Suasana semakin mencekam di warehouse malam itu karena perkara Anna menampar Boss besar, Trey. Warehouse adalah tempat dimana The Dragons berkumpul dan bersembunyi dari ribuan musuh diluar sana. Tempat itu seperti benteng, tak sembarang orang bisa masuk kesana, sistem pengamanan di warehouse sangatlah canggih, hingga hanya beberapa anggota The Dragons saja yang mempunyai kunci masuk ke dalam warehouse, beberapa orang itu adalah orang-orang kepercayaan Trey, termasuk adiknya sendiri Aldenn.
Di tengah-tengah ruangan menyeramkan itulah Anna sedang berdiri ketakutan saat kedua mata hijau milik Trey menatap matanya marah. Anna bisa merasakan jika Trey benar-benar sedang marah karena kedua tangan lelaki itu sekarang sudah mengepal dengan sempurna. Anna hanya bisa menundukkan kepalanya, ia hanya bisa berharap dalam hati jika sang Boss itu tidak akan menembakkan sebuah peluru padanya.
"Apakah kau tahu siapa yang kau tampar sekarang, Nona? Kau ingin bermain-main dengannya?" tanya Trey sarkastik.
Anna hanya diam.
"Sam, Dylan, bawa dia ke penthouse ku sekarang!" Seru Trey menyuruh dua anak buahnya. Dua orang yang merasa telah terpanggil itu lalu membuang rokok di tangannya dan mengangguk tanda mengerti.
"Apa?!" pekik seorang perempuan di samping Trey, "Kau bercanda, Trey? Tidak ada satupun perempuan yang pernah menginjakkan kakinya di penthouse mu itu!"
"Diam kau, Elena! Tidak ada satupun orang yang bisa mengaturku!" sentak sang Boss membuat perempuan bernama Elena itu tertunduk dan memundurkan tubuhnya menjauhi Trey.
"On it, Boss!" ucap Samuel dan Dylan bersamaan, dengan segera mereka pun menyeret tubuh kecil Anna itu keluar dari warehouse, dan membawanya ke penthouse milik Trey.
**
"Oke, here we are. Duduklah disofa, dan janganlah berusaha untuk kabur! Karena Boss tak akan suka itu, mengerti?" ucap Samuel lalu sambil menyulut rokoknya.
"Ha ha, kau beruntung karena Boss tak membunuhmu malam ini di warehouse!" Balas Dylan sambil tertawa. Mereka tertawa, seakan nyawa Anna bukanlah apa-apa.
Anna hanya bisa diam, menatap Samuel dan Dylan penuh ketakutan. Ia tak juga bisa melakukan apapun. Jikalau ia berusaha untuk kabur pun, ia yakin pastilah kedua orang ini bisa menahannya, dan yang lebih menakutkan, orang bernama Trey itu bisa membunuhnya saat tahu bahwa dirinya sempat berusaha untuk kabur.
Kakinya lalu ia langkahkan menuju sofa panjang yang ada di hadapannya, penthouse ini sangatlah besar nan mewah. Anna yakin, Trey adalah orang yang sangat kaya raya karena bisa tinggal di tempat seperti ini. Barang-barang antik bahkan bisa Anna dapatkan diseluruh penjuru ruangan, beserta jendela kaca yang memperlihatkan indahnya pemandangan kota New York pada malam hari. Semuanya bahkan terlihat mewah untuk Anna, bahkan jika boleh ia sangat ingin tinggal disini bagaimanapun kondisinya dengan Trey. Apa yang bisa ia harapkan? Ia bahkan sekarang pun tak memiliki tempat tinggal, tidak memiliki siapapun dan apapun. Baginya, dengan tinggal di tempat yang seperti ini saja ia sudah sangat beruntung.
Suara ponsel berdering lalu terdengar, Samuel pun langsung merogoh saku celananya dan mengangkat teleponnya itu, "Halo, Boss. Ya, ia sudah ada di penthouse mu sekarang. Baiklah, kami akan pergi sebentar lagi. Oke, Boss."
Setelah Samuel mematikan teleponnya, matanya lalu tertuju pada Anna, "Boss menyuruhmu untuk pergi ke kamar tamu. Ia akan datang beberapa menit lagi. Kami berdua akan kembali ke warehouse, dan Boss mengingatkanku untuk memberitahumu jika kau berusaha untuk kabur, Boss pasti akan menemukanmu dan menembak kepalamu saat itu juga, kau mengerti?"
Anna mengangguk.
"Siapa namamu?" tanya Samuel.
"It's Annastasia Cole."
"Bagus. Ayo Dylan! Masih banyak pekerjaan yang belum kita kerjakan di warehouse!" seru Samuel mengajak Dylan untuk segera pergi dari tempat itu dan meninggalkan Anna seorang diri.
