22

252 12 0
                                    

Zara menghabis 3 potong bolu kukus sambil meminum secangkir teh hangat seharian ini. Sementara Riani, ke rumah tetangga sebelah. Karena katanya ada daster model terbaru. Impor dari luar negeri. Motifnya bagus. Dijadikan oleh oleh untuk dibagi ke tetangga.

Tamu Nindy sejak tadi masih di ruang tamu. Bahkan Zara berharap, Dion datang kali ini juga. Agar mereka terlihat seperti sedang double date.

"Zar, ada yang nyariin lo" Nindy mendekati sofa yang Zara duduki. Membuat perempuan itu beranjak dari posisinya yang semula tertidur di pegangan sofa, menjadi duduk.

"Siapa?"

Tanpa dijawab pun, Zara sudah melangkah pelan menuju ke ruang tamu. Melihat seorang lelaki dengan hem putih polos dan celana jeans. Rambutnya keriting dan sedikit basah akibat hujan rintik dari jam 9 pagi tadi.

Cowok itu menatap Zara sayu.

Memang, Zara pernah melihat lelaki ini. Di sekolah. Namun tak begitu kenal. Namanya saja pun tak tahu.

"Iya?" Tanya Zara sambil mengerutkan keningnya.

"Lo Zara kan? Gue Edo. Temen sekelasnya Dion" Ujar cowok berambut keriting tersebut memperkenalkan diri sambil membenahi posisi tas punggung hitamnya, serta melepas jas hujan plastik yang masih ia kenakan.

"Iya. Ada apa ya kak?"

"Jadi gini, gue lagi jual makaroni nih. Kata Dion, lo suka makan ini. Dia tadi yang nganter gue kesini. Tapi katanya mau isi bensin dulu, jadi pergi deh"

Zara terkekeh tak percaya. Sejak kapan ia suka makaroni? Mencobanya saja belum pernah.

"Ya udah masuk dulu deh kak" Zara mempersilahkan Edo masuk ke ruang tamu. Membuat Edo sontak mengangguk girang sambil membuka ransel yang berisi macam makaroni dengan rasa yang beraneka.

Nindy dan Alex yang duduk di ruang tamu, refleks mendongak. Menatap tamu yang tak dikenal itu masuk, dan langsung mengeluarkan produknya untuk dipromosikan.

"Ini ada rasa balado, jagung bakar, bbq, keju dan rasa yang ditinggalkan. 1 bungkus cuma 10. 000"

"Rasa yang ditinggalkan?" Tanya Alex saat Edo mengeluarkan produk andalannya.

"Gak deng. Yang terakhir itu gue curhat" Edo.

Zara terlihat memilih milih makaroni yang ada di depannya. Nindy juga mengambil 1 rasa makaroni, dan membayar dengan 1 lembar uang sepuluh ribu ke Edo. Yang langsung ia buka, dan makan berdua dengan Alex.

Alex kan lelaki terhemat sepanjang sejarah. Jangankan untuk beli makaroni sendiri, pasta gigi habis aja sama Alex ditiup trus diisi air.

Hemat adalah motto hidup nomer 1 dari Alex.

"Aku mau rasa balado sama keju. Aku ambil uang di kamar dulu ya kak" Ujar Zara sambil melangkah ke arah kamarnya.

Kling....

Ponsel Zara berdenting saat Zara masih di tengah tengah tangga. Berhenti sejenak.

Kak Dion

Nonton yuk.. Gc. 5 menit lagi.

Pesan yang masuk secara tiba tiba itu membuat Zara merubah kecepatan langkahnya 2 kali lebih cepat.

Membuka pintu lemari pakaian di kamar, dan mengganti baju rumahnya dengan pakaian yang lebih pantas.

Atasan dengan logo 3scnd dan jeans hitam menjadi pilihannya. Baju hadiah dari Alex setahun yang lalu. Saat Zara dan Alex pergi ke sebuah mall. Mall yang baru dibuka untuk perayaan dibukanya sebuah pabrik gula di daerah komplek rumah mereka.

God,I Like Him [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang