00:32

295K 15.1K 748
                                    

I want someone to be afraid of losing me. No one has and i don't think no one ever will. Trust me.

-della-

°°°

Pukul lima lewat lima belas menit
della sudah keluar dari kamarnya dan menuruni tangga dengan perlahan agar tidak menciptakan bunyi bising.

Ia sengaja berangkat lebih pagi hari ini. Ia tidak ingin keluarga nya melihat kondisinya. Wajah pucat dengan langkah yang terlihat lunglai. Tadi pagi, atau dini hari tepatnya, ia terbangun karna mimpi buruk. Saat akan tidur kembali tiba-tiba rasa mual menyerang nya dan membuat della harus mengeluarkan isi perutnya, beruntung tidak ada yang mendengar nya.

Della juga sudah mengirim pesan pada kevin agar tidak khawatir. Mungkin pagi ini della berniat sarapan di restoran cepat saji. Della butuh asupan. Setelah pesta kemarin dan berakhir pulang malam. Della harus menahan rasa laparnya belum lagi rasa pening yang membuat ia harus tertidur cukup larut. Mungkin jika dihitung della hanya tidur tiga jam semalam.

Turun dari bus della segera melangkahkan kakinya ke restoran tersebut. Tidak terlalu ramai. Syukurlah. Setidaknya della bisa menikmati pagi disini.

"Silahkan, mau pesan apa kak?" tanya ramah sang pelayan ketika della tiba dihadapan nya"

"Saya mau waffle sama hot coffee nya satu." jawab della setelah melihat menu yang tersaji.

"Oke, ada lagi?"

"Ngga"

"Baik saya ulangi, waffle dan hot coffee nya masing-masing satu. Jadi semuanya tiga puluh lima ribu rupiah"

Della meraih tasnya dan mengeluarkan uang berwarna biru dari sana.

"Ah mba, sisanya air mineral saja."

"Iya kak, silahkan tunggu disana, nanti diantar."

Memilih duduk dekat jendela, della menatap aktivitas warga Jakarta pagi ini. Jalanan yang tadi cukup lenggang kini sudah mulai padat dengan kendaraan yang rata-rata beroda empat.

Tidak lama pesanan della tiba, della mengucapkan terimakasih dan segera menyantap nya. Tenaganya terasa benar-benar terkuras. Bukannya della tidak ingin makan dikantin sekolah, hanya saja ia terlalu takut teman-teman nya menyadari raut wajahnya yang sedang tidak berada dalam kata baik.

Setelah makanannya habis. Della meraih tabung obat yang selalu berada didalam tas nya. Meraih satu pil, della segera menelannya dengan air mineral yang ia beli tadi. Kondisi tubuh della berangsur membaik, walau efeknya tidak terlalu besar, tapi setidaknya cukup untuk mengurangi nyeri dan pening yang della rasakan.

Mengoles liptint tipis, della yang melihat dirinya sudah cukup dikatakan baik segera bangkit dan pergi dari restoran cepat saji tersebut. Ia memilih berjalan ke sekolah nya karna jaraknya juga tidak terlalu jauh.

Masalah luka di tangan della, tidak ada yang menyadari nya. Della sangat pandai menutupi nya. Ia selalu memakai jam tangan kalau dikelas dan memakai pakaian berlengan panjang jika bepergian atau dirumah.

"DELLA" teriak Bella dari depan kelas mereka ketika menyadari kedatangan della. Sebagian perhatian teralih ke arah della dan Bella. Della menundukan kepalanya dan melapalkan dalam hati,
'Bukan temen gue, bukan temen gue.'

Hingga tepukan dipundak membuat della menoleh. Ia menatap heran ke arah dito. Terkekeh ringan, dito mengangkat plastik yang ada ditangannya dan diarahkan ke wajah della.

"Kasih ke killa dong, lagi ngambek dia." seru dito dengan wajah lelah dibuat-buat. Della tertawa ringan dan meraih plastik yang ada ditangan dito.

aloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang