Thirteen

5.8K 419 24
                                    

Anna terbangun dari tidurnya saat matahari mulai menghujam matanya. Menggosokan matanya beberapa kali, ia pun berusaha membuka matanya. Saat melihat jam di dinding sudah menunjukkan waktu pukul 8, Anna pun dengan cepat bergegas mandi untuk pergi bekerja dan menyiapkan sarapan. Beberapa saat kemudian, setelah siap berdandan rapih, ia pun berjalan ke dapur untuk mempersiapkan sarapan. Mac and cheese, sudah menjadi andalannya dan juga Theo.

"Theo! Sarapan sudah siap!" Teriak Anna, lalu dibawakannya mangkuk itu ke kamar kecil tepat di samping kamarnya itu.

Ketika matanya melihat Theo sudah terbangun dari tidurnya, ia tersenyum, "Ternyata sudah bangun ya, tidurmu nyenyak sekali kemarin malam, sayang."

Theo tak menjawab, ia hanya sibuk memainkan mainan barunya yang baru ia beli bersama Darius. Theo, adalah anak kandung Anna yang ia lahirkan setelah ia pergi dari kediaman Trey tiga tahun yang lalu. Sebenarnya, setiap kali Anna melihat Theo, ia selalu saja terbayang wajah Trey tiap kali lelaki itu sedang menatap kedua matanya. Jelas saja, dari rambut, wajah, hidung, mulut sampai mata pun terlihat begitu mirip dengan ayah kandung sebenarnya yaitu, Trey.

Anna tidak mau Trey tahu soal ini. Ia bahkan berkata pada Theo bahwa Ayahnya sudah pergi dan tak akan kembali lagi. Anna hanya tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika lelaki itu tahu jika Theo adalah anaknya bersama Anna. Ia juga tak mau jika ketua dari mafia itu akan marah besar dan mengambil Theo darinya. Pada intinya, ia tak mau sesuatu yang buruk terjadi padanya maupun Theo. Maka dari itu, Anna berharap Trey tak akan bisa menemukannya sampai kapanpun itu.

"Theo, mama harus bekerja. Nanti, akan ada tante Elise yang akan menjagamu selagi mama bekerja, ya?" ujar Anna pada anaknya yang baru saja akan berumur 3 tahun itu.

Tak lama, suara ketukan pintu pun terdengar. Anna tahu pasti itu adalah Elise. Cepat-cepat ia pun membukakan pintu dan sudah mendapatkan Elise yang sedang tersenyum sumringah padanya. "Elise, masuklah, Theo ada di dalam."

Semenjak Anna menyewa rumah ini, Elise adalah tetangga yang sangat baik untuknya. Bahkan, perempuan itu senang membantu Anna untuk mengasuh Theo disaat Anna harus bekerja. Tanpa pamrih, ia selalu membantu Anna dan juga Theo disaat mereka sedang sesulit apapun keadaannya. Anna selalu berpikir bahwa ia sangatlah beruntung karena mendapatkan teman yang baik seperti Elise. Ia bahkan tak tahu bagaimana harus membalas kebaikan Elise kepadanya.

Dan soal bekerja, Anna mempunyai toko kue kecil-kecilan yang ia buat memakai uang yang ia ambil dari Trey. Dengan membuka toko itu, ia bisa menghidupi Theo walaupun tidak semewah yang Trey punya. Tetapi, Anna selalu berusaha memberikan apapun yang terbaik pada anak satu-satunya itu.

"Aku sudah tak sabar bermain bersama Theo! Kau pergilah, Anna. Theo aman bersamaku," ucap Elise.

"Baiklah, aku percaya padamu. Bye, Theo! Mama pergi ya, sampai nanti!" Teriak Anna lalu cepat-cepat pergi menuju tempatnya bekerja.

"Anna!" Panggil seseorang dari belakang membuat Anna menoleh.

"Darius? Hi, ada apa?"

Darius, yang juga tetangga Anna ini sepertinya menaruh hati pada Anna. Lelaki bernama Darius ini pun selalu memberi perhatian lebih pada Ibu satu anak itu, "Mau ku antar? Aku akan sangat senang jika aku bisa mengantarmu bekerja, Anna."

"Tak perlu, Darius. Lagipula, aku sudah seringkali merepotkanmu, terima kasih tawarannya." Jawab Anna dengan sangat berhati-hati sambil tersenyum.

"Oh, baiklah. Kalau begitu, hati-hati."

Anna mengangguk sembari berjalan menjauhi Darius. Ia senang saat bersama Darius, orangnya memang menyenangkan, dia baik, dan tidak berbahaya seperti Trey. Tapi, entah kenapa, Anna tak bisa memiliki perasaan apapun pada Darius seperti ia kepada Trey. Rasanya sangat sulit sekali dibandingkan ketika ia menyimpan rasa pada ketua gangster itu. Dengan Trey, semuanya terasa berbeda. Berbahaya memang, namun Anna menyukainya. Bahkan, sekarang pun Anna merindukan belaiannya, ia merindukan ciuman kasarnya, ia merindukan kata-kata kejam yang seringkali terlontar dari mulut Trey, ia rindu semuanya. Ingin rasanya melupakan semuanya namun Anna benar-benar tak bisa, ia bahkan menyerah. Sulit sekali rasanya melupakan lelaki bernama lengkap Trey Alexander yang pernah ia sukai itu.

MR. GANG LEADERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang