Irresistible "Harry Styles" (ON-HOLD)

CHAPTER 56

"Niall" Seru Nessa ketika pintu terbuka

"Oh my lil Nessie, kangennya sama kamu. Apa kabar kalian?"  kini Niall memeluk Nessa lalu memelukku

"Much better" jawab Nessa singkat. Aku dan Nessa melangkahkan kakiku memasuki apartemen milik Niall. Kulirik sekeliling mencoba menganalisa seisi apartemennya. Not bad.. tata ruangannya rapi untuk seseorang yang berantakan seperti Niall. Tapi aku masih penasaran, ada gerangan apa membuatnya tiba-tiba pindah keLondon. Yang kutahu waktunya selalu ia habiskan di Ireland

"well.." ucap Nessa duduk disofa pojok

"kamu kenapa tiba-tiba pindah keLondon? Ada apa sama Ireland?" lanjutnya seakan mewakili pertanyaan yang tadi terlintas dipikiranku

"mm.. its long story. Aku cuma mau mulai hidup baru disini. Dan for God sake, aku buka kelas gitar. Yah.. siswanya masih dikit sih. Tapi seiring berjalannya waktu. Aku yakin sekolah musikku bakal banyak peminatnya" jawabnya membawakan kami beberapa snack dan minuman kaleng

"wow.. its amazing Niall! Aku juga mau jadi murid kamu kalo gitu. Aku mau main gitar sekeren kamu" lanjut Nessa terlihat bersemangat. Menghabiskan hariku bersama mereka berdua sepertinya bukan ide yang bagus

"Bisa kok, aku juga minat buka kelas acapella, biola, piano sama beberapa alat musik lainnya"

"acapella? wow.. nggak nyangka banget. Aku punya kenalan yang ikut komunitas acapella sih. Siapa tau kamu butuh trainer atau semacamnya gitu" Niall dan Nessa kini saling membahas mengenai rencana sekolah musik yang akan dibukanya. Inilah yang kumaksud, jika Niall dan Nessa bertemu mereka membahas sesuatu yang tak kumengerti. Seolah hanya ada mereka berdua diruangan ini. Aku dianggap patung yang hanya bisa menghiasi dan tak berkutik sedikitpun.

Tapi setidaknya sedikit legah, mengetahui Niall sekarang tinggal dikota yang sama denganku. Kuakui walau anak ini terkadang membuatku kesal dan iri tapi Niall yah Niall, sosok periang yang selalu membuat suasana lebih menyenangkan dari sebelumnya.

"btw kalian udah tau El sama Louis bakal nikah" tambah Niall ditengah-tengah percakapannya dengan Nessa. Wait.. El dan Lou akan menikah?

"aku udah tau.. awal bulan depan kan?" lanjut Nessa

"wait.. awal bulan depan? tinggal beberapa minggu lagi dong. Kok Lou nggak ngasi tau kita?"

"katanya mau surprise. Aku udah tau lama sih. El cerita keaku" jawab Nessa. Aku yang berteman dengan mereka sejak lama malah baru tahu kabar ini. Nah Nessa? yang jelas-jelas baru mereka kenal malah  lebih dulu mengetahui tentang pernikahan mereka.

"pantas aja mereka sibuk terbang dari kota ke kota. Oh gara-gara ini" responku.

Aku tak percaya Louis dan Elenour akan menikah secepat itu. Memang umur mereka lebih tua diantara kami berlima tapi umur mereka masih tergolong sangat muda untuk menuju kejenjang komitmen seserius itu. Maksudku menikah diumur 22 tahun? Apa mereka tahu konsekuensinya? Memiliki anak diwaktu yang masih sangat muda. Belum lagi ego mereka masih belum stabil diumur semuda itu untuk membina rumah tangga.

Iya.. kuakui mereka selalu terlihat akur dan juga bisa mengatasi masalah-masalah diantara mereka dengan mudah. Jauh berbeda dengan hubunganku dan Nessa, tiada hari tanpa pertengkaran. Orang-orang mengatakan. Pertengkaran dalam hubungan itu sangat wajar, bagaikan bumbu dalam masakan. Tapi jika bumbunya terlalu banyak, makanannya juga tak akan terasa enak. Sama seperti hubunganku dengan Nessa. Terlalu banyak cek-cok, walaupun demikian, kami bisa melewati masalah demi masalah. Walau tak jarang, kami bertengkar layaknya anak kecil.

[Sudut Pandang Nessa]

Aku baru ingat mengenai pernikahan Louis dan El. Yang ternyata tinggal beberapa minggu. Sepertinya ada banyak plan dimusim panas ini. Chesire bertemu ayah Harry, hari kelulusanku, promnight, pernikahan Lou dan El. Dan.. Shit! Aku lupa dengan Jake. Ayah dan ibunya mengajakku untuk berlibur keManchester. Untuk perayaan anniversary mereka dan perpisahan Mr.Brandon. Belum lagi kerjaanku yang menumpuk dimilk-delifun dan juga cafe. Sial!