Setelah dua orang itu pergi, Anna lalu mencari kamar tamu yang dimaksud oleh Trey. Kakinya berjalan menuju lantai atas, dimana sepertinya kamar tamu itu terletak. Begitu sampai dilantai atas, Anna begitu bingung lantaran banyaknya pintu disana. Ia bahkan kebingungan dimanakah kamar tamu itu. Dengan mengandalkan feelingnya, ia lalu membuka satu kamar yang menarik perhatiannya. Dibukanya pintu besar itu perlahan, lalu matanya langsung saja menyapu seluruh sudut ruangan. Kamar satu ini begitu besar dengan jendela kaca yang juga dihiasi dengan pemandangan terbaik Kota New York.
Mungkin ini yang Trey sebut kamar tamu? Pikir Anna kemudian. Ia lalu bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang kotor karena seharian tadi mencari tempat untuk tinggal. Melepaskan baju dan jaket yang sudah tak layak pakai itu, ia dengan cepat membersihkan seluruh tubuhnya dengan air hangat. Setelah dirasa bersih, Anna kemudian menemukan sebuah pakaian yang bisa ia pakai untuknya. Kemeja berukuran besar berwarna putih ini dirasa bisa menutupi seluruh tubuhnya itu. Anna lalu keluar kamar mandi dengan menggunakan kemeja yang sudah di pakai, ia langsung merebahkan seluruh tubuhnya di tempat tidur besar di hadapannya.
"Ahhhh! Tempat tidur ini nyaman sekali! Bahkan rasanya aku tak keberatan untuk tinggal disini selamanya!" Seru Anna berteriak kegirangan.
Di lain tempat, tepatnya di lantai bawah, Trey pun baru saja sampai di penthouse miliknya. Kakinya langsung saja membawanya ke lantai dua, menuju kamar adiknya, Aldenn. Trey membuka pintu kamar itu, matanya menyapu seluruh ruangan yang begitu berantakan, tetapi Aldenn tidak ada disana. "Aldenn sialan, kapan dia akan menuruti semua perkataanku?!" Gerutu Trey dengan jengkel. Secepat kilat ia lalu langsung saja menelepon seseorang di luar sana.
"Caleb! Carikan Aldenn dan bawa dia pulang segera!" perintahnya.
"Oke, Boss!" jawab Caleb dari telepon.
Trey lalu kembali masuk ke dalam ruangan lainnya, ruangan itu adalah kamar tamu. Ketika lampu menyala, ia begitu terkejut karena Anna tidak ada dikamar tamu. Ya, Trey sudah tahu namanya, Annastasia Cole. Tentu saja semua itu ia dapatkan dari Samuel. Dan dengan sekejap, ia bisa langsung pula mendapatkan semua informasi tentang Annastasia Cole. Ia bahkan tahu dimana dulu Anna bekerja, ia tahu jika Anna tidak lagi mempunyai tempat tinggal, sampai Anna yang pernah memiliki seorang mantan.
Trey kemudian mengeluarkan sebuah pistol dari saku jaketnya, ia mengira bahwa Anna adalah seorang mata-mata. Setelah dirasa ruangan itu aman, ia lalu berjalan keluar seraya mengarahkan pistolnya itu ke depan, dengan perlahan tapi pasti ia mulai membuka kamarnya. Begitu pintu besar itu terbuka, ia sudah dapat menemukan Anna yang sedang tertidur di tempat tidurnya dengan mata kepalanya sendiri. Trey bahkan menyadari bahwa Anna telah memakai kemeja putihnya untuk tidur. Pistol itu ia masukkan kembali ke dalam jaketnya, kemudian ia melangkah mendekati tempat tidur.
Ia lalu memperhatikan wajah Anna yang sedang tertidur, dan saat itu pula lah ia merasa bahwa seorang perempuan yang sedang tidur di kamarnya ini adalah perempuan yang cantik. Baru kali ini ada seorang perempuan yang tidur di tempat tidurnya. Bukan, bukan karena Trey adalah lelaki baik-baik yang tidak pernah mempermainkan wanita. Ia bahkan rajanya soal wanita. Banyak wanita diluar sana yang ingin dengannya, ingin tinggal dengannya di penthouse mewahnya, hanya sayang, tak ada satu pun yang bisa meluluhkan hati sang leader The Dragons itu. Ia bisa meniduri banyak wanita yang ia mau dalam satu malam penuh selama itu bisa menguntungkannya, tetapi jika ia ingin melakukan itu, ia harus menyewa kamar hotelnya sendiri. Ia tak mau ada seorang perempuan yang menginjakkan kakinya di penthouse, dan sekarang Anna menjadi orang pertama yang tidur disana.
Setelah Trey berpikir keras, ia lalu mengembalikan dirinya kepada Trey yang seharusnya, yang kasar dan tidak peduli. Dengan sangat marah, ia lalu menghembuskan napasnya panjang dan dilipatkannya kedua tangan besar miliknya itu di dada.
"WHAT THE HELL DO YOU THINK YOUR DOING?!"
***
So, yay/no? Please give me ur vomment;)
Cerita ini akan kulanjut tergantung vomments kalian ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. GANG LEADER
RomanceMeet Trey Alexander, He's mafia gang leader. A billionaire, sexy, hot, and he's the most ruthless and heartless man in the world. Hidup Anna berubah saat ia bertemu dengan Trey. ©2017.