00:19

264K 15.7K 969
                                    

One by one, people started leaving.

°°°

Sudah lima jam dilla berada dalam ruangan operasi. Sedangkan della kini sudah kembali keruang rawatnya. Setelah acara donor darah tadi, rifki mengamuk pada Kevin. Ia marah, pada dirinya dan pada keluarga della. Tidak taukah bahwa tubuh della sedang amat lemah saat itu? Demi tuhan kalau membunuh tidak dihitung dosa sudah rifki bunuh orang-orang yang menyakiti della.

Hingga lampu merah yang berada diatas pintu berubah menjadi hijau, laras, alif, Kevin, mila dan fatih mendekat.

"Bagaimana keadaan dilla dok?" tanya laras tak sabaran.

"Operasi berjalan lancar, dilla bisa dipindahkan keruang rawat. Saya permisi." Laras tersenyum cerah, ia mendekat ke arah mila dan memeluknya.

"Terimakasih mila" bisiknya tepat ditelinga mila. Mila hanya tersenyum dan beranjak pergi, diikuti dengan fatih yang mengekor dibelakang nya.

Brankar dilla di dorong sebuah ruangan oleh para suster dan perawat.

°°°

Fatih masuk keruang rawat della perlahan. Dapat dilihat teman-teman nya yang sedang mengelilingi della yang sudah sadar. Diam-diam fatih menghembuskan nafas leganya.

"Permisi" semua menoleh ke arah fatih berada, yang dijadikan tontonan hanya nyengir lebar dan melangkah dengan santainya ke ranjang samping della yang masih kosong.

"Gimana keadaan lo del?" tanya fatih dengan tatapan teduh andalannya ketika menatap mata hitam pekat milik della. Della hanya tersenyum dibalik masker oksigen nya.

"Bel, temenin aku beli kaset game baru yuk" Bella yang mengerti pun mengangguk dengan cepat dan berpamitan pada della.

"Aduh del sorry yak, gue ama anak-anak harus pergi duluan. Ada yang mau dibeli soalnya." satu persatu teman-teman della pergi meninggalkan ruangan della menyisakan della dan fatih berdua dalam satu ruangan. Fatih dengan cepat mendudukan tubuhnya di ranjang della. Della terlihat berusaha bangkit dari brangkar tapi dengan sigap fatih menahannya.

"Del, butuh sesuatu?" tanya fatih pada della. Della menggeleng sebagai jawaban. Kemarin sempat ada kejadian di lorong rumah sakit antara mereka yang membuat mereka baikan tapi tidak balikan. Tidak ada rasa canggung sedikitpun, karna kemarin fatih berbicara seperti ini pada della 'kita ngga usah balikan. Anggep aja kita sahabatan tapi lebih, lo berhak cemburu dan sebaliknya. Lo juga berhak marah dan labrak cewe-cewe yang deket sama gue dan bikin lo kesel.'  sontak della pun tersenyum dan mengangguk di tempat.

Fatih mengangkat tangannya dan merapihkan beberapa helai rambut della yang berantakan. Setelah dirasa rapih tangannya berpindah kekening della dan mengelusnya perlahan. Della yang diperlakukan seperti itu tersenyum dan menutup matanya karna merasa mengantuk. Tak lama setelah mata della terpejam sempurna, fatih ikut menjatuhkan kepalanya dan tertidur dengan keadaan menggenggam tangan della yang bebas dari impusan.

°°°

Kevin terpaku ditempatnya. Ia perlahan memasuki ruang rawat della untuk memastikan keadaan adiknya. Perasaannya akhir-akhir ini dipenuhi oleh penyesalan. Ntah lah ia pun tak tahu kapan mulanya ia mulai membiarkan rasa dendam itu terbawa oleh waktu. Detik dan menit menjadi berat bagi Kevin. Sakit. Satu kata saat melihat kedua adiknya harus terbaring diatas kasur rumah sakit.

Kevin memberanikan dirinya mengusap kening dan mengecupnya perlahan. Mencoba selembut mungkin agar tidak mengganggu kedua insan yang sedang tertidur. Kevin merasa sangat bersyukur ketika tidak sengaja mendengar kabar bahwa della cukup membaik.

Mata kevin mengarah keruangan yang ditempati della, seketika ia meringis, mengingat ruangan milik dilla jauh lebih nyaman dibanding ruang rawat milik della. Tangan kevin terulur mengusap lengan della yang terdapat impusan disana. Ia mengelusnya perlahan dan merasakan gelenyar kenyamanan. Tidak terasa setetes air mata mengalir di pipinya. Tidak lama air mata berikutnya mengalir dan berubah menjadi isakan perlahan.

Della merasa usapan ditangannya segera membuka matanya. Kevin terlihat belum menyadari bahwa della sudah sadar, ia masih sibuk menenangkan isakannya. Sejenak, della sempat terpaku melihat kakak laki-laki nya menangis sambil memegang lengannya, ia berdeham untuk menarik perhatian kakaknya.

Kevin yang tersadar pun mengangkat kepalanya dan menatap della. Ia melihat della yang berusaha bangkit dari posisi tidurnya, tanpa komando kevin ikut mengulurkan lengannya untuk membantu della bangkit.

"K-kak?" panggil della ketika berhasil duduk sempurna ditempatnya.

"Kenapa?"

"Kakak ngapain? A-aku della kak, ruangan dilla disebelah" kevin merasa tertohok dengan ucapan della, jelas-jelas ia datang kesini untuk menemui della dan melihat keadaannya.

"Ngga kok, gue kesini sengaja mau jenguk lo del." della bungkam. Perlahan kedua sudut bibirnya terangkat dan reflek memeluk kevin, kevin yang menerima perlakuan della pun ikut tersenyum dan balas memeluk della.

"Maafin gue del, maaf banget. Ayo mulai semuanya dari awal."

.
.
.
.

Next next next ❤

Minggu, 08-07-18

ChelseaKarina

aloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang