[Sudut Pandang Harry]
“Terserah, kalo kamu mau pulang silahkan. Tapi aku tetap tinggal, sorry aku masih ada kerjaan didalam” Shit! Kenapa semuanya menjadi rumit seperti sekarang? Aku hanya berniat untuk menjaganya, menjauhkannya dari lelaki bejat itu. Tapi lihat? Dia lebih membela lelaki itu. Tak tahu apa yang mereka bicarakan tadi membuat Nessa tiba-tiba bersikap seperti ini. Seolah lelaki tadi telah menghipnotisnya
“okay.. aku nungguin kamu aja, tapi ini belum selesai! Kamu tau sebarapa emosiku tadi ngeliat kamu duduk bareng, ngobrol sama orang yang udah nyakitin kamu, yang udah berusaha nidurin kamu, udah berusaha nelanja-“
“stop! Aku nggak mau denger kata-kata itu lagi. Sekarang terserah kamu, kamu mau nunggu aku atau tidak, yang jelas aku nggak bisa balik sekarang!” jawabnya sedikit kasar tanpa pernah menatap mataku. Lalu ia berbalik dan berjalan memasuki cafe bodoh itu lagi.
“I love you Nessa” kataku ketika ia hendak membuka pintu, ia berhenti lalu berbalik menolehku dan hanya terdiam, menghembuskan nafasnya. Tak tahu apa maksudnya
[Sudut Pandang Nessa]
I do love you too Harry, aku cuma kecewa sama kamu sekarang, gumamku dalam hati. Akupun kembali bekerja, kulihat Gina menatapku aneh, seakan sesuatu buruk akan terjadi
“Nessa.. lo dipanggil bos tuh diruangannya”
“Shit! Mati deh gue, ini semuanya gara-gara Harry! Sial”
“cowo lo banyak banget sih, makanya 1 aja cukup. Ginikan kalo lo punya 3 cowo”
“sialan lo, cowo gue cuma 1, Harry. Lo tau itu”
“nah Jake sama laki-laki tatoan itu? Pantas aja Harry marah, lo selingkuhin dia double”
“nggak, mereka berdua itu teman aku, mereka cuma.. ah sudahlah, doain gue aja yah.. semoga nggak dipecat”
Akupun berjalan menuju Manager’s Office, jantungku kini berdegup kencang, serasa terdapat puluhan gajah didadaku. Aku tahu hal ini akan terjadi. Managerku akan marah, dan tanpa pikir panjang, sudah pasti dia akan memecatku. Dan ini semua karena sikap Harry yang tak pernah bisa mengontrol emosinya, yang hanya selalu mengambil kesimpulan sendiri, membuatku lelah akan sikap bodohnya seperti ini.
“excuse me, bapak panggil saya?”
“yap.. kamu silahkan duduk” Oh my lord, ekspresinya tak terlihat baik sekarang ini. Selamat Nessa, kamu akan kehilangan pekerjaan terbaikmu sekarang. Sial!
“mm.. maaf pak, keonaran tadi terjadi karena teman saya, saya tahu kalau bapak kecewa dan mau pecat saya, tapi berikan saya kesempatan lagi pak. Bapak boleh potong setengah gaji saya tapi saya jangan dipecat pak” kataku memohon, Semoga dengan sedikit memohon ia akan luluh dan memberiku kesempatan lagi. Aku tak ingin kehilangan pekerjaan ini, maksudku bekerja disini sangat menyenangkan, selain sesuai dengan waktuku, upahnya juga besar, ditambah melayani pelanggan sangat menarik untukku
“pecat? Haha tidak.. saya tidak pernah ada niat pecat kamu. Saya ngerti kejadian tadi itu.. biasalah, saya juga pernah muda kok. Masalah cinta segitiga kan? Tenang, saya nggak mau kehilangan pekerja terbaik saya hanya karena kejadian tadi. Saya cuma mau minta tolong, anak saya baru pulang dari prancis dan katanya dia mau ikut bantu-bantuin disini. Saya mau kalo karyawan disini bisa bekerja sama dengannya, khususnya sama kamu. Dia itu seumuran sama kamu. Kamu bersedia nggak?” Apa? Apa aku tak salah mendengar? Kupikir semuanya akan berakhir, tapi syukurlah.. setidaknya aku tak perlu pusing mencari kerja part time penggantinya
“Iya pak, saya bersedia kok. Terima kasih banyak pak, terima kasih banyak” jawabku lalu menjabat tangannya, aku terkadang lupa, managerku ini sangat baik, berhati malaikat. Dia sama sekali tak pernah memarahiku, walaupun aku selalu saja membuat onar dicafe miliknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Irresistible "Harry Styles" (ON-HOLD)
Fiksi PenggemarCerita ini mengenai sisi gelap dari seorang Harry Styles, dimana Harry Styles berperan sebagai ketua dari kelompok yang brandal,kejam dan dikenal sebagai pembuat masalah tetapi ia jatuh cinta dengan seorang gadis yang bersatus yatim piatu. Harry yan...