00:23

274K 14.2K 117
                                    

Everything will come to you at the perfect time.

•••

Senin pagi. Della tengah bersiap dengan segala atribut sekolahnya. Ya, hari ini ia memutuskan untuk masuk sekolah setelah beberapa hari kemarin harus di opname.

Seperti malam-malam biasanya ia selalu terbangun lebih awal karna gangguan mimpi buruk. Della kini tengah melangkah turun menuju meja makan, dimana keluarganya sedang sarapan. Jujur, della takut kejadian kemarin terulang. Tapi della berusaha melawannya.

Dilihatnya kevin yang tersenyum dan mengangguk ketika menyadari kedatangannya. Kevin melambaikan tangan membuat orang tua dan dilla menengok kearahnya. Mereka mendengus kesal dan melanjutkan makan dalam diam. Della hanya tersenyum. Sakit.

Tidak memperdulikan sikap kedua orangtua dan kembarannya. Della memilih mendudukan diri disamping kevin dan menyapa kevin. Lalu sarapan berlangsung dengan hening.

Kevin menghela nafasnya, sarapan kali ini terasa benar senyap dan menegangkan. Diliriknya della yang menikmati makannya dengan menunduk, sama seperti dilla dan kedua orangtuanya.

Lima belas menit berlalu, kevin mengakhiri sarapannya dan segera bangkit dari meja makan.

"Del bareng gue ya?"

Ehhh? Della terlihat gelagapan seketika. Ia mengangkat kepalanya dan disambut dengan tatapan tajam oleh keluarganya -kecuali kevin-, della menghindar dan menatap kevin lalu mengangguk. Baru akan bangkit suara dilla terlebih dahulu mencelanya.

"Ngga, mana ada. Kak kevin bareng gue, titik."

Della menghela nafasnya, berusaha sabar.

"Loh? Yaudah ayo bertiga"

Della masih diam, menyimak percakapan antara kakak dan kembarannya.

"Ngga kak, mau nya aku sama kakak aja berangkat berdua." dilla berbicara dengan nada yang tidak bisa dibantah, seolah menekankan bahwa hanya ia dan kevin yang akan berangkat bersama. Mata kevin menajam, diliriknya dilla yang tengah berdiri dengan angkuhnya.

"Ngga bisa gitu dilla, gimana-"

"Yaudah kevin, kamu sama dilla aja. Della biar naik mobil dia aja. Lagian dia juga punya mobil bukan?"
Laras menengahi dengan memihak dilla, ia menatap della dengan sinis seolah memberi tahu della agar menurut.

"Mobil dia masih di apart mah. Ayolah, aku-"

"Berisik. Udah kamu berangkat aja sama dilla. Della biar naik angkutan umum aja." lagi-lagi ucapan kevin dipotong, kini gantian oleh alif. Kevin terlihat masih tidak terima, baru saja akan mengajukan protes, lengannya dicekal hingga membuatnya menoleh. Della menggelengkan kepalanya tanda tidak apa-apa. Akhirnya kevin menghela nafas dan mengangguk. Dilla memekik senang ditempat karna kali ini ia menang lagi.

Baiklah, kali ini ia kembali mengalah.

'I give because i know how it feels to want'

Della bangkit dan melemparkan senyum seolah ia tidak apa-apa pada kevin.

"A-aku be-berangkat" pamit della pada mereka, entah della merasa semakin canggung. Ia melangkah perlahan dan keluar sempurna dengan helaan nafas berat. Diliriknya jam tangan yang terdapat pada lengannya. Saat ini waktu tengah menunjukkan pukul enam lima belas. Ia harus bergegas mencari angkutan umum agar tidak terjebak macet. Dengan sedikit berlari kecil della melangkah meninggalkan perumahan dan menuju jalan Raya yang mulai padat dengan kendaraan.

aloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang