"Apakah kau akan pergi untuk latihan sore ini?" Tanya seorang laki-laki berkulit sawo matang saat bel istirahat sekolah berbunyi pada teman dekatnya, Trey Alexander.
"Ya, mungkin?" Trey seperti berpikir, "Jika Ayahku memperbolehkan, maka aku akan pergi."
"Oh ayolah, mau sampai kapan Ayahmu akan terus mengekangmu seperti itu?"
Trey menggidikkan bahunya, "Entahlah. Menurutnya, hampir sebagian dari dunia ini sangatlah berbahaya."
"Berbahaya? Aku tidak mengerti." Samuel atau yang akrab di sapa Sam, teman dekat Trey itu pun lalu terkekeh. "Berbahaya apanya?"
"Katanya, ribuan peluru bahkan bisa saja menembus kepalaku! Gila, bukan?"
"Mengapa bisa begitu?"
"Kau tahu betul Ayahku, Sam. Dia adalah rajanya The Dragons. Gang yang paling ditakuti oleh seluruh orang di New York maupun seluruh dunia!"
"Ah kau benar, bahkan aku pun lupa dengan hal satu itu."
Trey tertawa, "Ayo, saatnya makan siang!"
Kedua kaki Trey dan Samuel lalu membawa mereka keluar kelas, menuju kantin sekolah. Mereka adalah siswa yang baru naik ke kelas 3 SMA, umur mereka saja barulah menginjak 17 Tahun. Tetapi untuk Trey, di umurnya yang masih remaja itu, ia harus dilatih oleh kedua orangtuanya agar bisa lebih dewasa dan mandiri. Terlebih lagi, Trey sudah diajarkan bela diri agar kelak bisa melindungi dirinya sendiri ketika sudah dewasa nanti, dan itu di awali semenjak ia masih duduk di bangku menengah pertama.
Semua itu dilakukan Ayah Trey, bukan tanpa alasan. Apa yang ia katakan berbahaya adalah benar. Bagaimana tidak? Ia adalah boss dari gangster yang ditakuti oleh semua orang. Ia bahkan bisa membunuh siapapun yang menghalangi jalannya. Ribuan gangster lainnya adalah musuh besarnya. Maka, tak heran jika ia katakan pada Trey ada ribuan peluru yang bisa menembus kepala Trey jika ia tak bisa mengikuti perintah sederhananya.
Tak ada alasan pula untuk Trey menolak, karena cepat atau lambat ia akan mengambil alih kepemimpinan Ayahnya sebagai boss gangster yang di kenal dengan nama The Dragons itu. Ia bahkan memiliki ribuan pengikut hampir di semua penjuru dunia. Semua anggota The Dragons bahkan akan tunduk padanya nanti.
Sore ini, Trey sedang berlatih sepak bola dengan Samuel. Setelah mendapatkan izin untuk berlatih, akhirnya Trey pun melakukan apa yang menjadi hobinya itu. Hobi yang memang disukai oleh hampir seluruh laki-laki. Dan Trey merasa, dengan bermain sepak bola, hidupnya akan terasa lebih normal, dibandingkan ia harus berlatih menembak dengan pistol milik Ayahnya di umur 17 Tahunnya itu. Setidaknya, sepak bola bisa menolongnya saat ini.
Tak terasa, langit sudah mulai gelap. Trey masih saja berlatih disaat ponselnya terus saja berdering di saku celananya. Ya, ia membawa ponselnya saat latihan karena jika ia tak mengangkat panggilan Ayahnya, Ayahnya akan hilang kendali dan mengamuk padanya. Dan Trey, tidak ingin itu semua terjadi. Maka, di tengah-tengah latihan, cowok itu lalu segera mengangkat teleponnya. Ia benar-benar tak bisa membiarkan ponselnya berdering begitu saja.
"Trey! Yang benar saja, pelatih tak akan suka melihatmu bermain ponsel seperti itu saat sedang latihan!" Tegur Samuel mengingatkan Trey.
"Masa bodoh! Kalau dia ingin marah, luapkan saja kemarahannya itu pada Ayahku! Jika ia beruntung, mungkin peluru tak akan menembus kedua matanya malam ini!" Gerutu Trey lalu segera mengangkat telepon miliknya itu.
Namun, ketika ponsel itu sudah sampai di telinganya. Wajahnya tiba-tiba saja berubah menjadi sedih, bingung, dan marah. Entah apa yang terjadi, tetapi Samuel, ia bisa pastikan jika sesuatu yang besar pasti telah terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. GANG LEADER
RomansaMeet Trey Alexander, He's mafia gang leader. A billionaire, sexy, hot, and he's the most ruthless and heartless man in the world. Hidup Anna berubah saat ia bertemu dengan Trey. ©2017.