Dengan langkah tergesa gesa seorang lelaki dengan seragam SMA nya berlari kecil untuk menuju kelas. Kelas bertulisan XI IPA 5.
Bajunya sudah terlepas dari jeratan ikat pinggangnya. Rambut? Tidak,tidak acak acak an. Bahkan tanpa pomade rambutnya sudah tertata rapi.
Alexi Mega Vanala.
Tampan memang. Kulitnya putih mengalahkan anak anak perempuan di sekolah ini. Alisnya tebal. Matanya tajam. Pintar. Tapi agak... slengean.
"ALEXI" Teriak seorang guru dari dalam kelas Alex. Saat Alex selesai mengetuk pintu,dan masuk ke kelasnya.
"Ehehehe...tadi di jalan,ada yang minta fotbar bu. Ya...gimana ya. Mau ga diladenin,takut dibilang sombong" Alex mengangkat kedua alisnya sambil tersenyum lebar.
Guru Biologi,Bu Narsih namanya. Gurunya sudah tua. Sabar. Setidaknya tidak sekejam guru tata tertib. Postur tubuhnya pendek,dengan kaca mata plus yang selalu ia pakai.
"Yasudah,duduk"
Untung baik.
Alex itu terlalu familiar dengan kata 'Terlambat-Hukuman-Tampan", uhuk. Tapi kadang,guru guru nya terlalu sabar menghadapi sikap Alex. Apalagi guru yang masih muda. Hanya perlu dipuji puji saja.
Setelah dipersilahkan duduk,Alex berjalan santai menuju bangku nya. Bangku paling akhir. Tempat teraman saat ia akan melakukan ritual. Main PSP maksudnya.
Saat sampai di bangku nomer 2 dari belakang,dengan iseng tangannya mengacak acak rambut gadis yang menduduki bangku itu. Membuat gadis itu merapikan rambutnya lagi
"Kenapa terlambat?" Gadis itu memutar posisi duduknya ke arah Alex ketika Alex sudah duduk di kursi singgasananya.
"Bangun kesiangan" jawab Alex santai.
"Inget sholat makanya!" Gadis tersebut melemparkan sebuah bolpoint ke arah Alex.
"Thanks" Alex mengambil bolpoint yang dilemparkan. "Doi mah emang yang paling tau deh kalo gua mo minjem"
"hm"
•Alex POV
Cewek itu namanya Zara. Meira Zara Haq. Pertama kali kenal? Dia yang ngajak kenalan dulu. Eh,bukan deng.
Pokoknya,waktu itu gua sama Zara sama sama kelas 3 SD. Nyokap gua itu temenan sama nyokapnya Zara. Trus,kita kenal deh. Ya...gitu.
Tapi sebenernya, gua sama Zara itu udah kenal sebelum nyokap gua ngenalin kita. Ceritanya berawal saat gua, Alex Mega Vanala, kabur dari rumah. Sumpek di rumah. Ngeliat bokap mukul nyokap itu bikin gua trauma nyakitin cewe dengan kekerasan fisik. Tapi kalo nyakitin hati sih gapapa. Hehe...
Gua lari... Lari sejauh jauh nya dari rumah sambil nangis di jalanan gitu. Sampe gua dengan ga sengaja nabrak cewe yang keliatan seumuran sama gua. Rambutnya di ikat 2,pendek, wkwk. Dia keluar dari minimarket sambil makan es krimnya waktu itu. Dia nangis. Gila kan. Dia nangis cuma gara gara es krim nya jatuh. Dia ga ngerasain penderitaan gua yang lebih parah.
Bayangin deh,anak kelas 3 SD,udah jadi saksi kekerasan bokap gue ke nyokap.
Tapi, karena gua emang gentle dari dulu. Gua bersihin dah tu luka luka dia yang kena tanah sama bekas es krim yang ada di tangannya. Make apa? Baju gua. Fix,gentle.
Trus,dia liat wajah gue. Ganteng katanya. Gak gak, bercanda. Dia liat mata gua sembab. Dia nanya "kamu kenapa?". Ya gua ceritain aja semua kronologisnya sama dia. Anak kecil cerita sama anak kecil. Unfaedah sih...
Tanpa sadar,pas gua cerita,gua nangis lagi. Trus tiba tiba dia ngasih pundaknya ke gua. Dia bilang "nangis aja. Ga usah malu. Orang orang ga liat kok. Udah ketutup sama pundak aku".
Gua pun ngeluapin semua tangis gua disana. Sakit rasanya ngeliat orang tua begitu. Untung sekarang mereka memutuskan buat cerai.
Selang beberapa menit, gua anter dia ke rumahnya. Dan sialnya,sampe sekarang,ini jadi kebiasaan gua kalo nangis selalu di pundaknya. Gila kan?
Rasanya,gua ga bisa kehilangan dia,gua merasa terancam kalo ga ada dia. Dan gua selalu yakinin hati gua sendiri kalau 'She's mine!'.
•Author POV
4 jam pelajaran sangat berjalan lambat bagi Alex. 2 jam biologi,dan 2 jam sejarah, Alex lalui tanpa mengerti topik apa yang dibahas di depan kelasnya itu.
"Ka,gua nanti minjem catetan ya" ujar Alex tanpa mengalihkan matanya dari layar PSP di depannya.
Ka? Raka nama teman sebangku Alex. Wajahnya orisinil banget. Putih sipit gitu.
"Siap. Tapi syaratnya, nomer hp Samira bagi ke gua ya" jawab Raka sambil menaik turunkan alisnya.
"Samira siapa?" Alex menatap Raka dengan heran.
"Le,sehat?" Raka memegang kening Alex "Ya Samira mantan gebetan lu lah" lanjut Raka.
"Haish... Iya deh terserah" jawab Alex.
"Doi doi,ngga ke kantin?" Alex menepuk pundak Zara dari belakang.
"Mau beli apa emang?" Zara membalikkan posisinya.
"Enggak sih, Angel mau ketemu katanya" Alex tersenyum lebar.
"Zara... Zara...mau aja deket deket sama kutil badak. Mending sama gua aja" Teriak Dani yang berada tepat disisi kanan Alex.
"Diem lu!"
"Yaudah ayo cepetan" Zara berjalan gontai. Mendahului Alex yang baru saja beranjak dari duduknya.
Alex merangkul pundak Zara saat mereka berjalan menuju kantin. Ini memang pemandangan yang sangat amat biasa di koridor sekolahan ini.
"Gebetan baru? Sekali kali fokus ke 1 cewe. Jangan mainin perasaan doang" Ujar Zara.
"Anak kecil diem aja" Alex
"Heh!" Zara memukul pelan pinggang Alex. Membuat Alex sedikit terkekeh.
"Eh itu Angel"
Alex berjalan cepat menuju ke tempat Angel berdiri. Senyuman mengembang dari Angel tiba tiba memudar. Angel terlihat menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Dan menahan lengan Alex agar todak menjauh darinya.
Mereka membicarakan apa? Entahlah,Zara tidak mendengarnya.
"Kita putus!"
2 kata itu baru terdengar saat Zara mendekati posisi Alex dan Angel. Tapi Alex dengan teganya malah meninggalkan Angel dengan senyuman tanpa dosanya.
'Alex nggak sehat' batin Zara
Karena untuk yang kesekian kalinya,Alex melakukan sesuatu di luar nalar dan hati manusia. Gila.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
God,I Like Him [COMPLETED]
Teen FictionJika aku berkata, 'aku mencintaimu'. Cukup klise jika kamu menjadikan ini bertepuk sebelah tangan.