Alex kembali ke kelas saat bel akhir istirahat terdengar. Se lama itu. Zara berusaha menghapus air mata ya ng masih membasah di pipinya. Raka bahkan sudah kembali duduk di tempatnya.
"Darimana lo?" Zara mengangkat kedua alisnya. Mungkin berpura pura tidak tau lebih baik.
"Ada" Jawab Alex sambil memasukkan beberapa buku yang masih berada di atas bangku "Lo,flu?"
"Hah?" Zara mengerutkan kening, menyatukan alis yang semula naik beberapa cm.
"Hidung lo merah, jangan minum es sembarangan lah Zar" Ujar Alex.
'Alex please, jangan bersikap seolah lo peduli, dan kasih harapan palsu? Harapan palsu? Bukannya gue yang terlalu berharap?' Zara mena tap nanar Alex yang berada sampingnya.
"Gue mau ngomong sama lo Zar" Alex menggenggam salah satu tangan Zara yang berada di atas meja.
"Ngomong disini aja"
"Gak ah. Nanti aja pulang sekolah. Sekalian gue bakal traktir lo milkshake cokelat deh di Cafedip" Alex melepas genggamannya dan mengedipkan salah satu matanya.
Salah Zara sejak awal memilih sahabat lelaki yang berparas tampan seperti Alex.
'Sadar Zara! Lo gak mungkin kan buat Alex jatuh cinta sama lo. Lagian dia sukanya sama Nindy' Seolah diri Zara yang menolak ajakan Alex, namun hatinya berkata ingin.
'pake otak lo!'
"Maaf Lex... Ehmmm kayaknya nanti gue pulangnya bareng kak Dion aja. Dia tadi udah bilang kalo mau ke toko buku bareng, gue juga mau cari novel" Jawab Zara. Jelas bohong . Bahkan ia daritadi belum mengeluarkan ponsel sama sekali.
"Yaudah batalin acara lo sama Dion" Alex.
"Ga bisa seenaknya lah. Emangnya lo siapa?" Zara kini memajukan ego nya juga. Enak saja Alex bersikap seolah kemauannya selalu dipenuhi oleh Zara.
"Gue siapa? Selama ini kita temenan kayak gini masih harus gue jelasin gue siapa?" Entah setan darimana yang kini merasuki Alex, tapi membentak Zara baru kali ini ia lakukan. Membuat Zara membulatkan matanya sempurna.
"Lagian... Lagian... Lo juga tadi pagi jemput Nindy kan. Pulang aja sama dia."
Alex tiba tiba terdiam. Cukup lama, hingga akhirnya ia mengeluarkan kalimat lagi.
"Zara please, gue butuh lo sekarang" suara Alex melembut berbanding terbalik dengan tadi. Membuat Zara harus menghela nafas panjang.
"Tumben berantemnya serius" Raka yang sedari tadi menyimak dari bangku belakang, kini mulai berbicara unek uneknya.
Bahkan Sisil yang kini duduk di bangku lain, yang biasanya membaca buku pelajaran, kini juga ikut mendengar pembicaraan Alex dan Zara.
"Please Zar..."
***
Zara kini duduk di salah satu kursi kosong di Cafedip. Cafedip? Sudah jelas bukan, Zara tetap kalah dengan Alexi.
Zara sesekali melirik ke arah kasir. Melihat seseorang yang sedang menggumamkan pesanannya di depan pelayan.
Entah sejak kapan, Zara merasa ada yang berbeda. Alex menyukai Nindy memang hal yang wajar. Alex bukan anak anak lagi bukan?
"Gue udah pesenin nih" Suara Alex membuyarkan lamunan Zara. Alex menuju ke meja Zara dengan membawa nampan berisi milkshake cokelat dan secangkir kopi hitam.
"Makasih"
"Lo kenapa sih?"
'gue kenapa?? Lo masih tanya??' Batin Zara sambil menatap sinis ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
God,I Like Him [COMPLETED]
Teen FictionJika aku berkata, 'aku mencintaimu'. Cukup klise jika kamu menjadikan ini bertepuk sebelah tangan.