2

605 22 0
                                    

1 jam pelajaran lagi,dan sekolah akan segera dipulangkan. Tapi cuaca sangat mendung. Membuat para murid yang kelasnya mendapat jam kosong,dengan senang hati kan sibuk dengan kegiatannya masing masing.


Ada yang curhat,mendengar lagu,flashback, dan masih banyak lagi.

"Zar, dicariin kak Dion" teriak seorang murid perempuan dari ambang pintu.

Membuat pemilik nama langsung beranjak dari tempat duduknya. Dan menuju ke sumber suara.

"Ada apa kak?" Tanya Zara ketika ia sudah berdiri tepat di depan Dion.

Dion itu kakak kelas Zara. Orangnya tinggi, nggak putih sih, tapi manis, alisnya tebal, hidungnya mancung. Tampan pokoknya.

Dia ini anak ekstra musik di sekolah Zara, jadi lumayan banyak juga yang kenal. Apalagi posisinya menjadi drummer. Kan yang liat makin seger matanya waktu liat Dion keringetan.

"Mendung,pulang bareng gue ya. Gue bawa mobil tadi" Ujar Dion sambil mengaitkan rambut Zara yang sempat menutupi wajah gadis itu karena terkena hembusan angin.

"Hmm nggak ngerepotin kan?"

"Dih,kayak sama siapa aja tanya kayak gitu segala" Dion menoyor kepala Zara pelan.

"Sakit tau! Iya. Udah sana gih balik ke kelas" Zara mendorong punggung Dion.

Ketika akan kembali duduk ke kursinya, Alex dengan iseng menendang keras kursi Zara dari belakang.

"Hm?" Zara menatap tajam Alex yang dengan tatapan polosnya berkata

"Bareng Dion naik mobil kan? Gue mo ikut nebeng"

~~~

Sebenarnya, Zara tidak keberatan dengan adanya ke 2 makhluk yang kini menebeng di mobil Dion.

2? Yap,Sisil, teman sekelas Zara juga ikut menebeng. Alex yang mengajak. Padahal kan rumah mereka sangat amat tidak searah. Rumah sisil ke timur, rumah Zara, Alex,dan Dion ke barat.

'Apes dah' batin Dion.

Tapi tidak salah juga jika mereka ber 3 menebeng di mobil Dion. Karena hujan memang mulai membasahi daerah ini. Hawanya sangat dingin.

Alex duduk di jok depan. Disamping Dion. Sementara Zara duduk bersama Sisil di belakang.

Suasana sangat hening. Hingga tiba tiba Alex menyeletuk.

"Zar,dingin. jadi pengen meluk lo. Kan biasanya kalo ujan ujan,gue selalu meluk lo" Alex tersenyum miring.

"Ya itu kan waktu kecil dulu. Kalo sekarang mah,ya ogah gua dipeluk sama lo. Bau"

Jawaban Zara itu membuat Dion menahan tawanya. Maksud hati ingin membuat Dion cemburu,tapi malah dibikin malu. Alex... Alex... Udah nasib.

"Eh,ini kak rumahku. Berhenti agak deket teras ya. Biar nggak basah" Sisil angkat bicara.

Setelah mengantar Sisil pulang,sekarang yang ada di mobil tinggal Alez,Dion, dan Zara.

"Zar,besok nonton tanding basket gue ya. Istirahat kedua" Dion melihat kearah Zara melalui spion yang ada di tengah tengah mobil depan.

"Oh...iya deh kak" jawab Zara

Sementara Alex,dia hanya diam saja. Tumben anteng.

Ketika Dion sudah mengantar Zara dan Alex,ia memutuskan untuk langsung kembali ke rumahnya. Kangen mama katanya.

~~~

Zara memasuki halaman sekolahnya dengan langkah yang mantap. Hari ini, Alex menjemputnya. Yang tentu saja membuat lelaki itu sekarang berjalan berdampingan dengan Zara. Sampai menuju kelas.

"Lex,ini kenapa merah?" Tangan Zara memegang pipi kanan Alex yang sedikit memerah.

"Kemarin bokap ke rumah"

Jawaban dari Alex cukup membuat Zara tertegun.

"Trus?"

"Dia mukul nyokap,lagi. Dia bilang,rumah yang sekarang gua tempati itu hak miliknya. Padahal enggak" Alex menatap Zara.

"Ibu lo ibu hebat Lex" Zara menarik pundak Alex. Dan menepuk nepuk nya pelan.

Lelaki itu tidak bergeming. Tidak menangis seperti biasanya.

"Gua udah kelihangan bokap. Sekarang cuma punya nyokap...dan lo" Ujar Alex tanpa mengubah posisinya "Please,jangan tinggalin gue"

"Gue nggak kemana mana" Zara

"Zara gue sayang sama lo. Terserah lo mau ngelakuin apa aja. Pokoknya lu harus tetep sama gua" Alex kembali berdiri seperti semula.

'PLAK'

Namun tiba tiba,sebuah tangan menarik lengan Zara dan menamparnya cukup keras dari belakang.

Membuat Alex melotot kaget dengan seketika

"Cewek murahan. Lo yang bikin Alex putus dari gue kan?!?"

"Angel?" Alex menjauhkan Angel dari Zara.

Beberapa pasang mata melihat mereka sebagai tontonan gratis.

Alex menarik Angel menjauh dari Zara.

"Lepasin!" Teriak Angel ketika Alex menariknya dengan sangat kasar.

"Cewek gila!" Alex melepaskan tangan Angel di sebuah koridor yang cukup sepi

"Aku masih sayang sama kamu!" Angel menangis terisak di depan Alex.

"Ngel,kita udah putus kemarin" Alex

"Lex,aku mau balikan. Ulang dari awal kisah kita"

"Lo cewek baik. Gua terlalu bangsat buat jadi cowok lo" Alex menatap ke segala arah.

"Zara cewek baik. Lo tetep mau kan sama dia. Apa bedanya?" Angel kini mencoba menghapus air matanya.

"Bedanya,lo itu cuma pelampiasan sementara. Kalo dia,gue jatuh cinta sama Zara"

Jawaban dari Alex cukup seperti balasan tamparan yang ia layangkan ke Zara tadi. Tangisnya yang hampir terhenti,malah pecah seketika.

Alex tidak menghiraukan. Malah pergi meninggalkan Angel yang menangis sendiri di koridor ini.

Tidak sabar ia ingin melihat keadaan Zara. Hingga tiba tiba hatinya seperti tertusuk beratus ratus duri. Menancap dengan pas di hatinya. Pemandangan yang sangat tidak ia harapkan.

Dion memeluk Zara.

2 insan ini cukup membuat mata Alex memanas.

"Emang bener ternyata. Cowok kayak gue,ga cocok buat lo"

God,I Like Him [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang