"Happy Wedding
From: Koko Raka, PT. SINAR MATAMU"
Tulisan dari sebuah bunga papan yang terpampang besar di depan gedung resepsi pernikahan yang saat ini ramai itu terlihat sangat jelas. Mahal. Ukurannya saja amat besar dengan corak yang indah.
20 Mei 2026, hari ini, hari yang membahagiakan bagi 2 insan yang saat ini berada dalam gedung megah tersebut. Memakai gaun indah berwarna putih bersih bagi mempelai wanita, cocok dengan hiasan yang melingkupi gedung saat ini, serta tuxedo yang nampak pas di badan mempelai lelaki.
Pernikahan yang digelar di sebuah hotel ternama ini hanya dihadiri orang orang tertentu. Meriah. Sangat. Mengetahui bahwa kisah kedua mempelai untuk sampai ke titik ini bukanlah sesuatu yang mudah.
Musik dari Cadivus Band yang diundang dalam acara ini, menambah kesan romantis yang begitu mendalam.
Semua orang dalam ruangan terlihat tersenyum bahagia. Tanpa terkecuali.
"Gila! Happy wedding Bro" Seorang lelaki yang tetap dengan mata sipit yang sama sejak 6 tahun lalu, menyalami sang mempelai lelaki. Memberi pelukan singkat.
Senyumnya tak henti untuk merekah ketika ia menapakkan kaki di gedung ini.
"Thanks. Makasih udah dateng" Sang mempelai menjabat. Rasa bahagianya juga membuncah.
"Gak mungkin juga gue nggak dateng saat kedua sahabat gue menikah" Raka. Tersenyum lebar. Menyembunyikan kedua matanya.
Sang mempelai lelaki terkekeh. Merangkul perempuan disampingnya, "Trus, kapan nyusul? Ya nggak Zar?" Tanya sang mempelai lelaki.
Mempelai wanita yang mendengar percakapan terkekeh. Pasalnya, Raka sudah sangat matang jika ingin menikah. Perusahannya tersebar di mana mana. Wajahnya juga lumayan. Ia menunggu apalagi? Sampai menjadi perjaka tua?
"Males gue Lex kalo kesini ditanyain itu mulu. Tadi, gue ketemu Sisil di depan situ juga nanyain pertanyaan yang sama. Mentang mentang dia udah nikah sama Sukro aja" Ujar Raka merengut kesal. "Selamat ya Zar" Raka menyalami mempelai wanita kali ini.
Eh, iya, hiasan yang berada di pintu masuk bertuliskan "Happy Wedding Zara and Alex" dipesan dari toko milik Raka loh. Dengan harga terjangkau.
Jodoh ternyata memang tidak kemana. Walaupun dipisahkan dengan jarak saat kuliah, dan memasuki dunia kerja, kedua insan yang terpisahkan, akhirnya bersatu juga.
Saat keduanya beranjak dewasa, menyatakan perasaan satu sama lain bukanlah menjadi sesuatu yang menggelikan lagi. Apalagi saat Alex akhirnya memutuskan untuk melamar Zara di sebuah restoran romantis. Di kota mereka tinggal. Memutuskan untuk kembali mendapatkan seseorang yang menjadi obat dari segala kesakitan di hidup Alex.
Hubungan Nindy dan Alex baik kok. Mereka putus sejak lulus SMA. Memulai hidup baru. Keduanya juga paham bahwa rasa yang mereka punya hanya kagum semata. Bukan cinta.
Lagipula, Nindy sekarang sudah bersama Oki. Bos di kantor yang ia tempati. Masih muda. Bukan om om seperti yang kalian kira. Mungkin beberapa bulan ke depan akan melaksanakan lamaran. Semoga.
Sedangkan Dion, lelaki itu sekarang bahkan berpindah ke luar negeri untuk melanjutkan kuliahnya lagi. Zara harap ia baik baik saja. Dion pantas mendapatkan perempuan yang lebih baik.
Riani, ibu Nindy dan Zara, membuka toko roti bolu di pejajaran ruko dekat dengan rumah. Bisnisnya lancar. Bahkan beberapa kali kerap diwawancarai oleh stasiun televisi.
