Hari ini, Alex sama sekali belum menjenguk Zara di UKS. Sebenernya cemas juga. Tapi salah Zara sendiri sih dekat dekat sama Dion. Kan Alex jadi panas jengkel.
Sesekali Alex terlihat mengomel di tempat duduknya, hingga suara yang sangat disukainya terdengar. Tapi khusus hari ini tidak suka.
"Cih ngomel sendiri" Zara berdiri di depan Alex, dan duduk di bangkunya dengan posisi menyamping.
"L sp y?" Alex
"Katanya sayang sama gueee. Kok gak jenguk. Jahat amat" Zara menopang kepalanya dengan tangan kiri yang berada di meja Alex. Membuat Alex menatap gadis itu.
"Bodo amat si. Udah sama Dion kan"
"Hus, kakak kelas dipanggil gitu" Zara menyentil mulut Alex.
"Dih. Diooon. Diooon." Alex malah semakin mengencangkan suaranya.
Membuat Zara tertawa kecil. Bagaimanapun juga suara tawa Zara mampu membuat Alex akhirnya angkat tangan untuk melanjutkan acara ngambeknya.
Alex melihat pipi Zara yang masih memerah. Angel memang gila.
Alex memajukan tangan kanannya dan mengusap pipi Zara pelan.
"Masih sakit?" Tanya Alex sambil tetap pada posisinya.
Zara mengangguk.
"Hati hati kalo ketemu Angel. Barengan sama gue terus makanya. Kasihan kan doi gue kalo gini jadinya" Alex
"Tapi kan gue ditampar sama Angel juga waktu sama lo Lex" Zara menjauhkan tangan Alex dari pipinya.
Alex tertegun. Melihat perubahan wajah Alex, Zara jadi merasa bersalah. Dia salah bicara?
"Eh, maksud gue, gak se negatif yang lo pikir ya" Zara meralat ucapannya sendiri.
"Gapapa kok. Emang yang bikin lo ditampar kayak tadi kan emang gue. Maaf gue cuma bawa ribut" Alex tersenyum.
"Hus" Zara merapikan rambut depan Alex yang menutupi alis lelaki itu. "Ini rambutnya sudah panjang. Waktunya dipotong Lex. Jangan nunggu Bu Wiwik buat ngepotong rambut lo pas upacara lagi"
"Iya iya"
"Eileeeh, kayak orang pacaran aja lu berdua" Raka datang dengan membawa pop mie dan air putih ditangannya. "Awas, gue mau liwat" Ujar Raka saat ia ingin ke tempat duduknya di dekat dinding.
"Lu ganggu" Alex memukul pundak Raka cukup keras. Membuat Lelaki berkulit putih yang akan memasukkan mie ke mulutnya itu harus mengikhlaskan mie nya yang jatuh ke meja. Gagal masuk mulut.
"Heh, kelakuan lo ya Lex. Jatuhkan mie gue. Deeeh. Rugi.. Rugi..." Raka memutar bola matanya.
Membuat Alex dan Zara tertawa bersamaan.
"Mata sipit aja bergaya muter mata. Mana kelihatan?" Alex
"Iye Koh Raka. Sabar dong" Zara.
"Aku mah apa atuh" Raka melanjutkan memakan mie nya.
***
Alex hari ini mengantar Zara pulang. Dengan menggunakan motor kesayangannya. Motor bebek astrea.
"Mau mampir?" Tanya Zara basa basi.
"Mau. Laper Zar. Boleh emang?" Tanya Alex dengan polosnya. Membuat Zara terkekeh.
"Yauda ayo masuk" Zara membuka gerbang rumahnya agak lebar.
Ketika membuka rumahnya, ibu Zara sudah duduk di ruang tamu. Menunggu anaknya pulang?
Zara menyalimi ibunya dan mencium kedua pipi ibunya, lalu langsung menuju ke dalam kamarnya. Alex terlalu sering brkunjung kesini. Membuat lelaki itu tidak sungkan jika ditinggal Zara seperti ini.
Alex juga menyalimi ibu Zara.
"Saya cium pipi juga nggak nih tante?" Goda Alex kepada ibu Zara.
"Haduh, jadi inget masa muda" Pipi ibu Zara memerah. Apalagi yang godain cakepnya gini, baper lah.
"MAMA INGET USIA" Teriak Zara dari dalam kamarnya. Membuat Ibu Zara menggelengkan kepala oleh kelakuan anaknya.
"Duduk dulu ya"
Tak lama, Alex menunggu, Zara sudah keluar dari kamarnya menggunakan celana hitam selutut, dan baju berwarna putih.
"Alex minta makan Mah katanya" Zara menyeletuk saja.
"Oh iya. Makan bareng saja. Tapi nunggu Papa nya Zara dulu ya. Biar kita makan bareng sekalian. Lagipula nanti Papa nya Zara juga jemput sepupu Zara yang dateng dari Singapura. Dia pengen sekolah disini katanya. Sama Zara" Ujar Mama Zara panjang lebar.
"Siapa Ma?" Zara mengerutkan keningnya. Setelah duduk di sofa, tepat disamping Alex.
"Si Nindy itu"
"Huwooo, mantannya Alex itu Ma. Waktu dia kelas 3 SD" Ujar Zara sambil menepuk dada Alex bangga.
"Alex mantannya Nindy ya?" Tanya Ibu Zara kepo.
"Yang mana sih Zar?" Alex menaikkan kedua alisnya.
"Yang dulu punya usaha mebel di deket warung rujak nya Mak Ntis itu loh" Zara mengambil toples di meja ruang tamu, lalu memakan isinya.
"Oooh yang itu. Iya tante. Waktu kelas 3 SD. Hehe. Kita pisah karena ga bisa LDR kan Zar alesannya?" Alex menatap Zara yang duduk disampingnya.
"Bukan ogeb. Lo putus gara gara lo selingkuh sama Mita, anaknya toko kain. Koh Yungki. Yang mukanya kayak Raka tuh" Jelas Zara kepada Alex. Ini cowo emang lupa, atau kebanyakan mantan sih jadi lupa. Eh, sama aja ya?
Krek
Pintu depan terdengar dibuka. Membuat ketika manusia yang duduk di ruang tamu langsung menoleh.
Menampakkan Papa Zara yang dibelakangnya ada perempuan dengan koper ditangannya.
"NINDYYY" Zara berhambur memeluk Nindy.
"Eh NINDYYY" Alex ikut merentangkan kedua tangannya di depan Nindy, yang pelukannya langsung disambar oleh Zara.
"Itu sepupu gue jangan macem macem lo"
"Papa ganti baju dulu gih. Nanti kita makan bareng" Ujar Zara setelah menyalimi ayahnya.
Nindy cantik. Rambutnya berwarna pirang. Body nya aduhai. Kulitnya putih.
'Muantab njer mantan gue nih... Keren bat gue punya mantan kek gini' Batin Alex.
"Alex, tambah ganteng" Nindy memberika senyuman lebarnya. Membuat Alex merasa kram tubuh seketika
KAMU SEDANG MEMBACA
God,I Like Him [COMPLETED]
Teen FictionJika aku berkata, 'aku mencintaimu'. Cukup klise jika kamu menjadikan ini bertepuk sebelah tangan.