Pukul sepuluh siang della, rifki dan haris sudah tiba dibandung. Mereka kini tengah menuju salah satu kebun strawberry yang terkenal dibandung. Della tidak berhenti memperlihatkan senyuman nya. Ia, merasa senang dan lebih sedikit tenang.
"Girang amat non?" celetuk rifki yang duduk disebelah haris yang sedang mengemudi. Della hanya menganggapinya dengan memeletkan lidahnya.
Rifki terkekeh ditempatnya. Lalu pandangan teralih ke ponselnya yang tampak ramai.
"Del, kevin kalang kabut nyariin lo nih" rifki memberikan ponselnya ke arah della."Oh itu, biarin ajalah." della tampak tidak minat menatap ponsel rifki.
"Ponsel lo kemana?" tanya rifki.
"Nih" della menjawab sambil mengangkat ponselnya yang tidak berdaya.
"Ngga ada batre nya gue copot.""Yeh si anjir pantes aja kevin bilang lo ngga bisa dilacak orang ponselnya aja mati."
"Lah emang begitu niatnya."
"Yaudahlah suka-suka lo aja."
Della tersenyum menyadari kevin kalang kabut mencarinya. Hatinya menghangat. Senyum della semakin tercetak jelas. Haris menyaksikan nya ikut senang.
"Udah ngobrol nya? Ayo turun." haris mengeluarkan suaranya setelah membiarkan della dan rifki berbicara.
Rifki dan della sama-sama mengerjap lalu mereka memandang sekitar. Ternyata benar sudah sampai.
"Uahhhhh ayo!" pekik della dan turun dengan cepat. Rifki dan haris geleng-geleng menyaksikan nya.
"Ayah kesana dulu. Kamu alihin della oke?"
"Siap yah"
Tanpa komando kini rifki sudah berada disamping della dan merangkul pundak della. Mereka tampak seperti sepasang kekasih yang sangat serasi. Beberapa pengunjung menatap tabjuk kearah della dan rifki.
Della tidak peduli, ia kini menggeret tangan rifki menuju kebun strawberry yang tampak ramai pengunjung. Della meraih kerangjang dan mulai memetik strawberry diikuti rifki dibelakangnya.
"Bang iki, makasih ya." della menatap rifki dan tersenyum haru. Rifki mengangguk dan tangannya terulur mengacak rambut della.
"Iya cantik. Udah dapet strawberry nya? Kalo udah ayo ke ayah. Ada kejutan dari ayah."
"Udah. Bayar dulu baru ke om haris."
Mereka berdua kini menuju kasir untuk membayar strawberry yang dipetik della. Della berjalan menenteng plastik yang berisi strawberry hasil petikannya tadi.
Rifki mengeluarkan kain lalu menutup mata della. Della yang terkejut memekik tertahan. Tapi merasa rifki menggenggam tangannya della tidak khawatir.
Della tidak tahu kini ada dimana, ia hanya mengikuti arah tarikan rifki. Tiba-tiba rifki berhenti dan melepaskan genggaman tangannya. Della panik, tangannya meraba-raba daerah sekitar walau percuma, hanya angin yang bisa diraihnya. Hawa dingin menyergap nya.
"Sans del." suara rifki berhasil membuat della tenang. Rifki menarik ikatan kain dan memerintahkan della untuk memejamkan matanya.
"Buka mata lo dihitungan ke tiga ya del."
Rifki mundur teratur. Ia kini bergabung kekerumunan orang-orang yang menyiapkan pesta untuk della."1"
"2"
"3"
"Selamat ulang tahun della" della menutup mulutnya tidak percaya. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah kevin yang sedang memegang kue dan ada seorang gadis yang tampak tidak asing di mata della. selanjutnya ada ke enam temannya. Mines fatih tentunya.
Della berusaha menyembunyikan kekecewaan nya dengan menatap semua orang dengan pandangan haru.Kevin maju selangkah. Ia menarik tangan della dengan tangan kanannya dan mengecup punggung tangan della. Manis. Lalu kevin menyodorkan kue dengan lilin menyala di tengah nya.
"Make a wish del." perintah kevin. Della menurut lalu memejamkan matanya. Setelah mengucap beberapa harapan della kembali membuka matanya dan meniup lilin hingga padam.
Semua bertepuk tangan. Bella, killa dan sindi maju. Mereka berpelukan dengan erat.
