok? Gue tergoda sama kue yang dibuat pembantu gue.

SindiSinday : really? Don't Lie please:'

NaDella : *sent pict*

NaDella : masih ngga percaya?

SindiSinday : astaga della. Bikin panik aja:"

NaDella : ah mian sindi mian:)
(Maaf)

SindiSinday : oke.

Della memutuskan untuk mematikan ponselnya dan mengalihkan pandangannya keluar jendela. Melamun. Air matanya sesekali jatuh. Della bekerja keras untuk menghapus air matanya hari ini.

Merasa mobil berhenti della menoleh ke arah supir berada.

"Permisi mba, sudah sampai."

Tersadar. Della tersenyum canggung dan mengangguk. Ia meraih dompetnya dan mengulurkan selembar uang seratus ribuan kearah supir.

"Kembaliannya ambil saja pak."

"Ah ngga apa-apa memangnya mba? Ini banyak sekali"

"Anggep aja rejeki bapak. Saya permisi."

Sang supir yang menjadi saksi bisu hanya menggeleng prihatin. Walaupun ia hanya orang asing, tapi ia merasa gadis itu orang yang baik. Lantas apa yang membuatnya terpukul? Entahlah, ia merasa itu bukan urusannya. Ia berlalu dan meninggalkan della yang sudah melangkah masuk ke rumahnya.

aloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang