20

260 13 0
                                    

Sudah cukup adegan sedihnya Zara. Buang hajatmu juga lebih penting.

Zara melangkahkan kakinya yang sempat terhenti, untuk menuju ke kamar mandi. Toilet perempuan yang kini tak seramai biasanya karena telah memasuki jam pulang sekolah.

"Hmmm" Zara membenarkan tatanan rambutnya di depan kaca wastafel saat buang hajat telah tuntas beberapa menit yang lalu.

Krek...

Salah satu pintu toilet terbuka. Menampilkan seorang perempuan dengan lipgloss merah muda, dan ikat rambut dengan warna senada. Sang tokoh sempat terdiam sambil membenarkan seragamnya.

"Eh... Zara" Sapa orang tersebut mengetahui siapa yang ia temui kali ini.

"Angel?" Zara tak mengubah tempat ia berdiri. Hanya menatap Angel melalui kaca wastafel, yang kini berjalan mendekatinya.

Sebenarnya, rasanya cukup menggetirkan mengetahui fakta bahwa ia dan Angel saja yang berada di toilet ini. Apalagi sekolah sudah sepi.

Kan bisa saja Angel melakukan tindakan psycho yang membahayakan jiwa dan raga.

Angel berhenti tepat disamping Zara. Saling tatap melalui kaca wastafel.

Angel tersenyum miring. Senyum yang amat Zara kenali sejak perempuan ini menamparnya beberapa hari lalu.

"Kita 2 orang yang sama ya Zara. Sama sama dikhianati dengan 2 orang yang amat kita sayangi" Ucap Angel tanpa menghilangkan senyum menyebalkannya.

"Kita beda, Ngel. Dan ngga pernah sama" Jawab Zara.

"Gue tau kisah lo menyedihkan Zar. Cewe yang cuma dianggep sahabat sama cowo ga peka?" Angel terkekeh. Menyebalkan sekali.

"Gue sama Alex emang cuma tem..."

"Temen. Dan lo satu satunya orang yang dianggep temen baik sama Alex. Cuma temen. Gitu kan maksud lo?" Angel mengangkat kedua alisnya "Alex. Cowo yang mutusin gue, dan cowo yang ga berusaha peka sama perasaan lo. Atau... Dia sebenernya tau kalo lo suka sama dia, dan dia tetep anggep lo 'cume temen' ?" Angel mengangkat kedua tangan, dengan jari telunjuk dan tengah diacungkan bersama. Seolah memberi tanda petik pada kalimatnya.

Sial! Zara ingin meninggalkan ruangan menyesakan ini sekarang juga. Persetan dengan anggapan Angel yang menganggapnya kalah karena mencintai Alex.

"Gue beda sama lo Ngel!" Kali ini Zara menaikkan suaranya beberapa oktaf. Membuat Angel makin mendengus mengejek.

"Lo bisa kok Zar, dateng ke Alex dan Nindy sekarang. Tuntut hak lo! Nindy itu cuma cewe yang datang ke Alex kemarin. Sedangkan lo? Jelas lo lebih tau tentang Alex bukan? Nindy ga tau apa apa tentang Alex, Zar. Cuma lo yang tau tentang Alex. Dan semudah itu cewe kayak Nindy ngerebut Alex dari lo?" Kini Angel menepuk pelan pundak Zara.

Jika saja Zara masuk ke hasutan Angel, mungkin sekarang ia akan mendatangi Alex dan Nindy, serta melakukan sesuatu yang Angel perintah. Tapi otak Zara masih waras. Tidak putus syaraf.

Zara kini menatap Angel tajam.

"Gue sekarang tau, kenapa Alex mutusin cewek brengsek kayak lo" Ujar Zara sebelum ia memutuskan untuk melangkah keluar. Menutup pintu toilet dengan kasar. Meninggalkan Angel tanpa memikirkan penilaian apa yang ada di otak cewek gila itu.

Zara melangkah lebar menuju halte depan sekolah. Yang ia ingin sekarang adalah secepatnya sampai di rumah. 

Ponsel yang ia simpan di saku, dengan sigap Zara keluarkan. Ingin membuka aplikasi ojek online. Namun niatnya ia urungkan. Saat membaca pesan yang masuk ke ponselnya.

God,I Like Him [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang