CHAPTER 6

16.4K 950 11
                                    

Waktu berjalan, setelah menguras banyak air mata yang membuatku lelah dan akhirnya akupun tertidur.

Sesuatu menyilaukan mataku. Akupun terbangun. Ternyata cahaya itu berasal dari jendela kamar yang bertanda matahari telah terbit dan hari telah berganti.

Kupaksakan diriku untuk bangun walau kutahu aku sekarang dalam situasi yang tak baik, masih tetap berada diruangan yang sangat asing bagiku. Tapi apa daya, aku tak mungkin pergi begitu saja dari sini. Aku masih dalam sergapan mereka, orang-orang yang tak pernah terlihat baik olehku

Aku duduk termenung, berpikir keras apa yang akan terjadi nanti. Akankah lebih buruk dari kemarin? Aku tak tahu. Kulirik selembar potongan kertas yang berada diatas meja. terdapat handuk, sikat gigi dan juga kaos serta boxer yang mirip dengan apa yang kukenakan sekarang. Kubaca potongan kertas itu
"Ini handuk, sikat gigi dan pakaianmu. Kalau kamu lapar, turun saja kebawah- H x"  aku yakin huruf H itu menandakan pesan singkat yang ditulis oleh Harry. Aku bergegas dan mengambil barang-barang yang diletakkan tepat disamping potongan kertas tadi. Berusaha untuk tak membuat masalah, mengikuti apa yang ditulis Harry.

Hampir sejam lamanya aku berkemas dan membersihkan tubuhku. Mataku agak sedikit bengkak pertanda semalam aku mengeluarkan banyak air mata dari biasanya. Setelah merasa bersih. Aku tak berniat untuk keluar dari ruangan ini. Aku mengurungkan niatku untuk turun dan bertemu mereka lagi.

Kukunci pintu kamar ini agar tak ada yang masuk. Tapi tubuhku mengatakan hal lain. Perutku sedari tadi sudah berbunyi menandakan usus-ususku perlu diberi makan.

Aku baru sadar, terakhir memasukkan makanan kedalam mulutku itu.. kemarin siang dan itupun hanya sepotong roti isi.

Aku tipe orang yang tak memperdulikan masalah berat badan.. yang biasanya gadis seumurku sangat wanti-wanti akan bertambahnya berat badan mereka. Berbeda denganku aku sangat suka makan. Ada kalimat kukutip dari sahabatku David "eat what you want to eat because you only live once"  yah kutipan itu terkadang menjadi penyemangatku untuk tak mempedulikan masalah berat badan.

Dan kali ini sesuatu yang rutin kulakukan yaitu sarapan pagi dengan teratur, tak kulakukan. Aku bersih keras untuk menahan laparku tetapi tubuhku berkata lain. Kuputuskan untuk keluar berharap tak ada lagi orang didapur sehingga aku bebas memberi makan perutku yang sedari tadi sudah mengamuk untuk diberikan jatah paginya.

Tapi harapanku tak sepenuhnya terkabul. Kulihat beberapa orang sedang duduk dan menyantap sarapannya dan yang tak kusangka terdapat 2 orang wanita yang juga duduk dan memberiku senyuman seakan mereka telah mengenalku. Aku merasa sedikit legah, mengetahui aku tak hanya seorang wanita disini. Kuberikan mereka senyuman kecil guna membalas senyumannya tadi.

Tiba-tiba mataku tertuju kearah yang tak asing. Yah.. lelaki yang membuatku selalu merasa tertekan dan juga penyebab bengkak mataku ini
"Pagi Nessa.."  sapanya dengan suaranya yang berat dan senyuman yang kuakui menarik perhatianku. Ia memperlihatkan lesung pipinya. Salah satu ciri khas dari lelaki itu. Terkadang hanya dalam berbicara lesung pipinya dapat terlihat. Apalagi ketika ia tersenyum.

"Sini.. sarapannya aku udah siapin khusus buat kamu" katanya membuyarkan lamuanku. Aku bahkan tak sadar, baru saja pikiranku dipenuhi olehnya. Ini mungkin gila. Yah aku memang mulai gila telah menghayalkan seseorang yang sebenarnya sudah kublacklisted dari kehidupanku.

Aku berjalan menuju Harry dan duduk tepat disampingnya, Mengetahui itulah satu-satunya kursi yang tersisa. Harry terlihat selesai dengan santapan paginya. Satu persatu orang yang berada diruangan itu pergi dan tinggallah aku dan Harry berdua. Aku masih tetap fokus dengan apa yang kukerjakan, yah menghabiskan sarapanku.

Sedari tadi aku merasa lapar yang begitu mendalam akhirnya terbalaskan. Tersadar, ternyata dari tadi Harry memperhatikan setiap detail gerakanku. Seolah aku akrobat yang menarik untuk ia tonton. Dan hal ini membuatku merasa tak nyaman. Kuberhentikan gerakanku bukan karena aku sudah merasa kenyang melainkan merasa tidak nyaman dengan apa yang terjadi. Menjadi tontonan Harry.

Sangat sulit untuk mengerti lelaki berambut keriting ini. Terkadang dalam sejejap ia berubah menjadi seseorang yang sangat menakutkan dan terkadang pula terlihat baik serta perhatian. Dia terlihat seperti berkepribadian ganda.

Setelah melakukan aktifitas isi ulangku, sarapan. Aku bergegas membersihkan piringku. Tentu saja, dengan mata Harry yang seakan menempel dengan apa yang kulakukan tapi aku berusaha untuk tidak berkontak mata dengannya.

Setelah selesai dengan semua yang kukerjakan, Harry berjalan menuju arahku seakan ia hendak melakukan sesuatu yang membuatku merasa takut kembali.

Dia  meletakkan tangannya dipipiku sembari memberikan senyuman termanisnya padaku. Aku tak tahu apa maksudnya, jantungku kini berdegup kencang
"Hey jangan coba kabur lagi yah. Maaf kalo kemarin aku kasar sama kamu. Tapi aku janji, yang kemarin itu perlakuan bodohku untuk pertama dan terakhirnya kekamu. Oke?"  Ia tersenyum dan terlihat sangat memaknai apa yang baru saja ia katakan.
Aku hanya mengangguk tak berniat untuk mengeluarkan sepatah katapun.

Diapun menoleh dan pergi menjauh dariku, melepaskan sentuhan lembutnya dari pipiku.
"Aku keluar dulu ya.. cuma sebentar..ingat yang aku bilang tadi"  katanya mengingatkanku. Aku tahu yang ia maksud ialah untuk mengurungkan segala niatku melarikan diri dari tempat ini. Aku hanya mengangguk meng-iyakan perintahnya.

***************************

I hope you like it. Dont forget to give comment/vote. love- A :)x

Irresistible "Harry Styles" (ON-HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang