[Sudut Pandang Harry]
“Gue nggak nyangka lo bakal muncul disini, maksud gue, tadi siang Nessie bilang dia nggak bakal hadir karena nggak ada partner, padahal gue udah siap banget nih jadi pasangannya” ujar Jake memberiku segelas wine
“For whatever hell sake, stop calling Nessa with that freaking stupid name” Kudengar tawa jelek darinya, Nessa pernah bilang tawa Jake sangat mirip dengan tawa milik Niall, tapi kenapa ditelingaku terdengar sangat jauh berbeda. Telingaku atau telinga Nessa yang bermasalah. Yang jelas tawa Jake adalah tawa terburuk yang pernah kudengar. Bahkan lebih buruk dari tawa Louis
“dan lo beruntung, hari ini dia cantik banget. Selalu cantik sih, tapi yah kali ini jauh jauh jauh lebih cantik, I mean.. look at her body. Jesus.. She’s hot”
“Lo jangan coba-coba ngelirik body cewek gue”
“Cewek lo? Hello, wake up buddy!” Okay, kali ini Jake memancing amarahku keluar. Tapi dia benar, wanita yang menjadi partnerku ini belum resmi menjadi wanita ku kembali. Tapi aku yakin cepat atau lambat dia akan menjadi wanita milik Harry Styles lagi.
“Okay, She’s not my girl, yet. And she’s going to be, again”
“Gue tau kok, makanya gue urungkan niat gue buat rebut dia. Dan gue akuin, kalian berdua emang cocok. Dalam segela hal, sifat, perilaku, fisik ergh walaupun kalo dari segi fisik gue lebih cocok dengan dia” Jawabnya merapikan rambut jeleknya itu.
“gue nggak terima kalimat terakhir lo tapi makasih udah bilang gue sama Nessa cocok. Lo juga sama si blonde cocok kok”
“Dia punya nama, namanya Moly! Dan stop panggil dia blonde” Kini wajahnya memerah, sangat ingin tertawa mendengarnya membela wanita blonde itu. Padahal setiap kali aku mengatakan ada yang spesial diantara mereka berdua, dia selalu saja mengelak jika . Tapi kenyataannya, jika aku mengejek wanita blondenya, rupanya amarahnya keluar juga.
“haha sorry dick, gue nggak maksud ngejek wanita lo” Iapun mengerutkan dahinya seakan ia geram tak menerima ucapan dariku, aku tak tahu apa dia geram karena kupanggil dia dick, atau kusebut Moly wanitanya
“Gue sama Moly cuma temenan!” tegasnya
“Ganti topik” lanjutnya masih dengan ekspresi geramnya
“Sejak kapan lo gue ijinin bercakap sama gue, kita masih resmi musuhan”
“Not today, lo nggak punya siapa-siapa buat lo ajak ngobrol selain gue disini. Lo mau gabung sama wanita-wanita disana, ngerumpi?”
Kuhela nafasku panjang, sial dia benar. Jika bukan karena Jake, mungkin aku sudah mati karena bosan bersama kumpulan wanita itu dengan Nessa. Dan tak ada alasan aku berbincang pada kedua bajingan yang tadi telah menatap Nessa dari ujung kaki kekepala.
“Okay, untuk malam ini kita temenan” Mendengar ucapanku, lelaki bodoh ini tersenyum. Apa dia lupa? Awal bertemu dengannya dulu, kita nyaris membunuh satu sama lain. Saling mendaratkan kepalan tangan diwajah satu sama lain, diapartemen Nessa dulu.
“Nggak usah senyum-senyum. Lo lupa apa, dulu setiap ketemu lo, tangan gue selalu gatal pengen ninju lo”
“sama. Gue masih nggak habis pikir, kenapa Nessa bisa jatuh cinta banget sama orang kayak lo. Maksud gue, dia itu tenang, polos, sabar, caring, lembut dan lo sendiri? Seram, keriting, tatoan, tempramental, beranta-“
“okay, okay. Cukup jelek-jelekin gue. Karena itulah kami cocok, dia nutupin semua kejelekan gue”
Terkadang, aku juga masih berpikir kenapa gadis sebaik dan sepolos Nessa mau menerimaku, dulu. Sekarang tak lagi. Tapi beberapa saat kedepan dia akan menerimaku lagi. Menerima lelaki yang hanya bisa membuatnya susah, lelaki yang hanya bisa membebaninya, lelaki yang posesif tapi dibalik semua itu, tak ada yang tahu betapa besarnya rasa cintaku pada wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irresistible "Harry Styles" (ON-HOLD)
Fiksi PenggemarCerita ini mengenai sisi gelap dari seorang Harry Styles, dimana Harry Styles berperan sebagai ketua dari kelompok yang brandal,kejam dan dikenal sebagai pembuat masalah tetapi ia jatuh cinta dengan seorang gadis yang bersatus yatim piatu. Harry yan...