One

9.6K 617 6
                                    

Beberapa orang berlalu lalang di jalanan Kota New York siang ini. Selain terkenal dengan kota terpadat di Amerika Serikat dan juga pusat wilayah metropolitan, New York adalah kota yang merupakan pusat hubungan internasional yang penting. Sebagian besar berisi orang-orang sibuk seperti pengusaha kaya raya di dalamnya, kota ini pun menjadi sebuah kota global terdepan karena New York memberikan pengaruh besar terhadap perdagangan, keuangan dan lain sebagainya. Itu pula lah yang dirasakan oleh seorang Billionaire, Trey Alexander.

Seluruh orang di New York mengenal Trey Alexander sebagai pengusaha kaya raya, karena memiliki beberapa hotel dan restaurant bintang lima di beberapa sudut kota. Bahkan, Trey memiliki sebuah jet pribadi untuknya, beberapa rumah dan mobil dengan mudah bisa ia dapatkan. Itulah sebabnya mengapa orang-orang mengenalnya sebagai seorang Billionaire. Tanpa tahu, apa yang sebenarnya Trey lakukan di balik semua harta miliknya itu. Sekarang, Trey yang sudah berumur 26 Tahun itu adalah seorang gangster leader, ia adalah pemimpin dari mafia bernama The Dragons.

Dari semenjak Trey berumur 17 Tahun, ia sudah dilatih menjadi seorang leader yang bisa memimpin ribuan pengikutnya. Dan kini, The Dragons adalah gangster nomor satu yang paling ditakuti, paling dihormati oleh gangster-gangster dunia lainnya. Trey tidak akan memberi ampun kepada siapapun yang menghalangi jalannya, ia akan membunuh siapapun orang yang tak menghormatinya atau mencuranginya. Kini semua orang tunduk padanya. Karena Trey, adalah rajanya. Ia bisa membunuh siapapun, tanpa orang tahu. Bahkan, tangannya bersih di hadapan hukum.

Sementara itu, ditengah-tengah hiruk pikuk nya kota, seorang perempuan berambut cokelat panjang nampak sedang berjalan dengan raut wajah kebingungan. Jaket yang sudah tak layak di pakai pun ia pakai, begitu kusam. Perempuan itu kebingungan karena ia merasa telah kehilangan semuanya. Dari sejak ia berumur 15 Tahun, kedua orangtuanya sudah meninggal dunia karena sebuah kecelakaan mobil. Semenjak itu, ia tinggal seorang diri. Bekerja sebagai pelayan adalah satu-satunya yang ia bisa lakukan. Dan kini, ia harus di pecat lantaran resto tempatnya bekerja tengah mengalami kebangkrutan. Sialnya lagi, rumah yang ia sewa pun harus ia relakan beralih pada orang lain karena tak bisa membayar sewa. Perempuan kurang beruntung itu bernama Annastasia Cole.

"Kemana lagi aku harus pergi?" ujar Anna dalam hati, satu tangannya memegangi perutnya yang merasa kelaparan karena sedari pagi tadi, ia belum memakan sesuatu.

"Aku tak bisa menghubungi Darren, ia adalah mantanku. Mana mungkin aku bisa merepotkannya dengan keadaanku yang seperti ini?" lanjutnya. "Aku tak bisa berhubungan dengannya lagi."

Anna berjalan, terus berjalan mengelilingi kota New York sembari berpikir siapakah orang yang bisa memberinya bantuan. Sampai tak terasa, langit pun sudah mulai gelap. Namun, langkah kaki Anna tetap tak berhenti. Ia terus berjalan sembari berpikir. Tak lama, ia tersadar bahwa dirinya sekarang telah jauh dari keramaian kota. Sebuah taman yang sepi, dan tak ada satupun orang yang berada disana. Anna menjadi bergidik ngeri, mengapa pula ia bisa tiba-tiba berada disana? Baru saja akan melangkahkan kakinya pergi, suara seseorang begitu mengejutkannya.

"Kau pikir kau bisa kabur kali ini, huh?" ujar seorang lelaki berambut pirang sedang berusaha mencekik leher orang di hadapannya.

"Apa sekarang maumu?!" orang teraniaya itu lalu bertanya balik.

"Mau kami? Jelas kau pun sudah tahu apa mau kami, idiot!" seru teman dari si rambut pirang, Anna bisa dengan jelas melihatnya.

