[Sudut Pandang Nessa]
Akhirnya weekend tiba, seminggu kuhabiskan dengan bekerja, pagi hari dimilk-delifun lalu petang dicafe. Dan siangnya kuhabiskan waktuku bersama Harry tentunya. Serasa lelah, tapi besok pagi aku harus bersiap-siap untuk kearena balap. Mengingat besok adalah hari gladi resiknya. Bersiap-siap untuk mengenakan pakaian bodoh itu lagi. Pakaian yang gerah dan gatal itu. Tapi tak apalah, setidaknya upahnya setimpal.
Akhir-akhir ini aku dan Harry selalu akur, tak ada lagi debat panjang ataupun berteriak satu sama lain. Dan yang lebih tak kusangka, beberapa hari yang lalu, terdapat missed call dari Jake diponselnya, kulihat lognya juga, terdapat nama Jake berulang. Aku tak tahu apa yang bisa membuat mereka selalu berhubungan, tapi setidaknya tak ada lagi perdebatan keras antara mereka. Tak ada lagi kepalan tangan yang selalu mendarat satu sama lain diwajah mereka. Tak ada lagi Harry yang selalu saja menyuruhku untuk menjauhi Jake dan juga tak ada lagi Jake yang selalu berpikir negative tentang Harry.
“Besok, kita kepantai yah. Kevilla Lou, lagi pengen renang nih” kata Harry yang kini ikut berbaring disampingku
“villa Lou? Kirain dia sama El ke oxford. Dua hari yang lalu aku telponan sama EL”
“iya.. tapi aku udah nanyain kalo aku sama kamu mau kesana. Dia udah ngasih kuncinya keaku”
“kamu kenapa nggak bilang dulu sih, kamu lupa apa. Besok aku harus kearena balap Harry”
“Fuck! Aku lupa.. ya udah, kamu batalin aja kerjanya. Gampang kan?”
“nggak bisa gitu Harry, aku udah tanda tanganin kontraknya” jawabku kini berbalik menatapnya
“ini nih.. kamu nggak nanyain dulu keaku buat ngambil kerjaan itu ergh!”
“Sorry.. this job means a lot to me"
“fuck.. fine, no one can ban Nessa” jawabnya mengerang
“jangan marah dong, lain kali aja yah. Aku janji” kataku memelas sembari mengecup dagunya
“untung aja aku cinta banget sama kamu, jadi yah susah buat marah” Susah buat marah? Tak salah? Dialah orang yang paling mudah marah yang pernah kukenal
"really? kayaknya kebalik deh"
"maksudmu kebalik apaan?" tanyanya memberiku tatapan serius
"nothing. ngga jadi" kubalikkan badanku membelakanginya, berusaha fokus untuk tertidur dan bersiap-siap untuk hari esok
"apapun maksud ucapanmu tadi, aku cuma mau bilang I love you so much Nessa" jawabnya memelukku dan menyandarkan dagunya dipundakku
"so do I, curlie" Kugenggam lengannya yang mengelilingi pinggangku, dan tersenyum lepas mendengar kalimat itu.
Tak lama akupun tertidur, berharap esok akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Suara alarm yang berbunyi nyaring membuatku sontak terbangun, kudengar Harry mengerang kesal
"ergh.. Nessa, matiin alarm jelekmu!" Harrypun berbalik menyembunyikan kepalanya dibalik bantal. Segera kumatikan alarm nyaring itu sebelum Harry terbangun dan berubah pikiran, lalu melarangku kearena balap. Akupun bangkit dari tempat tidur dan begegas mempersiapkan diriku memulai hari ini, memulai part time job menjadi pemayung pembalap.
Setelah selesai mandi dan berpakaian, ponselku berbunyi. Kucek, terdapat 1 pesan dari Jake
*Good luck umbrella gir :)x* Good luck? Setahuku aku tak pernah memberi tahu Jake tentang part time jobku ini
*thanks. tp kamu tau dr mana kalo hari ini aku jadi umbrella girl? :/* Segera kutekan send dan tak cukup semenit, pesan yang kukirim pun dibalas
*besok kan ada balapan. Aku baca dikoran kemarin, dan sudah pasti umbrella girlnya kamu :)*
"kamu udah mau pergi?" suara serak Harry mengagetkanku
"iya.. ini udah jam 8, kalo kamu masih ngantuk.. tidur aja. Aku bisa berangkat sendiri kok. Mungkin aku pulangnya agak telat bentar"
"nggak. aku yang nganter kamu, tunggu bentar aku siap-siap dulu" kulihat kini ia bangkit dari tidurnya
"nggak usah Harry. Aku buru-buru. Bentar lagi ada yang jemput juga"
"siapa?"
"yaa petugasnya. panitia ditim aku. kamu lanjutin tidurnya aja. nanti kalo gladi resiknya selesai. aku hubungin. okay? love you" responku sembari mendaratkan kecupan dipipinya lalu bergegas kearena balap, mengingat tak lama lagi penjemputku akan tiba.
***
Akhirnya usai sudah gladi resik hari ini. Kuperhatikan sedari tadi pembalap dari timku ternyata melaju secepat jet. Kuharap kali ini ia mendapat juara, menjadi pemenang. Yah berefek keimbalan yang akan diberikan nanti juga untukku. Akupun kembali keapartemen Harry, aku tak menghubunginya, ponselku sudah tak bisa menyala. Aku lupa mengisi battery nya semalam.
Ketika kubuka pintu dengan card key milikku sendiri. Kudapati ruangan kosong, tak ada Harry disini. Jadi kuputuskan untuk menghubunginya menggunakan telpon apartemen saja.
"hallo Harry?"
"Nessa? kamu udah mau dijemput?"
"Harry kamu nggak liat aku nelpon pake apa? aku udah diapartemen kamu"
"kamu kok nggak bilang, tadi kamu janji hubungin aku kalo udah kelar. Nah yang ngantar kamu pulang siapa?" respon Harry. Terdengar suara keributan dibelakangnya. Aku tahu tak ada tempat yang ia bisa tuju selain apartemen teman bertatonya itu.
"mm.. aku diantar pulang sama panitianya kok. Kalo kamu masih sibuk, aku-"
"tunggu aku.. bye love you" jawabnya memotongku lalu akhirnya mematikan telponnya.
Tak lama, lelaki yang kutunggu akhirnya muncul dibalik pintu dengan lesung pipi yang terpampang jelas diwajahnya
"gimana balapannya? seru?" tanyanya kini duduk disampingku
"yah kamu tau, aku nggak tertarik sama hal ginian tapi seru kok. Semoga besok timku yang menang"
"aku besok mau nonton. Tiketnya dibeli dimana?"
"Serius? kamu beneran mau datang nonton?"
"iyaps. whats wrong?"
"nothing.. it just mm.. just good" jawabku singkat. Hari mulai malam, kali ini aku tidur lebih awal agar tenagaku cukup untuk hari besar besok. Walau terkadang Harry menggodaku. Tapi aku benar-benar butuh istirahat yang banyak agar siap bergelut dengan pakaian gatal dan heels setinggi 10cm itu. Ergh!
[Sudut Pandang Harry]
Lagi-lagi mimpi indahku dihancurkan oleh suara nyaring alarm Nessa
"shit! Nessa alarmmu! ergh!" keluhku mengerang. Terkadang aku rindu dengan pagiku yang tenang, tidurku yang lelap dan lama. Tapi semuanya selalu berantakan karena alarm Nessa yang selalu tersetel bahkan dimusim libur dan akhir pekan seperti ini.
"wake up Harry. Pertandingannya dimulai jam 10. Kalo kamu emang mau nonton, cepetan. sebelum tiketnya sold out"
"ergh! fine" kupaksakan badanku bangkit dan bergegas membersihkan badanku, bersiap-siap melihat wanitaku melakukan pekerjaan part time bodohnya
Sesampainya disana, kulihat sudah banyak pecinta balapan mengantri, pecinta pengacu adrenalin ini. Aku sebenarnya tak terlalu suka balapan motor seperti ini tapi daripada kuhabiskan mingguku berdiam diri diapartemen sendirian? Lebih baik menonton tim Nessa beraksi
"aku masuk duluan yah, soalnya aku harus siap-siap. Kamu udah dapat tiketnya kan? bentar aku-"
"Nessa!!" seru suara lelaki muncul dari belakangku. Fuck! Jake?
"Jake? kamu nonton balapannya juga?" tanya Nessa masih menganalisa kehadiran bajingan ini
"of course! aku kan pengen liat umbrella girl yang seksi beraksi" responnya tersenyum keNessa. What the hell is that mean?
"wait.. umbrella girl?" tanyaku mengulang kata itu. Umbrella girl? Are you kidding me?! Kulirik Nessa sedang memberikan tatapan kesal keJake
"shit! kamu nggak bilang kalo kamu jadi tukang mayungin pembalap?"
"aku kira kamu tau"
"kalo aku tau, aku nggak bakalan biarin kamu kesini.. dan lo?!! ngapain lo disini?!" kataku kasar kepada kedua orang yang menjadi alasanku geram
"Harry.. kamu jangan mulai deh. Aku masuk dulu yah. have fun kalian berdua" lanjut Nessa tersenyum tak mempedulikan ucapanku barusan. Iapun berlari memasuki bangunan itu. Menunjukkan id cardnya kepetugas dan dibiarkan masuk
"what the fuck! lo kenapa bisa tau kalo dia jadi umbrella girl?" kualihkan perhatianku keJake
"beberapa bulan yang lalu dia jd umbrella girl juga kok. Liat aja nanti, she's so stunning and hot, very hot" jawab Jake tersenyum nakal sembari menggigit bibir bawahnya
"fuck you Jake. Lo jangan pernah ngelirik body cewe gue"
"hahaha calm down buddy, kita masuk aja. Ambil seat paling depan" Akupun mengikutinya. Aku masih geram dan kesal dengan Nessa yang tak memberi tahuku sebelumnya tentang dia yang bekerja sebagai umbrella girl yang kata Jake sangat seksi. Fuck! just fuck!
Kursi penontonpun terlihat mulai ramai. Aku tak bisa membayangkan Nessa yang menjadi wanita pemayung pembalap dan dilirik oleh ribuan penonton. Bagus.. jika pembalapnya tak menggodanya. Belum lagi wanita itu sangat polos. Tak pernah peka jika seseorang hendak menggodanya. Andai aku tahu part time jobnya seperti ini. Akan kukurung dia seharian diapartemen. Terdengar kejam tapi semuanya kulakukan demi kebaikannya! Parahnya disampingku duduk orang yang paling kubenci. Kenapa juga kemarin aku tak menemani Nessa kesini, shit!
"liat sana, Nessa udah keluar.. lagi mayungin pembalapnya. She's hot, isnt it?" what the hell! pakaian yang ia kenakan terlalu ketat dibadannya. Menampakkan dada dan bokongnya dengan jelas, kuakui dia cantik.. sangat cantik dengan pakaian itu, make up diwajahnya dan juga heels. Aku tak pernah sekalipun melihat Nessa berpenampilan seperti ini. Aku suka, tapi tidak untuk dipandang banyak lelaki dan berada dekat dengan pembalap sialan itu. Fuck!
[Sudut Pandang Nessa]
Mengenakan pakaian ini lagi, tadi perkiraanku, pakaian yang akan kukenakan akan sedikit lebih longgar mengetahui berat badanku sekarang menurun. Badanku tak sebesar beberapa bulan yang lalu dipertandingan sebelumnya. Tapi penata riasnya malah memilihkan pakaian yang lebih kecil yang lebih ketat dari sebelumnya. Terasa sesak seakan pakaian ini mengikat erat badanku. Belum lagi dengan Harry, aku tak tahu apa yang akan terjadi jika pertandingan usai. Mungkin dia akan mengamuk dan kembali lagi menjadi tipe tempramental yang beberapa hari yang lalu sudah menghilang.
Kupayungi pembalap ini keluar dari ruangannya. Seperti biasa, flash kamera dimana-mana, dan wartawan yang melempar ribuan pertanyaan seputar balapan ini. Kuharap pertandingan segera dimulai sehingga aku bisa bebas, kembali duduk dan terhindar dari kerumunan ini.
"wish me luck" 1 kalimat terlontar dari mulut pembalap yang sedang kupayungi. Ini pertama kalinya dia mengajakku berbicara, pertandingan yang lalu tak ada sedikitpun kontak. Dia bahkan tak pernah berbalik untuk melirikku
"mm.. eh.. uh.. iya.. wish you.. eh wish you luck" jawabku sedikit gugup dan membuatnya tersenyum. Aku tahu, aku terlihat sangat bodoh sekarang ini.
"haha kamu Nessa kan? pertandingan sebelumnya jadi umbrella girl juga?"
"iya.. he-he" Rasa canggung menyerangku saat ini
"Okay guys.. lets pray together, semoga hari ini keberuntungan memihak pada kita" kata seorang lelaki yang mengalihkan perhatian seluruh crew. Termasuk aku dan lelaki yang kupayungi ini
"Done, good luck to our team and our awesome racer" lanjut lelaki itu membuat seluruh mata menoleh kearah lelaki yang berdiri disampingku
"okay.. thankyou Nessa.. aku janji kali ini kita bakal menang" kata lelaki ini kini memelukku membuatku kikuk tak bergerak, kemudian berlari menuju kebeberapa crew dan memeluk mereka satu per satu. Diapun turun kearena, dan kini aku tak lagi memayunginya. Yah kuakui, aku sama sekali tak mengerti pertandingan satu ini. Tapi kuharap kemenangan berpihak pada tim kami.
Selama pertandingan berlangsung kulirik keribuan penonton dan mencoba mencari sosok lelaki keriting yang mungkin saat ini tak mempedulikan beberapa motor yang melaju cepat dan saling malambung satu sama lain. Mungkin sekarang, matanya tertuju dan melotot padaku. Sial!
[Sudut Pandang Harry]
Hell.. kulirik pembalap itu meletakkan lengannya dipinggang Nessa. Mereka bahkan berbincang, tak tahu apa yang mereka perbincangkan. Fuck. Belum lagi, bajingan itu sempat memeluknya. Tak ada yang lebih buruk dari ini. Melihat wanitaku berpakaian seperti itu dan dipeluk lelaki lain. Pertandingan ini sudah tak menarik untuk kutonton. Nessa yang berdiri dengan rambut terurai, pakaian yang beberapa cm panjangnya memperlihatkan paha dan kakinya lebih menarik perhatianku.
Tak ada bedanya dengan umbrella girl lainnya, tapi dibanding dengan yang lain. Yang terlihat paling menarik cuma Nessa. Jika aku tak mengenal Nessa, aku mungkin lebih memilih untuk menatapnya dibanding menatap umbrella girl lainnya. Diantara umbrella girl lainnya, Nessalah yang paling memperlihatkan likuk tubuhnya, tak sama dengan lainnya yang terlihat lebih kurus dan rata.
"hey pertandingannya disebelah sana" kata Jake mengagetkanku
"gue tau! lo aja yang nonton! mata gue lebih milih merhatiin Nessa"
"lo liat tadi dia dipeluk sama pembalapnya? gue aja yang bukan cowonya cemburu, apalagi lo haha"
"fuck you Jake! lo jangan bikin suasana memanas ya, lo nggak segan-segan gue hajar, biarpun dikeramaian kayak gini"
"woah.. kidding bro.. kidding"
"dont call me bro, dick!"
"kan kita sekarang bukan rival lagi" jawabnya tersenyum aneh. What the hell is wrong with him?
"shit! lo selalu jadi rival gue, selalu!"
Pertandinganpun usai, tak tahu pemenangnya siapa. Kuharap bukan lelaki yang memeluk Nessa. Kuharap dialah yang menduduki posisi paling belakang. Siapa suruh meluk cewe gue?! anjir! gumamku dalam hati
[Sudut Pandang Nessa]
"congratulation" sapaku
"nggak. Coba aja aku juara pertama, baru bisa selamat"
"tapikan kamu udah dapat runner up"
"sama aja kayak yang lalu. But thanks Nessa"
"yup.. your welcome eh Ca.. cal"
"its Calum" jawabnya tersenyum. Aku tahu ini bodoh, seorang umbrella girl tak tahu nama pembalapnya sendiri? Hell..
"hahaha umbrella girl diLondon emang lucu yah, aku baru dapat umbrella girl yang nggak tau nama pembalapnya sendiri" Kupaksakan senyumku berusaha tak bertingkah aneh dihadapannya. Perasaan canggung menyerbuku saat ini. Sial!
"bukan aku nggak tau, nama kamu lucu sih jadi susah diingatnya" jawabku dengan sekali menghela nafas. Nama lucu? Susah diingat? Jawaban terburuk yang pernah ada. Kurasa upahku tak akan dibayar kali ini mengetahui betapa tak sopanku terhadap bintang utama ditim ini
"okay.. masuk akal juga, btw kalo kamu mau. Aku bakal nyuruh George ngangkat kamu jadi official umbrella girl kita. So kamu bisa ikut kami terus"
"official? hm.. aku nggak yakin, soalnya aku nggak pernah ninggalin england sebelumnya. Dan mm.. aku juga harus fokus buat kuliah nanti. Aku ambil kerjaan ini yaa.. cuma part time aja. But thanks for offering me eh Cal.. Calum ya"
"okay.. aku ngerti kok. Tapi tiap kali ada balapan disini kamu bakal jadi umbrella girl ku kan?"
"yes i'd love to Sir" jawabku sontak membuatnya tertawa
"oh ya bentar malam aku ngadain party, kamu datang yah. Nih alamat dan no.ponselku"
"okay.. thankyou, and bye Calum"
"bye Nessa.. nice to meet you and im waiting you at my party" Diapun berjalan menjauh, menuju crew lainnya. Tak kusangka pembalap yang telah kupayungi selama 2kali pertandingan ini sangat baik. Dia bahkan mengajakku untuk bergabung dengan timnya. Menjadi official umbrella girlnya. Aku tahu ini adalah kesempatan emas. Dimana aku akan mendapat upah yang berpuluh-puluh kali lipat dibanding upah part timeku dicafe dan dimilk-delifun tapi jika kuterima, aku akan meninggalkan pendidikanku, meninggalkan London dan khususnya England, dan Harry? Oh tidak.. Aku lupa akan Harry yang sebentar lagi akan muncul dihadapanku dan bilang
"what the fuck Nessa! kamu nggak nyadar udah buat aku geram dari tadi liat kamu jadi umbrella girl pembalap jelek itu?!" sudah kuduga. Dia sudah menunggu sedari tadi diluar, untung saja ada security yang berjaga. Jika tidak.. dia akan masuk dan membuat onar didalam
"Harry.. harusnya kamu seneng, timku runner up hari ini"
"selalu aja juara dua.." tambah Jake dengan nada kesal
"shut up Jake" kuhela nafasku panjang
"dan karena hari ini aku dapat bonus jadi kalian berdua aku traktir"
"aku nggak butuh ditraktir, aku nggak mau kamu jadi perempuan payungin pembalap lagi. Never!! dan sekarang kita ke-" kukecup dia sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya. Kulirik Jake sedikit terkejut, tapi hanya dengan cara inilah yang bisa membuat Harry diam sejenak.
[Sudut Pandang Harry]
Ucapanku terpotong dikarenakan Nessa yang tiba-tiba mencium bibirku sejenak. Dia tahu betul membuatku terdiam dan kaku. Kulihat ekspresi Jake terkejut. Terasa sedikit aneh tapi aku bangga, akhirnya Jake bisa melihat adegan mesraku dengan Nessa. Kuharap ia mengerti bahwa wanita ini hanya bisa dimiliki olehku seorang.
"masih nggak butuh ditraktir tuan muda?" tanyanya sedikit genit. Nessa tipe seperti ini yang kusuka
"okay.. kali ini aku maafin, karena aku juga lapar"
"okay yuk kalian berdua bawa mobil masing-masing?" tanya Nessa melihat kearahku dan Jake bergantian
"aku tadi naik taksi kesini. Soalnya mobilku tiba-tiba bermasalah. Jadi aku bawa kebengkel dan kesini naik taksi"
"okay kalo gitu kita naik mobilnya Harry"
"No way! aku nggak sudih kursi mobilku diduduki dia"
"Harry!" Gertak Nessa membuat Jake sialan ini tersenyum licik
"fuck! fine.."
Kami bertigapun beranjak kerestoran yang menyajikan makanan laut. Berbincang dengan mereka berdua terasa menyebalkan. Menyebalkan karena Nessa yang menjadi umbrella girl dan tak memberi tahuku. Dan lebih menyebalkan karena lelaki yang dulu hendak merebut Nessa, duduk bersamaku dan ikut berbincang. Ergh! bad day ever
Sesampainya kembali keapartemenku. Kulihat Nessa yang berjalan melewatiku dan merebahkan tubuhnya ketempat tidur. Aku tahu dia sangat lelah hari ini mengenakan pakaian ketat dan menggunakan heels tinggi itu.
"Harry?"
"hm?"
"come here and cuddle with me" pintanya membuka lengannya memintaku untuk memeluknya. Nessa seperti ini adalah tipe Nessa yang terbaik
"Its long day, aku mau seharian tiduran sama kamu" jawabnya menyandarkan kepalanya didadaku
"I love you Harry. Kamu jangan suka marah yah"
"I love you more, kamu juga jangan suka buat aku marah"
"aku nggak pernah buat kamu marah"
"tadi apaan? pake baju seksi kayak gitu terus dipeluk sama laki-laki lain. shit"
"its just friends hug Harry. Dan aku kira kamu suka kalo aku pake baju seksi kayak tadi?"
"iya aku suka.. tapi nggak kalo didepan orang banyak. Aku suka kalo kamu pakaian kayak gitu dan yang liat cuma aku"
"hahaha bodoh, Im all yours Harry. Only yours" jawabnya lalu memelukku makin erat. Kudengar ia sedikit batuk, badannya juga terasa hangat.
"kamu nggak papa Nessa? badan kamu hangat. Kamu sakit?"
"nggak.. aku cuma kecapean aja"
"tapi badanmu hangat. Kamu kayaknya mau demam deh"
"nggak, badanmu aja yang kedinginan"
"kita kedokter yuk?"
"nggak Harry.. aku cuma butuh istirahat, bentar malam juga baikan" jawabnya lalu kembali menenggelamkan wajahnya didadaku. Dan tak lama, diapun tertidur
Kuletakkan kepalanya kebantal, dan segera membelikannya obat. Aku tahu dia sedang sakit. Ini yang kutakutkan, dia terlalu banyak bekerja dan akhirnya terjatuh sakit. Kuambil jaket yang terletak diatas sofa membuat tas Nessa terjatuh. Kurapikan barang-barangnya yang jatuh berserakan, kulihat terdapat selembar kertas yang bertuliskan alamat dan juga no.ponsel. Calum? siapa Calum?
"Im waiting you at my party 8 p.m
Calum :)" Hell siapa Calum ini? Kuambil potongan kertas itu dan membuangnya jauh-jauh. Siapapun dia, Nessa tak akan pergi kepestanya ataupun menghubunginya.
Sesampainya kembali diapartemen. Kulirik Nessa tak lagi tertidur
"kamu dari mana?"
"aku dari beliin kamu obat. Aku nggak punya obat penurun demam dikotak p3kku jadi-"
"kan aku udah bilang, aku cuma kecapean Harry"
"iya kecapean terus sakit. Makanya kamu udahan sama part time jobmu itu. Setidaknya selama musim panas Nessa"
"aku nggak mood bicarain ginian dulu. Btw kamu liat potongan kertas nggak? Aku kayaknya taro ditas, tapi nggak ada"
"udah aku buang, kamu nggak boleh kemana-mana sekarang!"
"wait.. what? kamu buang? kamu kenapa buang? kertas itu isinya alamat sama no.ponsel Calum"
"Calum siapa?! Kamu sakit Nessa.. kamu nggak boleh kepesta sialan itu. Dan walaupun kamu nggak sakit, kamu tetap nggak boleh kesana"
"Kapan kamu bisa berhenti posesif? kapan kamu bisa berhenti buat negative thinking keaku?! Aku cuma mau hubungin dia kalo aku nggak bisa datang. Aku sama sekali nggak niat datang kok. Pesta kayak gitu bukan tipe aku. Aku sama sekali nggak tertarik berpesta ria. Kamu tahu itu!"
"Nggak.. kamu juga nggak boleh hubungin dia. Memang Calum itu siapa?!"
"astaga Harry.. Calum itu pembalap tadi. Kalo bukan karena dia, aku nggak mungkin kerja disana. Aku nggak mungkin dapat bonus. Dan karena itu, aku mau hubungin dia cuma mau minta maaf karena nggak bisa kepestanya. Kamu emang nggak bisa berubah. Kamu cuma bisa nuduh aku sembarangan. Aku capek. Aku kira kamu udah berubah, tau-taunya masih kayak gini!" jawabnya panjang lebar membuatku sedikit takut. Jika Nessa sudah marah seperti ini. Lebih baik aku diam, sebelum ia makin marah dan semuanya akan lebih rumit. Tapi disisi lain, aku tak suka jika dia hendak menghubungi pembalap sialan itu. Aku tahu aku over tapi semua lelaki akan melakukan hal yang sama jika wanitanya digoda lelaki lain.
"liat! kamu bahkan nggak bisa bilang apa-apa lagi sekarang. Thank you udah buat semuanya makin rumit!" katanya kesal lalu berjalan kembali memasuki kamar.
"Fuck! congrats Harry. You are messing it up again!" gumamku pada diriku
Kuikuti Nessa kekamar, kulihat kini ia berbaring.
"Nessa im so-"
"Dont touch me! aku lagi nggak mood sekarang" jawabnya memotongku. Kuikuti maunya, berbaring tanpa menyentuhnya. Kini punggungnya menghadapku.
"Nessa.. kamu harus minum obat, aku buatkan bubur?"
"Nessa?" Kulirik wajahnya, terlihat makin pucat sekarang. Kini ia tertidur. Seharusnya aku tak membuatnya marah. Sekarang dia sedang sakit dan tak ingin berbicara denganku. Kupegang dahinya, suhu badannya meningkat. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan saat ini. Aku tak pernah menangani orang sakit sebelumnya. Kuhubungi ibuku, karena hanya dia yang bisa membantuku saat ini
"Harry? kamu kenapa nelpon jam segini?"
"Ness sakit ma.. dia demam. suhu badannya tinggi banget, aku nggak tau harus ngapain. Aku udah beli obat tapi dia nggak mau minum. Dan sekarang dia udah tidur dan badannya panas banget"
"hey.. hey.. calm down, kamu jangan panik. Kamu kompres dia aja. Pake air hangat, habis itu kamu buatin dia sup atau bubur dan kasih dia obat. Demamnya udah dari kapan emangnya?"
"baru tadi sih. Apa aku harus bawa dia kedokter?"
"nggak.. nggak perlu. Kamu lakuin yang mama suruh, kalo panasnya belum turun besok. Baru kamu bawa dia kedokter"
"okay.. thankyou ma.. i dont know what to do without you"
"my pleasure baby. Mama senang kamu nelpon"
"okay mam.. bye" Kuakhiri panggilannya dan segera melakukan apa yang disarankan ibuku tadi.
Kukompres dahinya. Berharap suhu badannya menurun, kudengar nafasnya terengah-engah, bibirnya bergetar dan dia menggigil. Kuselimuti badannya agar ia hangat dan segera membuatkan sup untuknya. Awalnya ia menolak untuk memakan sup buatanku tapi kupaksa dan akhirnya ia memakannya dan meminum obat yang kubeli tadi.
Aku terbangun dengan suara nyaring alarm milik Nessa. Kumatikan alarm itu, sebelum membuat Nessa terbangun. Aku tahu hari ini dia bekerja, tapi dia sedang sakit. Lebih baik kuhubungi Jake dan memberi tahunya jika Nessa tak bisa bekerja hari ini
"whats wrong dumbass?" suara serak Jake mengangkat telpon.
"aku cuma mau bilang. Nessa nggak bisa kerja hari ini. Dia lagi sakit, suhu badannya tinggi banget"
"sakit? kamu harus bawa dia kedokter"
"aku nggak minta saran kamu. Aku cuma mau ngasih tau kalo hari ini dia absen"
"ini senin Harry. Shiftnya dimulai besok"
"shit! gue lupa"
"gimana keadaannya? dia ud-" kumatikan panggilannya. Aku tak harus menjawab pertanyaan bodohnya. Yang kupikirkan saat ini ialah bagaimana Nessa kembali pulih.
Kulirik wajahnya masih pucat seperti kemarin. Kuletakkan telapak tanganku didahinya, untunglah suhu badannya mulai menurun walaupun masih sedikit hangat. Tapi setidaknya tak setinggi semalam. Kubuatkan bubur untuk sarapannya tiba-tiba bel berbunyi, siapa yang datang berkunjung pagi begini? ergh! kupaksakan diriku menuju pintu dan fuck! ternyata bajingan Jake.
"lo ngapain disini?!"
"gue mau mastiin Nessa baik-baik aja. Dia emang gampang banget sakit, beberapa bulan yang lalu dia sakit juga habis balapan itu" Fuck! aku tak suka jika ia bertingkah seolah ia lebih mengenal Nessa dibanding denganku.
"dia masih tidur, dia udah baikan sekarang dan mending lo bal-" belum sempat kuselesaikan kalimatku. Iapun berjalan melewatiku dan menuju kekamar tanpa menghiraukanku sedikitpun.
Kulihat Jake mendaratkan tangannya didahi Nessa, aku tahu laki-laki ini sangat peduli dengan wanitaku tapi bisakah dia membiarkanku mengurus Nessa seorang? Yang pacarnya disini siapa?! Fuck
"udah lo jangan nyari kesempatan buat pegang-pegang cewe gue, gue udah bikinin dia sarapan. bentar lagi dia bangun dan gue nggak mau kalo dia bingung liat lo disini"
"dia udah minum obat?" tanya Jake tak menatapku. Matanya seakan menempel keNessa yang masih tertidur membuatku makin memanas
"lo nggak usah ur-"
"Harry?" Gumam Nessa dalam tidurnya
"Hey Nessa.. kamu kenapa? aku disini babe" kataku mendekat
"kamu dari ma- Jake?" katanya terpotong ketika berbalik mendapati Jake yang sedang duduk menatapnya
"gimana? kamu ngerasa udah baikan belum?" tanya Jake
"kamu makan yah sayang, aku udah buatin bubur tadi. Habis itu kamu minum obatnya" Kubantu ia duduk dan menyuapinya.
"kamu kok bisa disini Jake?"
"aku khawatir aja sama kamu. Kamu sih maksa banget kerja jadi umbrella girl. Pertandingan lalu kamu juga sakit kayak gini" jawab Jake menyampu lembut kepalanya. Fuck
"nggak usah pake sentuh-sentuh kali'" kataku memukul lengannya
"lo kenapa sih?! Nessanya aja nggak keberatan"
"tapi dia itu cew-"
"udah-udah! aku baru bangun, masih nggak enak badan dan kalian malah bertengkar disini?! kalian malah bikin aku makin sakit tau nggak!"
"tuh.. ini semua gara-gara lo pake acara datang segala"
"kok gue, lo yang sok ngelarang gue-"
"kalian kenapa sih?!! kemarin-kemarin telponan, baik-baik aja. Sekarang kok berantem. Mendingan kalian lanjutin aja berantemnya, aku kembali keapartemen aku aja!" Kini Nessa bangkit dari tempat tidurnya, dan ini semua karena bajingan ini
"okay.. okay.. kita minta maaf, kamu disini aja. Habisin buburnya dan minum obatnya, okay?"
"iya Ness.. aku minta maaf udah ganggu pagi kamu" Yap! kamu mendingan pergi aja kampret!! batinku bersuara
Nessapun kembali duduk dan melanjutkan sarapannya. Tak lama, bajingan itu berpamitan dengannya dan akhirnya meninggalkan apartemen ini.
"sorry udah ngerepotin kamu semalaman"
"nggak kok beb, aku nggak repot kok. Aku cuma panik aja, badanmu tiba-tiba panas. Kamu tahu aku nggak pernah ngadepin orang sakit sendiri yah terpaksa deh aku nelpon mamaku. Dia yang ngasih tau aku buat ngerawat kamu"
"thats why i love you so much" jawabnya. Akhirnya bibir itu melengkung memperlihatkan senyuman indahnya. Walau aku tahu, bibirnya tak sepink biasanya.
[Sudut Pandang Nessa]
Senjapun terlihat, kuhabiskan siangku dengan menonton film. Kulihat Harry kini tertidur disampingku, aku tahu dia tak pernah suka menonton film yang bergenre animasi seperti ini. Kantung matanya terlihat jelas, semalam dia tak tidur dengan lelap dikarenakan merawatku. Inilah yang membuatku mencintainya terlalu dalam. Seorang sepertinya tak pernah tahu bagaimana merawat orang yang jatuh sakit sepertiku semalam. Dia bahkan menelpon Anne, ibunya. Dia membuatkan sup dan bubur untukku, mengompresku dan terus terjaga hanya untuk memastikan kompresku perlu diganti.
Akupun bersiap-siap untuk berangkat kecafe, tak lama lagi shiftku dimulai. Aku tak membangunkan Harry, kubiarkan ia tetap tertidur mengetahui semalam ia tak menikmati tidurnya dikarenakan aku yang sakit.
Sesampainya disana, kulirik Gina yang terlihat kesal. Wajahnya terlihat kusut menandakan terjadi hal buruk padanya
"bencana udah tiba Nessa" serunya ketika kumasuki cafe.
"maksudmu apaan?"
"tuh" kuikuti lirikan matanya, terlihat wajah baru mengenakan seragam pelayan cafe. Karyawan baru? Tapi kenapa Gina bilang bencana telah tiba?
"karyawan baru ya?"
"itu anaknya bos" Mataku menganalisa tingkah wanita yang membuat Gina geram, tak terlihat sedikitpun jika ia menyebalkan seperti apa yang selalu dikatakan Gina.
"kamu pasti Nessa. Yakan? yakan?" tanya wanita ini tersenyum dan mengulurkan tangannya
"aku Desy, papa bilang kamu karyawan paling rajin disini. Nice to meet you Nessa" lanjutnya tak memberiku cela untuk menjawab pertanyaannya tadi
"iya.. aku uh.. Nessa, Nessa Branlyn" responku lalu menjabat uluran tangannya. Dia gadis yang baik dan manis, kenapa Gina sama sekali membenci wanita ini? Kuakui Desy ini berpakaian sedikit terbuka, rok yang ia kenakan terlalu pendek dan kancing kerah seragam cafe yang ia kenakan terbuka lebar, memperlihatkan belahan dadanya dengan jelas. Tapi dari tingkahnya. Dia baik dan menyenangkan
[Sudut Pandang Harry]
Aku terbangun, kudapati diriku terbaring disofa dengan selimut menutupi badanku. Tak ada lagi Nessa, dan tv sudah tak menyala. Kulirik keluar jendela ternyata langit menunjukkan jika hari telah gelap. Kutengok jam didinding menunjukkan pukul 7.45. Kucari Nessa dikamar, dapur dan wc tapi tak ada. Kuhubungi ponselnya tapi tak ada jawaban, aku baru ingat. Hari ini dia bekerja dicafe bodoh itu. Diakan masih sakit? Kenapa tidak skip kerja untuk hari ini saja? Ergh! terkadang Nessa sangat menyebalkan, seperti sekarang ini. Apa dia ingin sakitnya makin parah?
Kubersihkan badanku dengan mandi sejenak, menyegarkan fisikku. Dan bergegas kecafe tempat Nessa bekerja. Sesampainya disana, kulihat Nessa sedang sibuk melayani beberapa pelanggan. Akupun duduk dan menaikkan tanganku, berharap Nessa berbalik dan mendatangiku
"mau pesan apa tuan?" kulirik wanita dengan make up yang agak tebal menghampiriku. Tersenyum aneh dengan posisi terlalu dekat dan sedikit memajukan dadanya. Aku tak tahu apa maksud wanita murahan ini. Tak biasanya dia terlihat dicafe ini, mungkin saja karyawan baru?
"tolong panggilkan dia" jawabku menunjuk Nessa
"Dia lagi layanin pelanggan yang lain tuan, sama aku aja. Okay?"
"aku nggak minat mesan apa-apa. Aku cuma mau bicara sama dia!" Nada bicarakupun berubah, apa wanita bodoh ini tak mengerti bahasaku? atau dia terlalu bodoh untuk mencerna kalimatku?
"kamu kenapa sih? aku sama dia apa bedanya?!"
"bedalah! Jangan mentang-mentang kamu cewe terus ka-"
"Harry!!" gertak Nessa lalu mendatangiku, akhirnya..
"maaf yah Des.. dia emang kayak gitu" jawab Nessa tersenyum kewanita ini. Des? Des siapa? karyawan gini kok blagu! Nessa juga sok minta maaf segala, yang pelanggan disini itu aku!
"sini aku mau bicara sama kamu!" kutarik lengannya keluar dari cafe sialan itu
"kamu masih sakit Nessa.. kamu mau demammu balik hah?" kataku menunduk melihatnya dan memegang kedua pundaknya
"aku udah baikan Harry.. its okay"
"no its not okay! dan siapa cewe jelek itu?"
"sssttt kamu jangan gitu. Dia itu anak bos, kamu jangan buat masalah disini"
"anak bos? pantas blagu banget! bikin emosi aja tau nggak"
"kalo kamu mau pulang, pulang aja dulu. shiftku masih ada sejam kayaknya. Aku bisa pulang sendiri kok"
"nggak.. aku nunggu kamu aja"
"nggak usah Harry. Ato nggak, kamu ketemanmu aja dulu sambil nunggu shift aku selesai. Daripada kamu nunggu dan buat onar lagi"
"okay fine.. kalo udah hubungin aku yah. Dan kalo aku nelfon, diangkat! jangan didiemin aja!
"okay sir" jawab Nessa memberiku kecupan dipipi. Akupun bergegas meningggalkan cafe sialan itu dan beranjak ketempat Dion. Hanya tempat itu yang biasa kutuju jika menunggu shift Nessa usai
[Sudut Pandang Nessa]
"Tadi itu siapa Ness?" tanya Desy menghampiriku
"eh.. dia temenku. Harry. Sorry ya, kalo dia tadi kasar sama kamu. Dia emang kayak gitu, jadi nggak usah diambil hati"
"its okay. Keren tau nggak kalo dia dingin kayak gitu. Dia temen apamu? Sekolah?"
"nggak, dia udah tamat sekolah. Dia mm.. temen aja. Iya.."
"aku nggak nyangka kamu punya teman tatoan kayak dia" katanya menaikkan alis kanannya, akh tahu Desy akan mengatakan hal seperti ini. Setiap orang yang bertemu dengan Harry selalu mengatakan hal ini padaku, seperti David, Brian, Anna, Moly dan juga Jake. Tak satupun dari mereka menilai Harry dari sikap aslinya. Mereka memberi kesan, pertama kali melihatnya dan mengira Harry adalah lelaki brandal dan kriminal. Padahal sama sekali bertolak belakang dengan apa yang mereka pikirkan. Tak ada yang mengenal Harry dengan baik seperti aku mengenalnya.
Setelah shiftku usai, aku bergegas mengganti seragamku. Dan segera menghubungi Harry. Tapi aku tak tahu dimana ponselku.
"Gina kamu liat ponselku nggak?"
"nggak.. dari tadi kamu nggak pernah mainin hp deh"
"maka dari itu aku nyari ditas tapi nggak ada"
"coba periksa diloker lainnya, ato nggak diatas meja"
"shit! udah ketemu Gin.. diatas meja"
"tuh kan.. mungkin kamu aja yang lupa tadi naronya disitu"
"okay.. thankyou, aku balik duluan yah"
Akupun beranjak keluar dari cafe dan menunggu Harry tiba, kukirimkan pesan singkat tadi dan katanya dia sedang berjalan menuju kesini
"Ness udah mau balik? mau nebeng nggak?" tanya Desy menghampiriku
"iyaps. Aku dijemput kok. Makasih yah"
"okay then.. see you tomorrow Nessa" jawabnya lalu melambaikan tangannya dan menaiki mobil minicoopernya.
Tak lama menunggu, mobil yang tak asing menghampiriku. Harry membuka kacanya dan memberiku kode untuk segera menaiki mobil.
"nunggunya udah lama?"
"nggak kok"
"kamu udah enakan? kita mampir kedokter mau nggak?"
"nggak usah Harry. Aku udah jauh, jauh, jauuuuuuuhhh lebih enakan sekarang. Kamu berlebihan deh"
"nggak gitu, siapa tau kamu makin parah. atau mungkin aja ada bakteri atau virus yang asing nyerang tubuh kamu, dan kita nggak tau. Siapa tau virus dan bakteri itu bisa buat kesehatanmu makin parah terus kita sebagai orang awam yang nggak ngerti kesehatan diam aja nganggap semuanya baik-baik aja, lebih baik mencegah daripada mengobati Ness.. belum lagi aku baca berita dikoran. Seorang anak ternyata terkena kanker hati, awalnya orang tuanya ngira itu sakit biasa jadi dibiarin sampe akhirnya mereka baru nyadar pas sakit anaknya itu udah nyampe distadium akhir. Belum lagi anak itu sempat ngeras-"
"Harry! kamu bicara udah kayak ilmuwan aja. Its just fever. Its not a big deal. okay?"
"okay.. tapi kalo ada yang sakit bilang yah. Kamu nggak boleh anggap sepele apapun. Termasuk sa-"
"okay.. okay" jawabku memotongnya. Sebelum ucapannya berlangsung sepanjang perjalanan.
Tapi itulah Harry, terkadang seperti seorang kakak yang jahilnya minta ampun, terkadang seperti seorang ayah yang penuh dengan pengawasan, terkadang seperti seorang ibu yang lembut dan baik, dilihat dari perlakuannya semalam ketika ia merawatku, terkadang seperti seorang adik yang manjanya berlebihan dan juga terkadang seperti seorang pacar yang berlaku mesra dan romantis. Semuanya komplit dengan Harry. Terkadang aku lupa untuk bersyukur telah dipertemukan dengannya. Aku yang sebatang kara, anak yatim piatu merasa memiliki keluarga lengkap jika bersamanya. Bersama Harry Edward Styles****************************
FEEDBACK YAH. KOMEN DAN VOTE PLEASE XX MAKASIH BANYAK:):):)
KAMU SEDANG MEMBACA
Irresistible "Harry Styles" (ON-HOLD)
FanfictionCerita ini mengenai sisi gelap dari seorang Harry Styles, dimana Harry Styles berperan sebagai ketua dari kelompok yang brandal,kejam dan dikenal sebagai pembuat masalah tetapi ia jatuh cinta dengan seorang gadis yang bersatus yatim piatu. Harry yan...