Twenty Two

5.4K 429 16
                                    

Adrik dan Gerald sedang berada di depan ruang ICU, dimana Trey dan beberapa orang lainnya yang tertembak ada di dalam sana, dengan perasaan harap-harap cemas mereka menunggu kabar dari Dokter yang sedang menangani para korban yang tertembak. Pernikahan suci itu tiba-tiba saja menjadi sebuah musibah yang tragis. Bahkan kedua pengantin pun tak sadarkan diri sekarang.

"Gerald, berapa banyak orang-orang kita yang tak selamat?" tanya Adrik.

Sebelum menjawab, Gerald menghela napasnya terlebih dulu, "Sangat banyak."

"Jadi, semua ini karena ulah Darius?" Adrik menjadi geram.

Gerald mengangguk, "Ya, dia telah berhasil kabur. Tetapi, banyak dari orang-orangnya yang juga terbunuh."

"Bagaimana bisa mereka masuk?!"

"Darius membawa banyak sekali orang-orangnya, hingga mereka berhasil membunuh beberapa anggota The Dragons yang sedang menjaga gerbang." Papar Gerald.

"Mereka pasti sudah merencanakan ini dari lama!" Seru Adrik dengan rahangnya yang mengeras.

Tak lama, seorang suster datang di hadapan mereka, "Apakah salah satu dari kalian adalah keluarga dari Trey Alexander?"

"Ya!" Adrik melangkahkan tubuhnya satu langkah, "Saya saudara Trey, bagaimana keadaannya?"

"Mr Alexander baik baik saja, ia hanya terkena sedikit goresan peluru saja di bagian perutnya." Tutur suster menjelaskan keadaan Trey.

"Lalu, bagaimana dengan Mrs Alexander? Istri Trey?" Lanjut Adrik.

"Maafkan saya, tapi saya belum mendengar informasi apapun soal Mrs Alexander ataupun korban lainnya."

Adrik mengangguk perlahan, "Apakah kita bisa melihat Trey sekarang?"

"Yes, follow me." Kemudian Adrik dan Gerald mengikuti langkah kaki suster yang menunjukkan dimana Trey berada. Sesampainya di ruangan itu, Adrik sudah melihat saudaranya yang masih tak sadarkan diri di atas tempat tidur dengan infusan yang menempel di tangannya.

Setelah sampai disana, suster yang mengantarkan Adrik pun pergi dari sana. Sementara, Adrik duduk di samping ranjang Trey sambil menghela napasnya saat melihat saudaranya itu membuka mata, "Trey?"

"Umm.. Dimana aku?" tanya Trey dengan lemas karna baru tersadar.

"Kau dirumah sakit, Trey." Jawab Adrik.

"What the hell happened?" Sempat terdiam sejenak, berpikir apa yang membuatnya berada disini, Trey pun kemudian tiba-tiba beranjak dari tempatnya seketika saat ingat apa yang telah terjadi, "Dimana Theo dan Anna? Apakah mereka baik-baik saja?!"

"Trey, tidurlah! Kau tidak boleh terlalu banyak bergerak!" Seru Adrik yang juga terkejut.

"Where the fuck is my wife and son, Adrik?!" Seru Trey dengan penuh penekanan di setiap kata-katanya. "Beritahu aku sekarang!"

"Theo baik-baik saja, Trey. Sam langsung mengamankannya saat kejadian itu." Jawab Adrik perlahan.

"Anna? Bagaimana dengan Anna?" tanya Trey, tatapannya menatap mata Adrik lurus-lurus.

"Dia tertembak, Trey. Belum ada informasi apapun tentangnya."

"Apa yang kau maksud dengan tidak ada informasi?! Carikan aku dokter sialan itu! Aku mau berbicara dengannya! Dan katakan pada Dave untuk membawakan beberapa bajuku!"

Mengikuti perintah Trey, Adrik lalu berjalan keluar ruangan itu, meninggalkan saudaranya yang masih harap-harap cemas soal kabar Anna. Trey merasa marah saat tahu kalau Anna terkena tembakan itu. Ia bahkan membuat janji kepada dirinya sendiri, jika ia akan menemukan dan membunuh siapapun yang sudah membuat semua ini terjadi. Tak lama Adrik pergi, Dave datang dengan membawa beberapa pakaian untuk Trey. Dave membawa pakaian yang selalu saja Bossnya itu pakai, yaitu kemeja, jas dan keseluruhan lainnya yang berwarna hitam. Setelah mengganti pakaiannya, Trey kemudian keluar dari ruangannya tertatih-tatih, merasa ingin tahu dimana Adrik menemui dokter itu. Kemudian, Trey telah sampai di sebuah lorong panjang, melihat Adrik sedang berbicara dengan seorang dokter disana, Trey pun berinisiatif untuk menghampiri.

MR. GANG LEADERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang