Four

7.3K 500 9
                                    

Anna bolak balik tak karuan malam ini di depan tempat tidurnya. Pikirannya masih bergelut soal pilihan apa yang harus ia pilih. Ia ketakutan soal perkara ancaman Trey yang akan ia terima jika ia menolak ajakannya. Satu hal yang masih tak bisa ia bayangkan adalah, apa yang harus ia lakukan sebagai seorang mafia? Pertanyaan itu berada di nomor satu dari sekian banyak pertanyaan yang ada di kepalanya. Ia bahkan tak tahu yang harus ia lakukan, dan juga Anna tak mau jika hanya untuk mendapatkan uang yang banyak ia harus menjadi seorang pembunuh seperti apa yang dilakukan oleh anak buah Trey malam itu.

Anna benar-benar kebingungan. Keputusan apa yang harus di pilih? Batinnya berkata. Ia tak ingin salah pilih, ia tak mau semua ini malah bisa menjerumuskannya. Anna juga tak ingin menjadi orang seperti Trey, tapi hidupnya? Ia bahkan tak tahu lagi seperti apa hidupnya jika Samuel tidak membawanya pada Trey saat itu. Mungkin saja ia sudah mati kelaparan? Pikirnya lagi. Keputusan ini begitu sulit, tetapi Anna harus menerimanya, ia tak punya pilihan lain.

Tak lama suara Trey dari lantai bawah pun terdengar. Seperti sedang berteriak marah, Anna pun bergegas turun untuk melihat apa yang telah terjadi. Ia berjalan menuruni tangga dan sudah mendapatkan Trey sedang bicara dengan seseorang.

"Aku sudah bilang, diluar sana banyak yang mengincarmu Aldenn karena kau adalah adikku! Kapan kau akan menuruti perintahku? Berhentilah bertingkah seperti anak kecil!" Bentak Trey dengan raut wajah penuh emosi.

"Trey, aku hanya main dengan seorang teman." Laki-laki di hadapan Trey menjelaskan, "Tak ada yang perlu kau khawatirkan soal itu."

"Kau adalah satu-satunya keluarga yang aku punya, Aldenn! Aku mohon padamu, berhentilah berkeliaran di luar sana seorang diri."

"Oh, Trey. Kau tak bisa mengurungku seharian di rumah!"

Trey terlihat berpikir, "Baiklah, kalau itu maumu aku akan menyuruh Caleb atau Lucas untuk terus memantaumu. Mereka akan menemani setiap kegiatanmu di luar, dengan begitu aku akan merasa kau aman selagi kau berada di luar."

"Oh, Really, Trey?" Aldenn menyilangkan kedua tangannya di dada seraya menatap kesal Trey.

"Ya, setidaknya itu yang bisa aku lakukan untuk melindungimu."

"Whatever!" serunya kecewa lalu berlari menaiki tangga, melewati Anna yang sedang berdiri disana.

Selepas Aldenn pergi, pun Anna menghampiri Trey yang masih berdiri di depan jendela, tepat di hadapannya, "Trey?"

Trey diam, ia tak menoleh, "Sejak kapan kau berada disana?"

"Uhmm, tidak lama— aku— maaf."

"Dia adikku, Aldenn." ungkap Trey, "Sejak dulu ia memang selalu sulit untuk diatur. Kau bisa lihat tadi kejadiannya."

"Ya— maksudku, aku tahu dia adalah adikmu."

Trey lalu melirik pada Anna sambil berdecak pinggang, "Bersiaplah, sekarang kita akan makan malam diluar."

"Apa?!" pekik Anna.

"15 menit, aku akan menunggu di mobil," ucap Trey lalu melangkahkan kakinya pergi memasuki lift.

Dengan cepat, Anna langsung berlari menuju kamarnya untuk mencari sesuatu yang cocok untuk makan malam. Makan malam bersama Trey? Batinnya bertanya. Entah kenapa Anna merasa sedikit antusias. Mungkin karena sudah lama sekali tak ada yang mengajak Anna makan malam lagi seperti ini. Mencari-cari baju yang cocok, akhirnya Anna menemukan sebuah dress berwarna biru muda yang anggun nan cantik. Segera dipakainya dress itu dan tak lupa ia pun menata rambutnya serapih mungkin. Setelah dirasa siap, Anna lalu berlari keluar penthouse menyusul Trey.

MR. GANG LEADERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang