"Aku mau kita putus" serasa ada yang mencekik leherku mendengar kalimat yang tak pernah ingin kudengar terlontar begitu saja melalui mulutnya.
"Ha-ha you must be kidding me" tawaku berusaha meyakinkan diriku jika wanita ini hanya bercanda. Tak satupun dari kata itu bermakna untuknya. Aku tahu Nessa lebih baik dibanding siapapun. Dan dia tak mungkin memutuskan hubungan kami begitu saja.
"Aku serius.. Dan please.. aku minta kamu pergi dari sini. Its all over now" Fuck!
"Don't Nessa! Okay aku minta maaf soal pekerjaan kamu tapi kita nggak harus kayak gini. Aku ngelakuin ini karena aku nggak mau liat kamu kecapean, bad mood terus ke aku. Aku cuma mau my happy Nessa back! I don't like cold Nessa like this, its like.. you are a stranger"
"I am! I am a stranger since couple days ago" Maksudnya? Stanger since couple days ago? Apa yang menimpanya dua hari yang lalu hingga membuatnya berbeda seperti ini?
"Maksud kamu apa?" Kupegang kedua pipinya, memintanya untuk menatapku. Setidaknya aku bisa menatap kedua matanya. Mungkin bibirnya bisa berbohong tapi tidak dengan matanya.
"Aku nggak tau mau bilang apa. I just.. I want its all over! I'm sorry" Kini ia menutup matanya, dan air mata perlahan melewati pipi meronanya. This is fucking hell! Aku tahu aku berbuat salah lagi kali ini, tapi tidakkah ia memegang teguh kalimat yang selalu ia ucapkan 'How big is your mistake, my love is always bigger' Dan aku ingin kalimat itu tetap berlaku.
"Nggak! Aku nggak mau! Kamu pernah bilang, seberapapun besar kesalahan yang aku buat. Cinta kamu keaku selalu ngalahin mereka. Kan? Please don't forget that Nessa. I do sorry udah buat kamu dipecat.. I just don't want you being damn sad the whole time"
"I do.. I never forget that Harry. Cuma.. Ini bukan tentang.. tentang itu doang. Ada hal yang lain yang.. yang nggak bisa aku ceritain" jawabnya tersedu. Sial kenapa hubungan kami menjadi rumit seperti ini. Beberapa hari yang lalu. Dia masih menjadi Nessa yang periang, Nessa yang selalu membuatku menggelitik, Nessa yang manis, tipe Nessa yang kusukai. Jika bukan karena aku yang menyuruh orang untuk mendatangi managernya itu. Lantas alasan apalagi?
"Tell me! Tell me every single detil about that!" Kugoyangkan pundaknya, dia tetap terdiam dan lagi-lagi menunduk, menolak untuk menatapku. Fuck! Aku tak ingin hubungan kami serumit ini apalagi berakhir begitu saja. Kuakui aku memang selalu membuat perkara tapi semuanya selalu kita selesaikan baik-baik tanpa harus berakhir seperti ini, bukan? Kita sudah melewati banyak masalah, bahkan lebih rumit dari ini. Tapi kenapa Nessa tiba-tiba menyerah? What the hell is going on with her?!
"Aku nggak bisa aja lanjutin hubungan ini Harry. Sorry. I do still love you but its different now" Different? What different? Shit!
"There's no differences here. I love you and you love me, like yesterday, now and soon. Ever after" Kupeluk dia, berharap semuanya usai. Berharap dia tak melanjutkan tekad bodohnya untuk menjauh dariku. I never want to be disparate from this girl. Never!
"It.. it because someone.. someone else. I'm sorry Harry. I just cant. I'm sorry" iapun melepas pelukanku dan kini berdiri membelakangiku. Someone else? She loves someone else? Hell No! She must be kidding me.
"Tidak.. Aku tau kamu bohong, haha ini nggak lucu Nessa"
"I'm sorry Harry. Aku nggak bohong, aku nggak bisa nahan ini lagi. Lebih baik aku jujur daripada terus sembuyiin ini dari kamu. Kamu boleh benci aku sekarang. Dan semuanya udah selesai. No more Harry in my life and no more Nessa in your life" fuck! Fuck! Fuck! Kenapa kamu mustih jujur Nessa?! Aku lebih memilih kamu bohong, daripada kamu jujur dan nyakitin aku kayak gini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irresistible "Harry Styles" (ON-HOLD)
FanficCerita ini mengenai sisi gelap dari seorang Harry Styles, dimana Harry Styles berperan sebagai ketua dari kelompok yang brandal,kejam dan dikenal sebagai pembuat masalah tetapi ia jatuh cinta dengan seorang gadis yang bersatus yatim piatu. Harry yan...