"Oh ayolah, tak usah banyak basa basi lagi! Lakukan saja sekarang!" Si rambut pirang lalu mengeluarkan sebuah pistol dari dalam jaketnya. Diarahkannya pistol itu tepat di kepala orang yang ada di hadapannya.

Anna yang melihat itu lalu terkejut bukan main, matanya terbelalak sempurna, ia menutup kedua mulutnya berusaha untuk tidak berteriak.

Namun, dalam hitungan detik si rambut pirang itu sudah menembakkan pelurunya. Terlihat darah pun memuncrat pada jaket merahnya. "Itu untuk Boss! Boss pasti akan senang melihat tubuh tak bernyawamu nanti!"

Anna yang tak kuat lagi menahan keterkejutannya lalu berteriak, membuat dua orang yang masih berada disana pun menoleh dan menyadari keberadaannya. Secepat kilat Anna pun berlari kabur, ia menjauhi tempat itu secepat mungkin dengan harapan kedua orang tadi tidak akan mengejarnya. Namun, mereka tidak sebodoh yang Anna kira. Kedua orang itu mengejar Anna bahkan sampai mereka menangkap tubuh Anna. Perempuan itu hanya bisa pasrah ketika kedua orang itu membawanya masuk ke dalam mobil. Ia pikir dengan cara inilah ia bisa selamat, daripada ia harus berteriak dan sebuah pistol bisa membunuhnya. Maka, diam mungkin lebih baik untuk saat ini pikirnya.

"Tunggu sampai Boss melihatmu, Cantik!"

**

"Boss! Lihat siapa yang kita temukan!" Lelaki berambut pirang itu lalu menyeret Anna tepat ke hadapan Boss mereka.

Anna merasakan jantungnya berdebar sangat cepat, ia menyadari bahwa ini adalah tempat yang sangat menyeramkan. Beberapa orang berwajah seram kini sedang mengelilinginya. Kecuali orang yang baru saja memunculkan batang hidungnya di depan mata Anna, orang itu bertubuh tinggi dan juga berotot. Jaket kulit hitam yang ia pakai begitu menunjukkan otot tangannya yang besar. Orang itu lalu menghampiri Anna perlahan, membuat perempuan itu menegang.

"Boss! Kami melihat perempuan ini sedang bersembunyi saat kami sedang menembak Jason!" ucap lelaki berambut pirang.

"Dimana Jason? Kau sudah membunuhnya, Dave?" tanya lelaki berotot dihadapan Anna.

"Tentu saja sudah, Will baru saja kembali ke tempat tadi sedang mengamankan tubuhnya."

"Bagus, lalu kau- apa benar kau bersembunyi saat kedua anak buahku sedang membunuh Jason? Apa kau bekerja pada seseorang untuk memata-matai anak buahku?" tanya lelaki berotot itu pada Anna.

"Oh, Trey. Jelas saja ia bekerja dengan seseorang!" Seorang perempuan lalu berujar, memperburuk suasana hati Anna.

Lelaki berotot itu bernama Trey. Anna yakin bahwa lelaki inilah yang si pirang itu sebut 'Boss'. Ia lalu membela diri, "Aku tak bekerja pada siapapun! Lepaskan aku!"

"Jujur saja, jika aku tahu kau sedang berbohong, maka kau akan mati di tanganku malam ini. Paham?" ucap Trey dengan nada santai, namun penuh dengan ancaman.

"Aku tidak berbohong!"

Trey tertawa kecil, "Kau ini pembohong cantik. Kau benar-benar ingin sebuah peluru menembus kepalamu, ya?"

Sontak Anna lalu menampar pipi kanan Trey. Ia berpikir bahwa apa yang dikatakan Trey itu begitu kasar. Namun, ia pun baru menyadari apa yang dilakukannya itu membuat semua orang yang ada disana terkejut dan geram. Bagaimana tidak? Trey, sang Boss telah sukses ditampar keras oleh perempuan bernama Annastasia. Seketika tubuhnya kembali menegang saat mata tajam Trey menatap kedua matanya.

"Kau berani menamparku? Kau salah besar, nona manis."

***

Okay chapter 1-5 mungkin bakal pendek2 cem ini. Yaa.. Sekalian lihat berapa banyak yg suka ceritanya.

Sooo, kalau kalian pengen ku lanjut tolong vote dan beri komentarnya yaa! Lanjut jangan niiih?~

MR. GANG LEADERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang