00:33

274K 14.2K 385
                                    

It's feel like everything is my fault.

°°°

Setelah fatih pergi tadi, kini della
sedang menatap kosong langit-langit ruang kesehatan. Tadi kevin sempat kesini, tapi sekarang ia sedang ke kantin membelikan makanan untuk della.

Suara ketukan pintu membawa della kembali, ia menoleh dan menemukan kevin yang membawa makanan juga air mineral. Kevin mendekat pada della dan meletakkan air mineral di meja yang tersedia, sedangkan makanannya ia biarkan berada ditangannya. Menarik kursi, kevin duduk disamping ranjang della.

"Gimana keadaan nya del?" tanya kevin setelah duduk.

Della menoleh dan tersenyum. "Mendingan lah"

Kevin ikut tersenyum dan mengangguk. Ia menyodorkan sesuap makanan yang langsung disambut della. Dengan telaten kevin menyuapi della.

Setelah suapan terakhir, kevin mengambil minum dan memberikan nya pada della. Della hanya menerima saja.

"Pulang ya del?" tanya kevin pada della yang sudah mulai berbaring kembali.

Della menggeleng.
"Ngga deh kak, ntar malem aja."

"Lo, masih kerja?"

"Iya."

"Izin aja ya del, liat sikon lo lah"

"Ngga."

"Del"

"Ngga."

"Della."

"Kak?"

Bukan menjawab, kevin malah menatap della, dan della membalasnya.

"Ngga usah khawatirin gue. Berapa lama gue pergi dari rumah dan hidup sendiri?" jeda sebentar.

"Sans kak. Gue cuma kerja dan ngga bakal kenapa-napa"

Kevin bergeming lalu mengangguk.
"Fine."

Merasa senang karna berhasil membujuk kevin, della terkekeh sambil mencairkan suasana yang sempat tidak enak tadi.

"Kak, peluuk" seru della manja.

Kevin dengan senang hati maju dan memeluk della. Della menelungkupkan kepalanya ke ceruk leher Kevin, memejamkan matanya dan menghirup bau khas yang dimiliki kakaknya.

"Tumben manja?" tanya kevin yang menumpukan dagunya di kepala della. Della hanya menggeleng dalam pelukan kevin.

'Entahlah kak, gue cuma takut.'

Bunyi handphone della membuat pelukan keduanya terpaksa terlepas.
Della meneguk salivanya kasar. Tidak-tidak. Kenapa om nya harus menghubungi disaat seperti ini?

Della langsung menatap kevin tidak enak. "Kak, ada telfon, keluar dulu ya?"

Tidak ada bantahan, kevin melangkahkan kakinya keluar ruangan membuat della sedikit tenang.

Menggeser tombol hijau, della mulai berbicara dengan om haris.

"Assalamualaikum dell?"

"Waalaikumsalam, ada apa om?"

"Hari ini jadwal kamu cuci darah lagi ya."

"Kok? Kan kemarin udah om"

Terdengar helaan nafas dari seberang. Della faham sebenarnya. Ia hanya ingin diperjelas. Terlalu lelah bermain petak umpet dengan omnya. Della butuh penjelasan rinci. Bukan hanya informasi tidak lengkap.

aloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang