Terima kasih banyak buat yang selalu vote apalagi yang suka kasih komentar. Milyaran ucapan terima kasih pokoknya. Buat silent reader, aku juga tetap bilang terima kasih karena sudah mau baca ceritaku walaupun jelek. Dan semoga silent reader sekalian mau nyempatin untuk sekedar vote atau tinggalin komentar. Ditunggu.. sekali lagi, terima kasih. Enjoy the story:)
Aku terbangun karena alarm berbunyi nyaring ditelingaku, argh serasa kasur ini menarikku untuk tak pergi. Karena semalam Daniel terlalu larut dalam curahan hatinya hingga aku terlelap dalam 2 jam saja.
Setelah siap untuk part time mengantar susu, kubangunkan Daniel yang masih terkapar disofaku. Dan tentu saja dia mengerang kesal dan memilih untuk melanjutkan tidurnya. Aku tak tahu apa aku bisa mempercayainya menetap diapartemenku selagi aku keluar bekerja. Yah walau dia memiliki segudang uang, tapi tetap saja aku tak bisa membiarkan lelaki yang masih asing ini menetap diapartemenku.
"wake up sleepy dumb!!" Kutarik bantal dan selimutnya tapi dia tetap saja masih melanjutkan tidurnya.
Dengan terpaksa kuambil segelas air dan menumpahkannya diwajahnya. Dan alhasil akhirnya dia terbangun.
"What the fuck Nessa!"
"bangun! aku harus kerja sekarang"
"hell.. kamu punya jam tidak? ini masih pagi buta!" balasnya memutar balikkan badannya agar tak meniduri area yang basah karena siramanku tadi.
"aku kerja jam segini, dan aku nggak mau ada orang asing diapartemenku selagi aku nggak ada"
"orang macam apa yang kerja jam segini? Pelacur aja udah pulang. Nah kamu sendiri baru mau kerja, dan satu lagi Nessa.. kamu nggak usah khawatir, aku bisa beli 10xlipat barang-barang yang lebih bagus dibanding sampah-sampahmu disini" jawabnya lalu kembali menutup matanya, memperbaiki posisi tidurnya.
Kurasa lelaki ini berkepribadian ganda. Bagaimana tidak, semalam dia menangis seperti bayi dan sekarang dia berteriak dan sifat angkuhnya kembali lagi.
Untung saja dia tak tertarik pada wanita sepertiku, hingga aku bisa merasa leluasa berada dekat dengannya. Siapa yang tak habis pikir jika lelaki semacho dia, se-cool dia dan okelah idaman wanita-wanita pada umumnya ini tak tertarik dengan lawan jenisnya.
Daniel Donney, anak pengusaha kaya raya adalah seorang guy?
Guy?
Menyukai sesama jenis.
Yah, dan karena inilah semalam ia menagis dipundakku. Awalnya dia enggan untuk menceritakan masalahnya lebih detail, tapi seiring curahannya padaku ia paparkan, akhirnya pengakuannya keluar juga. Tak heran jika dia tak memiliki teman wanita, dan tak heran jika dia mengatakan hanya akulah orang yang dianggap teman olehnya.
Aku yakin, semua teman prianya yang kaya dan sombong itu tak tahu menau jika ternyata rekannya yang hidupnya penuh kesenangan dan memiliki segalanya adalah seseorang yang tak normal.
Pantas saja dia terlihat biasa-biasa saja ketika aku duduk dipangkuannya dulu. Padahal setahuku lelaki pada umumnya akan langsung mencari kesempatan jika berada diposisi Daniel, bahkan Harry.. jika melihatku menunduk sedikit saja, dia langsung memelukku dari belakang dan yah.. semua tahu kelanjutannya seperti apa.
Tapi disisi lain, aku merasa sangat iba melihatnya, ucapannya semalam merupakan ungkapan yang berasal dari hatinya yang terdalam. Yah, aku mengerti posisinya saat ini. Dia ingin dirinya bahagia tapi disisi lain dia tak ingin membuat keluarganya sedih.
Dia tak tahu apa yang harus ia lakukan selanjutnya, karena ibunya, Ms.Tania telah mengetahui jika anak lelakinya ini menyukai sesama jenis.
"alright then, kalau ada yang datang, jangan pernah bukain pintu. Okay? pura-pura aja nggak ada orang didalam"
KAMU SEDANG MEMBACA
Irresistible "Harry Styles" (ON-HOLD)
FanfictionCerita ini mengenai sisi gelap dari seorang Harry Styles, dimana Harry Styles berperan sebagai ketua dari kelompok yang brandal,kejam dan dikenal sebagai pembuat masalah tetapi ia jatuh cinta dengan seorang gadis yang bersatus yatim piatu. Harry yan...