Membiayai kuliah kedua anaknya dengan bisnis yang ia rintis. Tangis perempuan paruh baya itu tak kuasa berhenti saat melihat Zara bersanding dengan Alex dalam suatu ikatan pernikahan.
Di pojokan meja dalam gedung ini. Zara bisa melihat ayahnya. Ayahnya yang saat ini nampak tersenyum hangat. Pemilik senyum terhangat di dunia.
Ayah Zara telah berkeluarga dengan wanita yang menurut Zara baik. Keluarga mereka juga terlihat harmonis.
Zara tersenyum bahagia kali ini. Sangat bahagia. Mensyukuri segala hal yang terjadi pada hidupnya.
Namun, 1 hal yang Zara jelas ketahui. Bahwa kisah Alex dan Zara bahkan baru akan dimulai saat ini. Semua rintangan dan kebahagian yang kelak ia rasakan dalam rumah tangganya.
Entah itu baik maupun buruk. Godaan godaan dan pertengkaran kecil maupun besar pasti akan mereka lalui.
Yang pasti, Zara punya Alex untuk menghadapi semua kemungkinan tersebut. Alex, yang saat ini menggenggam tangan Zara erat. Enggan melepaskan.
***
Zara membaringkan tubuhnya. Ada yang berbeda. Kamar tidur ini berpenghuni 2 orang. Canggung jelas. Zara bahkan berkali kali menghembuskan nafas gugup.
"Perasaan dulu nggak pernah canggung gini" Celetuk Alex yang baru saja keluar dari kamar mandi setelah bersih bersih diri.
Tubuhnya bahkan terlihat meneteskan air yang belum kering sempurna. Bau sabun masih tercium. Segar.
Acara pernikahan mereka telah usai beberapa jam lalu. Tamu tamu juga sudah pulang. Alex dan Zara sudah membooking hotel ini sampai besok. Jadi, mereka memutuskan agar beberapa keluarga dekat tetap berada di hotel untuk istirahat semalaman.
"Kita... Langsung tidur aja ya"
Kenapa kalimat Zara malah ambigu. Zara merutuki ucapannya sendiri. Perempuan itu bahkan memukul mulutnya sendiri.
Alex tampak mengangguk. "Capek ya? Tamu kita banyak banget tadi. Padahal cuma keluarga dan orang deket aja". Lelaki itu kini menaiki kasur yang Zara tiduri. Menduduki sisi satunya.
Ia tak kalah gugup.
"I... Iya" Kenapa jantung Zara berdetak amat keras. Bahkan terdengar sampai telinga.
Alex mematikan lampu, dan menyalakan lampu tidur. Zara benar, mereka harus tidur sekarang. Badan mereka lelah karena seharian ini menemui tamu undangan.
Zara merasa ada lengan yang melingkar di pinggangnya. Jantungnya meronta. Otak Zara bahkan berkelana kemana mana.
Alex menatap Zara yang berada tepat di depannya. Membisikkan sesuatu di samping telinga perempuan itu "Good night, honey." . Lalu mencium bibir isterinya beberapa detik. Ciuman pertama mereka.
Mungkin, mereka akan melanjutkanya besok pagi. Tanpa harus siapapun mengetahui. Yang jelas, Alex sudah tak sabar menunggu besok.
Doa yang mereka panjatkan kepada Tuhan telah terkabul.
SUDAH SELESAAIIII.
LANJUT? GA BOLEH DONG! INI PRIVASI MEREKA, BIAR MEREKA AJA YANG TAU. WKWK
JADI, CUKUP YA CERITA INI SAMPAI DI SINI AJA. KARENA AKU JUGA BAKAL NGELANJUTIN CERITA ATHARI.
JANGAN LUPA BACA! YANG PASTI GAK KALAH SERU OKEEEEY
KAMU SEDANG MEMBACA
God,I Like Him [COMPLETED]
Teen FictionJika aku berkata, 'aku mencintaimu'. Cukup klise jika kamu menjadikan ini bertepuk sebelah tangan.