NB: chapter ini mengandung unsur dewasa, jadi kalo nggak minat, nggak usah baca. Soalnya aku ambil latar belakang London dan penduduk asli sana. So mau nggak mau aku ikutin gaya hidup mereka dalam cerita ini. But hope you like it, selamat membaca:)
**************************
[Sudut Pandang Nessa]
Sesampainya diapartemen Harry, kulihat ia merebahkan badannya ketempat tidur. Tak pernah mengeluarkan sepatah katapun hingga sekarang, aku khawatir apa dia masih marah? Akupun ikut berbaring, berniat untuk berbincang dengannya agar aku tahu apa dia masih marah atau tidak. Sedikit terkejut, semalam dan juga tadi pagi, ia tak membuat masalah. Tak seperti biasa, berteriak dan menghancurkan apa saja yang berhubungan dengan Jake. Dan yang lebih tak kusangka, ketika dia berpamitan dengan Jake dan memanggilnya bro?
“Harry?”
“hm?” responnya masih menutup kedua matanya
“kamu marah?”
“nggak kok” jawabnya singkat dan masih terus menutup kedua matanya,menolak untuk bertatapan denganku
“yakin nggak marah?”
“hu’um” angguknya, jawaban singkatnya menandakan ia berbohong dan sangat jelas bahwa ia masih marah
“okay.. karena kamu udah bersikap baik dan nggak buat onar semalam jadi sebagai imbalannya kamu bakal jadi rajaku seharian, apapun yang kamu perintahkan, bakal kuikutin” jawabku
“beneran?” kini matanya terbuka dan berbalik menghadapku
“hu’um” anggukku membuatnya tersenyum bahagia
“apa aja?”
“anything, your majesty”
“okay.. nggak boleh nolak yah” jawabnya kini tersenyum nakal. Oh tidak..
“ada pengecualian.. NO to dirty one” kataku memperingatkan
“yah.. nggak boleh gitu dong, katanya apa aja” jawabnya mengerang, yah sudah kuduga dia akan menyuruhku melakukan hal-hal yang ergghh! Itulah..
“iya apa aja yang penting bukan anu.. itu.. eh kayak itu..”
“hahaha itu apa?”
“nggak deh, lupain aja. Ganti topik”
“kaya gini?” jawabnya lalu mendaratkan mulutnya diatas mulutku.
“Har-ry” gumamku berusaha menjauh
“anything right?” katanya tersenyum membuat lesung pipinya terpampang jelas diwajahnya
Diapun menciumku kembali, lebih lama bahkan sangat lama. Sesekali bibirnya beranjak mencium leher dan belakang telingaku lalu kembali mencium bibirku. Tangan besarnya terkadang meremas pinggangku, kutarik rambutnya lembut mengikuti gerakannnya. Ini gila, ini pertama kalinya aku dan Harry berbuat lebih jauh. Selama beberapa bulan lamanya aku bersamanya, kami hanya berciuman dan tak sepanas ini. Kulihat ia menutup matanya seakan ia sangat menikmati dan juga tenggelam dalam ciuman kami. Tak lama, kami dikejutkan oleh suara dering dari ponsel Harry
“Fuck!” Harry mengerang dan bergegas mengambil ponselnya diatas meja.
“halo?” kudengar ia menjawab
“iya.. diapartemen aku hm.. iya sama Nessa.. are you kidding me?! Nggak Gem.. aku nggak bisa, aku sama Nessa lagi sibuk, panggil orang lain aja, ergh! No way... okay, bye” jawabnya lalu mengakhiri panggilan yang kuduga dari Gemma
KAMU SEDANG MEMBACA
Irresistible "Harry Styles" (ON-HOLD)
FanfictionCerita ini mengenai sisi gelap dari seorang Harry Styles, dimana Harry Styles berperan sebagai ketua dari kelompok yang brandal,kejam dan dikenal sebagai pembuat masalah tetapi ia jatuh cinta dengan seorang gadis yang bersatus yatim piatu. Harry yan...