"Selamat ulang tahun ya della. Love you" ucap ketiganya bersamaan. Della mengangguk dan merapatkan pelukan mereka. Setelah ketiga sahabatnya kini erick, dika dan haikal mendekati della. Mereka melakukan high five bergantian.
"Happy birthday del. Wish you all the best lah."
"Aamiin. Makasih banyak ya." mereka mengangguk untuk memberi memberi ruang kepada rifki dan haris.
Haris terlebih dahulu mendekat. Ia mendekap della dan mengucapkan harapan serta do'a untuk della.
"Selamat ulang tahun keponakan om tersayang. Sehat selalu ya sayang. Om berharap yang terbaik aja untuk kamu.""Makasih om." haris melepaskan pelukan lalu mengecup kening della singkat. Setetes air mata jatuh dari mata della. Suasana berubah haru saat ini. Kevin mengepalkan tangannya.
'Gue harap papah sama mamah ngga pernah nyesel karna ngga pernah memperlakukan lo sebaik ini del.'
Kevin menoleh ketika merasakan usapan lembut dibahunya. Gadis ini viona. Gadis yang baru semalam menjadi kekasihnya. Kevin tersenyum lalu meraih tangan viona untuk digenggam.
Kembali ke della, kini della tengah bertatapan dengan rifki. Tidak ada yang mengerti maksud tatapan mereka berdua. Hanya della dan rifki yang menjelaskan nya. Lima detik kemudian della sudah sempurna berada dalam dekatan rifki. Isakan tangis tidak bisa ditahan lagi oleh della. Della menangis, dalam pelukan rifki.
Timbul rasa tidak terima dalam diri kevin, tapi ia sadar diri atas segalanya. Ia baru menyadari bahwa ia adalah orang penting yang ada diurutan terbawah dalam hidup della. Berharap apa kevin? Diutamakan? Bahkan dari dulu kevin selalu menomor akhir kan della.
Setelah tangis della reda mereka melanjutkan party kecil-kecilan yang ternyata sudah dipersiapkan oleh haris sebelumnya. Della merasa senang dan kecewa. Senang karna ulang tahunnya kali ini lebih baik dari sebelumnya dan kecewa karna tidak ada fatih juga orang tuanya. Tidak apa. Setidaknya della sudah merasa sangat bersyukur untuk hari ini.
Kevin mendekat ke arah della dengan viona disebelahnya.
"Del" kevin memanggil della yang sedang berbincang dengan tiga sahabat perempuan nya. Della menoleh. Ketiga sahabat della langsung pamit menghampiri yang lain dan dibalas lambaian tangan oleh della.
"Eh kenapa kak?" tanya della heran. Matanya menatap kearah tangan yang saling menggenggam tersebut.
"Kenalin ini viona. Pacar gue"
Della melebarkan kedua bola matanya."Waaa serius kak?" tanya della memastikan.
"Iya" bukan kevin yang menjawab tapi viona. Della tersenyum senang lalu mengulurkan tangannya.
"Gue della kak"
"Gue viona. Nice to meet you della."
"Nice to meet you too kak. Eh tapi gue ngerasa ngga asing deh sama kakak." della mengernyit berusaha mengingat mengapa viona terasa familiar.
"Gue yang waktu itu lo tabrak di cafe."
Eh? Ah sekarang della ingat. Della meringis tidak enak dan menatap viona. Ia memegang tangan viona.
"Maaf ya kak, asli ngga sengaja."Viona terkekeh ringan. Lucu.
"Yaela santai aja. Udah lama juga kok."Kevin menyaksikan nya. Ia ikut tersenyum menyaksikan kebahagiaan yang terpancar dari kedua perempuan yang sangat berharga di hidupnya.
°°°
Sudah triple yaaaaaa, sampai jumpa next part(gatau kapan) wkwkwk
Btw maki-maki si 'itu' nya nanti ajaaa, jangan spoiler yaaaaaa wkwk
ChelseaKarina
Minggu, 29-07-18

KAMU SEDANG MEMBACA
alone
Teen FictionNadine Adella Ulani atau gadis yg biasa di sapa della. Gadis yang manis, ramah, dan pandai bergaul dengan berjuta luka di hidupnya. Hidupnya jauh dari kata sempurna. karna ia sendirian. Iya, ia sendirian tanpa ada orang yg peduli padanya. semua ora...