Sekitar jam 9 malam, Alex dan Nindy pulang ke rumah. Entahlah mereka darimana. Sepertinya Zara juga tidak peduli karena daritadi, ia di dalam kamar mengerjakan PR kimia sambil menyumpal telinga dengan earphone yang pastinya dalam mode pesawat.
Tok.. Tok... Tok...
1detik
2 detik
Tok... Tok... Tok...
Zara melepas salah satu earphone ditelinga kirinya. Mencoba mengetes apakah pedengaraannya tidak salah.
"ZARAAA TOK TOK" Teriak seseorang dari balik pintu.
"Iya sebentar" Zara berdiri dari duduknya dan berangsur mendekati pintu.
Klek
"Hey ndy, apa?" Zara membuka setengah pintu kamarnya.
"Alex nyariin lo tuh. Gue mau tidur dulu. Ngantuk" Nindy mengucek matanya.
Alis Zara sontak mengerut. Dengan cepat, Zara menutup pintu dan turun ke lantai bawah.
Ada Alex yang duduk di salah satu kursi tamu.
"Woe... malem amat bang mulangin anak orang" Zara menghempaskan tubuhnya tepat disamping Alex.
"Sekali kali lah Zar"
"Mau ngapain cari gue?" Zara memainkan rambut rambut Alex yang melebihi kerah seragamnya.
"Mau curhat" Alex memamerkan senyum lebarnya dan mendekatkan wajahnya ke Zara.
"Pulang ae sono. Udah malem. Malah mesum lo nanti kalo semakin malem" Zara menjauhkan wajah Alex.
Beberapa menit berlalu dan Alex maupun Zara tak ada yang angkat suara. Hening sekali.
"Lex"
Tidak ada jawaban.
Zara menengokkan kepalanya ke samping. Melihat Alex yang... Tidur.
WTH
"Kebo lu. Ngerepotin lagi. Sok polos. Ga peka" Zara bermonolog di samping Alex yang terlelap.
Zara beranjak dari tempat duduknya menuju ke kamar dan kembali dengan bantal dan selimut di tangannya. Mencoba membuat posisi Alex menjadi tertidur di sofa.
"Berat anjir" Zara sampai ngos ngosan sendiri dibuatnya. Dengan posisi Zara yang duduk dibawah dan Alex yang tertidur, mereka saling berhadapan.
Membuat Zara menghembuskan nafas perlahan. Tanpa ragu tangan gadis itu terulur mengusap pelan rambut ikal Alex.
"Lo udah gede ya Lex. Udah tau cinta cinta an" Zara terkekeh sendiri mengatakan hal tersebut. Bahkan ia masih merasa bahwa Alex yang polos dengan tingkah sok pahlawan itu masih berusia 9 tahun kemarin.
"Tetep jadi temen gue. Jangan ditinggalin. Jangan beranjak dewasa kalo lo akhirnya ninggalin gue" Zara menundukkan kepalanya di dahi Alex. Untung saja lelaki itu tertidur. Kalau tidak, pasti Alex akan mengatainya cewek puber mesum yang mencari kesempatan sekarang.
"Cewek puber mesum ya lo sekarang"
Oh shit! Kalimat yang terlontar dari seseorang seketika merubah posisi tangan Zara yang bebas, menjadi berada di genggamannya. Dengan mata masih setia tertutup. Membuat Zara sedikit terkekeh.
"Gue gak akan ninggalin lo doi. But, kita cuma temen kan. Doain gue dapetin Nindy." Alex menaruh tangan Zara sebagai bantalan kepalanya.
Untung sabar, untung sabar, untung sabar.
Menyebalkannya Alex disaat bangun maupun tertidur. Ingin sekali Zara mencakar wajah Alex sambil menyalakan soundtrack 'just a friend to you' nya meghan.
KAMU SEDANG MEMBACA
God,I Like Him [COMPLETED]
Teen FictionJika aku berkata, 'aku mencintaimu'. Cukup klise jika kamu menjadikan ini bertepuk sebelah tangan.