Besok adalah hari libur. Bukan Alex namanya kalau tidak mengajak Raka untuk sekedar nongkrong ataupun nobar film aneh aneh.
Sebenarnya, kalau besok hari libur, pilihan yang harus dippilih Alex hanya 2. Nongkrong sama temen atau tidur di kamar.
Setelah menimbang keduanya, Alex memutuskan untuk mengajak nongkrong Raka saja. Daripada di rumah. Lagipula, siang tadi ibu Alex juga berangkat ke rumah neneknya. Ada kepentingan mendadak katanya.
Tut... Tut...
'Halo, apaan Lex?'
'...'
'Mager njer gue'
'...'
'ogah ah'
Tuuuut...
Sambungan terputus.
"Lah, kurang ajar nih anak malah dimatiin telfonnya" Alex melemparkan ponselnya sembarang ke tengah kasur.
"Bisa mati kurus nih gue kelaperan dan tanpa pendamping kayak gini" gumam Alex miris sambil memegang perut nya.
Tanpa pikir panjang lagi, Alex mengambil kunci motor yang menggantung di sudut ruang kamar, dan keluar rumah tanpa lupa mengunci pintu.
Jaket hitam ia pakai untuk melindungi tubuh dari dinginnya malam.
Jegre... gregerek...
Suara motor Alex membangunkan makhluk makhluk non nocturnal yang tertidur di malam hari.
Alex mengendarai motor nya keluar dari gang. Mencari penjual nasi goreng yang kemungkinan enak. Uangnya juga ia buat se irit mungkin. Tidak usah muluk muluk memilih makan di restaurant demi gengsi kalu nanti ujung ujung nya Alex malah nggak makan seharian karena uangnya habis.
Jelas saja jalanan ramai sekarang. Banyak yang keluar bersama pacar, atau jomblo seperti Alex yang tetap nekat keluar rumah seperti sekarang ini. Menguji batin dan jiwa. Apalagi kalau bertemu sepasang insan yang saling mesra ketika di atas motor. Panas dah tu.
Di dekat alun-alun, ada 2 penjual nasi goreng. Yang pertama gerobaknya warna biru, sedangkan yang satunya berwarna kuning.
Sebenarnya gerobak biru lebih mantap rasanya. Tapi... Mata Alex memicing ketika tak sengaja ia melihat gadis dengan bawahan selutut dan menggunakan baju pink yang dilapisi jaket putih sedang memesan nasi goreng di gerobak kuning, lalu duduk sambil memegang ponselnya.
'Nindy' Batin Alex.
Dengan segera, insting seorang lelaki Alex aktif. Segera ia mendekatkan motornya dan memarkir di dekat gerobak kuning.
"Pak, nasi gorengnya satu" Ujar Alex ke penjual nasi goreng, yang sialnya tidak membuat Nindy beralih dari ponselnya.
●Alex POV
Malam itu, gue nggak sengaja ketemu Nindy di penjual nasi goreng. Tuhan memang tau segalanya. Gue ditakdirkan lapar di waktu yang tepat. Penampilannya? Ah, Nindy mah selalu cantik di segala suasana.
Rambutnya di biarin tanpa ikatan. Dia cuma pakai sandal jepit yang talinya warna merah tuh. Wajahnya? Enggak kok, dia nggak pake lipgloss atau apapun yang biasanya tertempel di anak seusianya.
Wajah dia itu sebenarnya nggak jauh sih dari doi gue. Tau kan doi gue? Zara. Kalo di sekolah ada pemilihan Cogan dan Cecan mah gue yakin gue sama Zara yang kepilih.
Eh... Tapi kan sekarang ada Nindy, jadi kemungkinan Cecan nya diganti sama Nindy aja deh kalo gitu.
Sorry ya Zar... Hehe...
Nindy nggak peka. Dia malah mainin hp mulu. Padahal gue udah berkali kali sok sok an nge batuk.
Gue pun dengan beraninya bilang langsung
"Aduh, kok kita bisa ketemu disini ya?"
Shit! Akting gue jelek parah.
Nindy ngeliat gue.
Dia bilang "Eh Alex"
Nindy senyum, yang otomatis gue bales senyum itu dengan senyum ter...unch spesial buat dia. Kalo bisa mah senyum gue ngebikin tukang nasi gorengnya iri karena senyum gue lebih spesial dari nasi gorengnya.
Tapi sialnya, ternyata pesanan nasi goreng dia udah matang. Gue baru aja mo PDKT bang bang. Syedih
Gue pun dengan lancangnya, megang pergelangan tangan dia sambil bilang
"Mau gue anter aja?"
Kayak di ftv ftv tuh yang biasa ditonton emak gue.
"Gausah deh" Jawab Nindy. Gue sih tau ya, kalo cewek bilang kayak gitu, kebanyakan emang minta dipaksa dulu biar mau.
"Gapapa kok" Suara gue buat selembut lembutnya. Hingga akhirnya dia mau, trus duduk lagi disamping gue.
Ngeliat wajah dia sedeket ini emang rasanya ayem. Sampe sampe udara dingin karena angin malam jadi hangat karena senyum dia. Entah karena apa gue jadi senajis ini. Tapi emang itu yang gue rasain.
Gue akuin, mantan gue banyak. Tapi baru kali ini gue ngerasain darah gue berdesir waktu di deket dia
●Author POV
Alex memang raja nya kalau soal merayu. Rajanya juga soal mematahkan hati. Buktinya, kali ini dia berhasil membuat Nindy untuk menuruti keinginannya.
"Mas, ini pesenannya" Mas mas tukang nasgor menyodorkan kresek hitam ke arah Alex. Membuat lelaki itu menerima, dan membayar harga nasgor dengan 1 lembar uang 20.000 yang ia bawa.
"Ayo Nin" Alex berjalan ke arah motornya, lalu memakai helm. Sementara Nindy, langsung duduk di belakang Alex.
Pemandangannya mulai normal sekarang. Cowok setampan Alex dengan cewek secantik Nindy di boncengan. Tidak seperti tadi.
"Pegangan kalau takut jatuh"
Nindy mengangguk kecil.
Dari spion, sesekali Alex melirik Nindy yang kini sedang membenarkan rambutnya yang terbawa angin menutupi wajah.
'Cantik' batin Alex.
Perempuan berkulit putih dibelakang punggungnya, mampu membuat Alex merasakan jatuh cinta ke orang yang sama untuk kedua kalinya.
Suasana malam ini sangat klop banget. Angin yang berhembus juga menyejukkan. Tapi memang waktu terasa cepat jika kita melaluinya dengan hati berbunga bunga. Seperti Alex saat ini.
"Udah sampe" Alex menghentikan deru mesin motornya.
"Makasih ya" Ujar Nindy sambil turun dari atas jok motor.
Senyum Nindy manis sekali malam ini. Membuat Alex sempat terpaku di tempatnya.
"Sama sama" Alex
Ketika Nindy berpamit untuk masuk ke dalam rumah, perempuan berbaju hitam dan celana pendek putih dari pintu utama rumah ini berlari kecil menghampiri Alex yang masih setia pada posisinya.
"Ngapain lo?" Pertanyaan yang diajukan perempuan tersebut saat berada di hadapan Alex.
Alex menjenjangkan ke arah belakang perempuan di depannya. Membuat perempuan dihadapannya melakukan hal yang sama.
"Habis beli nasgor. Trus ketemu bebeb Nindy, Zar" Jawab Alex dengan cengiran khas nya.
"Oh..."
"Kenapa?"
"Lo besok lusa masuk kan?" Tanya Zara.
"Ntar..ntar... Masuk mana dulu nih..." Alex menaikkan sebelah alisnya.
"Ih" Zara memukul pelan lengan Alex "Masuk sekolah lah"
"Iyaaaa" Alex meletakkan kedua lengannya di samping pipi Zara, dan mengapit wajah Zara dengan cukup kuat.
"GILA LO LEX! LEPAS! SAKIT NJER KEPALA GUE!" Teriak Zara sambil berusaha mengeluarkan kepalanya dari kekangan lengan Alex.
Alex tertawa terbahak bahak.
"Temen lucknut" Zara mengusap pelan kepalanya. Yang malah dibuahi tawaan Alex yang bertambah keras.
'Untung ganteng'
KAMU SEDANG MEMBACA
God,I Like Him [COMPLETED]
Teen FictionJika aku berkata, 'aku mencintaimu'. Cukup klise jika kamu menjadikan ini bertepuk sebelah tangan.