Twenty Nine

4.7K 356 59
                                    

Kalau bukan karena bayi yang ada dalam kandungan, Anna sekarang ini pasti sudah meronta-ronta di atas lantai dan menangis sekeras-kerasnya, mengharapkan Tuhan akan melakukan sesuatu atau memanggil nama Trey sekuat tenaga agar dia mendengar Anna dan terbangun. Tanpa peduli sedang berada di ICU, dimana pasien yang lain pun sedang berada di ambang pintu antara hidup dan mati. "Suamiku tidak mati, Dok!" Sentak Anna dengan penuh penekanan.

"Jangan menyiksa dirimu sendiri, jika Trey sudah tak mampu untuk bertahan lagi, biarkan dia pergi. Biarkan dia pergi dengan tenang. Kasihan Trey, Anna." Ujar Dylan di samping Anna sembari mengusap bahu perempuan itu pelan.

Anna kontan menoleh pada Dylan, "Kenapa kau bicara seperti itu, Dylan?! Trey adalah orang yang paling kuat yang pernah aku temui! Dia tidak akan mungkin menyerah begitu saja!"

Kemudian Anna kembali mengalihkan pandangannya pada Trey, "Meskipun tubuhnya begitu dingin dan pucat, aku yakin dia masih hidup. Suamiku masih hidup. Kau dengar itu kan, Trey? Aku tidak akan melepaskanmu begitu saja."

"Mrs Alexander, tapi—"

"Dokter, kau boleh mengatakan apapun sesukamu. Suamiku akan bangun lagi! Lagipula, ini hanya baru beberapa hari, di luar sana masih banyak orang lain yang koma dan akhirnya kembali bangun. Trey akan bangun untukku, dan anak-anak kami!" Anna menegaskan pada Dokter.

Mendengar itu, sang Dokter pun hanya menampilkan senyumannya, "Baiklah. Saya harap, keputusan ini adalah yang terbaik. Semoga saja esok hari Mr Alexander mendapatkan sebuah keajaiban dari Tuhan." Setelah itu, Dokter paruh baya itu pun pergi dari sana.

"Trey.. Jangan pergi." Anna lalu menggenggam tangan Trey yang begitu dingin itu, "Aku tahu kau sedang berjuang disana. Jadi, berjuanglah lebih keras lagi. Ingatlah, aku dan kedua anakmu menunggumu pulang. Kami dengan setia akan menunggumu."

Setelah itu, Anna pulang ke rumah bersama Dylan dan juga Will. Malam ini, Trey akan dijaga oleh Dave dan juga Gerald. Setiap malamnya, anggota The Dragons memang bergantian menjaga Trey di dalam ataupun di luar ruang ICU. Sementara Caleb, ia masih menjaga Sam yang katanya sudah mulai berangsur membaik. Beruntunglah, Sam. Batin Anna berkata.

Pada esok harinya, pada siang hari saat Anna sedang menselanjarkan tubuhnya di sofa, Theo datang menghampirinya sambil menangis. Kontan, hal itu membuat Anna begitu terkejut, "Theo? Ada apa sayang?!"

"Want Daddy.." Ujar Theo lirih.

"Theo.. Daddy sedang pergi, sangat jauh. Dia belum bisa pulang sekarang, sayang." Jawab Anna dengan lembut, "Kemarilah, duduk bersama Mommy." Kemudian kedua tangan Anna menggendong Theo duduk di atas pangkuannya.

"Miss Daddy.." ucap Theo lagi yang begitu membuat hati Anna terluka.

"Mummy tahu, come on, beri aku pelukan." Anna lalu memeluk tubuh kecil Theo sambil menangis. Ia bahkan tak tahu apa yang harus ia katakan pada Theo soal Daddy-nya sekarang ini. Bagaimana aku harus memberitahu Theo, jika Ayahnya mungkin saja tak akan pernah kembali lagi? Batin Anna berkata dalam hati.

"Anna— Dylan sudah siap mengantarmu ke Dokter kandungan untuk memeriksa kandunganmu sekarang." Ucap Lucas yang tiba-tiba saja memasuki rumah. "Theo, apakah kau mau bermain bola? Leo sudah menunggumu di taman, ayo cepat susul dia!" Lanjutnya, seketika membuat Theo kegirangan dan langsung berlari menuju taman belakang, meninggalkan Anna dan Lucas berdua disana.

"Aku tidak butuh di periksa siapapun, Lucas! Aku dan bayiku baik-baik saja!" Seru Anna.

"Anna, kau harus memikirkan bayinya juga. Lebih baik jika Dokter segera memeriksanya, agar kita semua tahu bahwa kandunganmu baik-baik saja." Tutur Lucas.

MR. GANG LEADERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang