Disini della berada. Disebuah tempat perayaan resmi pertunangan antara fatih dan dilla. Della sadar sepenuhnya bahwa hubungannya dengan fatih telah benar-benar kandas.
Hari ini. Hari terburuk di ulangtahun nya yang ke enam belas. Hari dimana sebuah pesta yang bisa dibilang mewah dirayakan. Della berdiri disudut ruangan. Menyaksikan kembali apa yang dilihatnya langsung di restoran beberapa minggu lalu.
Tidak ada air mata mengiringinya. Hanya ada senyuman setengah ikhlas yang tersaji di bibir mungilnya. Kevin menyaksikannya. Ia menjadi saksi bisu melihat salah satu adiknya hancur malam ini. Ia hanya bisa diam. Karna ia sadar bahwa della adalah gadis yang tak ingin dikasihani.
Beberapa teman della menatap miris ke arah della. Mereka semua berada di depan untuk menyaksikan acara berlangsung dengan paksaan della tentunya.
"Wahhh selamat kepada pasangan dilla dan fatih, semoga langgeng dan bisa sampai ke jenjang yang lebih tinggi yaa" suara MC menggema di salah satu ballroom hotel ternama tersebut.
Della mendengar nya. Dengan sangat jelas. Iya juga ikut meng-amin kan do'a sang MC. Della sedang tau diri saat ini. Karna baginya ia bersikap egois pun selalu ada saja yang menentang nya. Jadi biarkan angannya yang menghancurkan hidupnya.
Della mundur perlahan, keluar dari ruangan yang bisa membunuhnya secara perlahan. Ia berjalan dengan terburu, tanpa pamit. Della menghela nafasnya kasar. Ponselnya sudah ia matikan agar tidak ada yang bisa melacak keberadaan nya.
Berhasil keluar dari lingkup hotel della mencari taksi di jalan raya. Dan beruntung nya sebuah taksi kini sudah berhenti di hadapannya. Della tidak membawa mobil dari rumah ke hotel. Ia bersama kevin tadi.
Della memantau jalanan yang dilewati nya melalui jendela. Malam ini ramai. Walau tidak seramai hati della. Rasa sakit itu kembali menyergap nya. Meninggalkan bekas yang sulit untuk dihapus. Munafik jika della bilang bahagia malam ini.
Setidaknya della berharap diulang tahunnya kali ini ia bisa merayakan nya dengan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Tapi yang ada makin tambah parah.
Taksi berhenti tepat didepan sebuah pemakaman umum. Entahlah, della tidak merasa takut sama sekali. Ia juga sering berkunjung kesini tengah malam.
Turun dari taksi, della mengunjungi makam yang biasa ia kunjungi. Della berjongkok disana, menatap nisan yang terdapat nama seseorang disana.
"Hai... Sudah bertahun sejak kepergianmu, maafkan aku... Ini aku, kembali lagi. Tampaknya sudah lama tak kemari. Bagaimana disana? Disini rasanya menyakitkan... Aku harus terus berusaha hidup dengan keadaan yang sulit untukku definisikan, mereka mengabaikan dan melupakanku."
"Hari ini ulang tahunku, ku rasa kamu tak akan lupa, benar kan? Yang kuharap adalah sebuah ulang tahun sederhana penuh kasih sayang, aku tak perlu ulang tahun mewah seperti dilla, aku hanya butuh dipeluk dan diucapkan selamat ulang tahun,,, heii dia mengambil milikku lagi... Satu persatu, aku harus bagaimana?"
Della menunduk, menahan isakan pilu yang semakin sulit ditahan. Ia mengangkat kedua tangannya dan berdoa yang terbaik untuk seseorang yang terbaring didalamnya.
Della perlahan bangkit dan keluar dari pemakaman. Sebisa mungkin mengatur wajahnya, saat ini ia harus menemui haris. Pamannya itu tak berhenti menghubunginya sejak tadi.
°°°
Tok... Tok... Tok...
"Masuk." seru haris dari dalam.
"Malem oooom" sapa della dengan senyum andalan nya. Haris membalasnya lalu menarik della mendekat.
"Selamat ulang tahun keponakan om tersayang. Maaf om ngga bisa dateng ke pestanya ya."
![](https://img.wattpad.com/cover/110000190-288-k161680.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
alone
Novela JuvenilNadine Adella Ulani atau gadis yg biasa di sapa della. Gadis yang manis, ramah, dan pandai bergaul dengan berjuta luka di hidupnya. Hidupnya jauh dari kata sempurna. karna ia sendirian. Iya, ia sendirian tanpa ada orang yg peduli padanya. semua ora...